Mohon tunggu...
Ade irmayuliana
Ade irmayuliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berkreasi dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guru Dunia Akhirat

22 November 2023   18:35 Diperbarui: 22 November 2023   18:35 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tiga jenis guru dalam konteks pendidikan

1. Guru Tangtu, Orang tua sebagai guru utama dalam kehidupan, memberikan dasar-dasar pengetahuan, moral, dan nilai-nilai kepada anak-anak. Mereka menjadi model pertama dalam pendidikan karakter dan perilaku.

2. Guru Bantu Di sini, guru di sekolah atau dosen di perguruan tinggi membantu mengisi celah pengetahuan dan pengalaman ketika orang tua tidak mampu memberikan hal tersebut. Mereka mengambil peran penting dalam menyampaikan pengetahuan, membentuk keterampilan, dan membimbing peserta didik dalam proses pendidikan formal.

3. Guru Khusus adalah figur yang membimbing individu untuk bisa lebih dekat kepada Allah SWT. Guru khusus bisa mencakup tokoh agama, Mursyid, atau mentor spiritual yang membantu seseorang memahami nilai-nilai spiritual dan praktik keagamaan.

Menghormati dan memuliakan peran ketiga guru tersebut adalah suatu kewajiban yang mengandung nilai-nilai etika dan keagamaan. Hal ini membentuk dasar dari penghormatan terhadap ilmu pengetahuan, pembelajaran, dan nilai-nilai moral.

Kedudukan Guru dalam perspektif Agama
Guru memiliki kedudukan yang tinggi sebanding dengan kedudukan rasul, guru yang bisa disejajarkan dengan rasul yaitu guru memiliki kemuliaan akhlaknya.
Kedudukan dan Profesi Guru dalam Islam
Dilansir dari buku Modernisasi Pendidikan Agama Islam oleh Dr. Zubairi, M. Pd., profesi guru dalam Islam dianggap begitu mulia dan sangat dihargai kedudukannya. Seorang guru memiliki tempat dan derajat yang tinggi, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat kelak.

Kedudukan guru dalam Islam telah diterangan dalam Al-Qur'an surat Al-Mujadilah ayat 11, Allah SWT berfirman:

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Mujadilah: 11).
 Melalui firman Allah SWT dan sabda Rasulullah SAW tersebut telah ditunjukkan betapa tingginya kedudukan dan profesi guru dalam Islam karena memiliki ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan disebarkan ke orang lain.
Dalam ajaran Islam, ilmu yang bermanfaat termasuk amalan yang tidak terputus pahalanya, sebagaimana dalam hadits dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

"Jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya." (HR Bukhari dan Muslim).

Seorang guru tentu akan mendapatkan pahala yang terus mengalir selagi ilmu tersebut masih digunakan oleh para murid-muridnya

Kedudukan Guru dalam Perspektif Undang-undang

Pendidik Profesional Guru dilihat sebagai pendidik profesional yang bertanggung jawab tidak hanya pada peningkatan mutu pendidikan, tetapi juga dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, memadai, dan inklusif bagi peserta didik.

Tanggung Jawab Terhadap Martabat Guru memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan martabat diri sendiri, peserta didik, dan juga kontribusi terhadap kemajuan bangsa dan negara melalui pendidikan yang berkualitas.

Tugas Pokok Guru

Profesionalisme: Guru memiliki tanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan, menilai, membimbing, dan melatih peserta didik dalam proses pembelajaran. Ini bukan hanya tentang menyampaikan materi, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan mereka.

Kemanusiaan: Selain pembelajaran akademis, guru juga memiliki tugas untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia, peduli, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi dirinya sendiri serta lingkungan sekitarnya.

Kemasyarakatan: Guru juga merupakan bagian dari masyarakat. Mereka harus menjadi contoh yang baik, memberikan kontribusi positif, dan membimbing masyarakat dalam menjalankan nilai-nilai moral dan etika.

Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari:

Contoh Nyata : Menggunakan contoh kasus atau cerita inspiratif yang menunjukkan dampak positif dari peran seorang guru, baik dari segi akademis maupun pembentukan karakter.

Diskusi Reflektif : Mendorong audiens untuk merenungkan peran guru dalam kehidupan mereka, mengingat pengalaman pribadi, atau mengevaluasi bagaimana guru telah membentuk nilai-nilai dalam diri mereka.

Penekanan pada Akhlak: Menekankan bahwa kedudukan dan penghargaan terhadap guru tidak hanya bergantung pada ilmu yang dimiliki, tetapi lebih kepada akhlak dan karakter yang mereka tunjukkan dalam interaksi sehari-hari.

Dalam keseluruhan artikel ini, menggabungkan aspek agama, hukum, dan aplikasi praktis membantu memahami peran serta kedudukan yang sangat penting dari seorang guru dalam pendidikan dan pembentukan masyarakat semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi kita semua terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun