Mohon tunggu...
Ade Rahman
Ade Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

salam persatuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN BTV UNEJ: Inovasi Produk dari Ampas Tebu Menjadi Media Tanam Hidroponik

15 September 2021   22:35 Diperbarui: 15 September 2021   22:40 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DPL: Dr. Nita Kuswardhani S. Tp . M. Eng | Oleh: Ade Rahman

Banyuwangi dikenal sebagai kota budaya dan pariwisata. Ikon ini menjadi salah satu pendukung bagi warga asli maupun pendatang untuk membuka bisnis/usahanya di Banyuwangi. 

Desa Gambiran merupakan salah satu desa yang terletak jauh dari pusat kota Banyuwangi yang dimana sebagian dari masyarakatnya berprofesi sebagai pedagang. 

Desa Gambiran ini terbagi menjadi 4 Dusun diantaranya Dusun Krajan 1, Dusun Krajan 2, Dusun Lidah, dan Dusun Setembel. Penulis melihat potensi bisnis UMKM yang berada di Dusun Lidah Desa Gambiran yaitu UMKM Es Tebu dengan pemilik usaha Pak Parmuji.


Wabah Virus Corona memang sangat berdampak terhadap bisnis UMKM tak terkecuali UMKM milik Pak Parmuji. Dalam menanggapi permasalahan ini, "KKN Back To Village"Universitas Jember memberikan solusi dengan menawarkan tema "Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19".

Setelah melakukan observasi kepada pemilik UMKM Es Tebu, penulis ingin melakukan pendampingan edukasi kepada Pak Parmuji untuk tetap dapat menjalankan usahanya selama pandemi dengan pengembangan produk melalui inovasi dari ampas tebu yaitu membuat media tanam dari limbah tebu dan menjadi bermanfaat bagi masyarakat. 

Media tanam adalah suatu media atau tempat yang dapat digunakan oleh akar tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang. 

Media tanam yang umumnya diketahui adalah tanah. Tanah dapat menjadi media tumbuh bagi segala jenis tanaman khususnya yang tumbuh di darat. Kendati demikian, tanah tidak dapat memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman secara keseluruhan. Selain itu, juga mampu menyimpan air dan unsur hara secara baik, mempunyai aerase yang baik, tidak menjadi sumber penyakit serta mudah didapat dengan harga yang relatif murah.

Ampas tebu (bagasse) merupakan sisa bagian batang tebu dalam proses ekstraksi tebu yang memiliki kadar air berkisar 46-52%, kadar serat 43-52% dan padatan terlarut sekitar 2- 6%. 

Komposisi kimia ampas tebu meliputi: zat arang atau karbon (C) 23,7%, hidrogen (H) 2%, oksigen (O) 20%, air (H2O) 50% dan gula 3%. Pada prinsipnya serat ampas tebu terdiri dari selulosa, pentosan dan lignin. Komposisi ketiga komponen bisa bervariasi pada varietas tebu yang berbeda. Pemanfaatan ampas tebu sebagai bahan organik dapat berpotensi untuk menjadi media tanam yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

Desa Gambiran berpotensi untuk membuat media tanam ini dikarenakan Desa ini memiliki home industry salah satunya pada usaha Bapak Parmuji minuman tebu cup yang setiap harinya menghasilkan limbah ampas tebu yang sangat banyak. Media tanam dari ampas tebu ini diharapkan dapat memberikan added value terhadap ampas tebu yang ada di Desa Gambiran. 

Hal ini dikarenakan media tanam ini memiliki unsur hara kompleks yang dibutuhkan oleh tanaman. 

Penggunaan media tanam ini juga dapat memberikan gambaran bagi masyarakat untuk mengolahnya menjadi bahan yang bernilai tambah lainnya seperti pembutan pupuk organik dan lain sebagainya. 

Pada kesempatan ini penulis memeliki program kerja selama 30 hari yaitu pada minggu pertama adalah melakukan Observasi dan analisa masalah selanjutnya penyampaian program kerja dan kemudian sosialisasi dan pembekalan pentingnya inovasi pengembangan produk dari ampas tebu.

Gambar 2 penyampaian program kerja/dokpri
Gambar 2 penyampaian program kerja/dokpri
Pada minggu kedua program kerja yang saya lakukan adalah pengolahan/pengolahan limbah tebu tersebut menjadi media tanam. Pada pengolahan limbah tebu yang saya lakukan adalah dengan langkah awal yang harus dilakukan adalah Pengecilan ukuran ampas tebu lalu Limbah ampas tebu dijemur dengan menggunakan panas matahari hingga kering selanjutnya pencampuran media tanam.

Gambar 3 pemotongan limbah menjadi lebih kecil/dokpri
Gambar 3 pemotongan limbah menjadi lebih kecil/dokpri


Gambar 4 penjemuran limbah tebu/dokpri
Gambar 4 penjemuran limbah tebu/dokpri


Gambar 5 produk setelah jadi siap untuk digunakan/dokpri
Gambar 5 produk setelah jadi siap untuk digunakan/dokpri


Gambar 6 hasil dari penanaman menggunakan media tanam dari limbah tebu/dokpri
Gambar 6 hasil dari penanaman menggunakan media tanam dari limbah tebu/dokpri


Selanjutnya pada minggu ketiga program kerja yang saya lakukan adalah penyuluhan tentang media tanam dari limbah tebu kepada sasaran.

Gambar 7 penyuluhan media tanam menggunakan zoom/dokpri
Gambar 7 penyuluhan media tanam menggunakan zoom/dokpri
Dan pada minggu terakhir adalah evaluasi program kerja yang telah dilakukan selanjutnya penyusunan laporan dan membuat video akhir. Terkait dengan program kerja yang penulis laksanakan selama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village III di Desa Gambiran, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi semoga bermanfaat mengurangi limbah tebu yang terbengkalai dan dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk dijadikan media tanam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun