Masjidil Aqsha sendiri berdiri di dalam kompleks yang sama. Bangunannya lebih sederhana dari Doom of Rock dan berkubah hijau. Ini adalah masjid para Nabi yang pertama kali dibangun oleh Nabi Adam As setelah beliau membangun Masjidil Haram. Tapi seiring waktu, masjid ini hancur dan kemudian dibangun kembali oleh Nabi Daud As dan Nabi Sulaiman As. Di masjid ini pula Rasulullah Saw menerima perintah salat dari Allah Swt, subhanallah.
Haikal Sulaiman di Tembok Ratapan
Kompleks Masjidil Aqsha itu sendiri dibentengi oleh tembok memanjang yang salah satu sisinya di sebut Tembok Ratapan. Setiap hari, ribuan umat Yahudi dari seluruh dunia, datang memanjatkan doa di tempat ini. Bahkan ada yang mengatakan kalau facebook terinspirasi dari tembok ini mengingat pendirinya, Mark Zuckerberg adalah seorang Yahudi. Bagi umat Yahudi yang tidak dapat berdoa secara langsung di tembok ini dapat mengirimkan doa yang ditulis dalam sebuah kertas lalu diselipkan di celah-celah dinding yang disebut kvtelach.
Orang Yahudi meyakini kalau tembok ini adalah reruntuhan dari Haikal Sulaiman dan mereka selalu berusaha menghancurkan Masjidil Aqsha yang berada di balik tembok ini. Hal inilah yang terus menjadi perjuangan umat Islam di dunia, terutama yang bermukim di Palestina.
Setelah mampir ke Gereja Navitivy, tempat suci umat Kristen, saya juga berkesempatan berziarah ke makam seorang ikon sufi perempuan yang saya kagumi, Rabiah al-Adawiyah. Makam ahli tasawuf ini terletak di Bukit Tur, Yerussalem yang selalu dikunjungi banyak peziarah. Selain makam di Bukit Tur, masyarakat Irak juga mengklaim kalau makam Rabiah juga berada di Bashrah, tempat kelahirannya.
Masih di Yerussalem, terdapat makam sahabat Rasulullah Saw, Salman al Farisi. Beliau adalah pengatur strategi perang yang cerdas dengan siasat penggalian parit pada perang Khandaq. Ini benar-benar merupakan perjalanan terbaik yang memberi banyak hikmah buat saya. Semoga saya bisa datang ke kota para Nabi ini lagi. Amiin...