Mohon tunggu...
Ade Nur Saadah
Ade Nur Saadah Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan Jurnalis Lifestyle

Wife & Mom

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jejak Nabi di Kota Tua Bosra, Syria

27 Desember 2015   14:55 Diperbarui: 27 Desember 2015   16:49 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota yang tercatat sebagai situs warisan dunia Unesco ini tidak hanya memiliki gedung teater tertua di dunia tapi juga jejak Rasulullah ketika berniaga ke negeri ini, negeri yang dulu dikenal dengan nama Syam.

Menempuh perjalanan 2 jam dari pusat kota Damaskus, Suriah, terhampar sebuah situs yang menjadi saksi peradaban dunia. Ribuan tahun yang lalu, kota ini dikenal sebagai pusat perdagangan utama di Semenanjung Arab. Rasulullah Saw termasuk salah seorang pedagang yang berniaga di kota yang dulu dikenal dengan nama Syam.

Setelah Palmyra, Bosra adalah situs peninggalan terpenting dari kejayaan Romawi dan Yunani. Di tempat ini, saya menyaksikan banyak jejak sejarah yang membuat saya tidak putus-putusnya mengucap Masyaallah. Tidak ada kata lain yang bisa menggambarkan betapa besarnya kuasa Allah atas bukti sejarah yang masih kokoh berdiri ini.

Gerbang memasuki kota tua Bosra (foto : Ade Nur Sa'adah)

Keterangan tentang Bosra terungkap dari sebuah prasasti yang diperkirakan ditulis pada kisaran abad 14 Sebelum Masehi. Tulisan di prasasti itu menjelaskan tentang keberadaan kafilah yang terkenal pada masa itu dengan sebutan Akadia, Amoria, Nabatia dan Ghasani. Kafilah Nabatia itu sendiri adalah kaum yang membangun Petra pada abad 4 Sebelum Masehi.

Gereja Pendeta Buhaira (foto : Ade Nur Sa'adah)

Menjelajah kawasan kota Bosra,tak ubahnya seperti memasuki mesin waktu yang mengantarkan saya ke masa ribuan tahun silam. Selain terdapat kompleks perumahan yang sebagian berupa puing, tampak gereja Pendeta Buhaira yang masih berdiri kokoh. Buhaira adalah seorang mantan Yahudi yang kemudian menjadi Rahib Kristen Nestorian dan seorang ahli kitab. Dialah orang pertama yang melihat tanda kenabian Rasulullah Saw, ketika Rasulullah Saw datang ke Syam bersama pamannya Abu Thalib. Waktu itu usia Rasulullah Saw masih 13 tahun.

Tak jauh dari gereja pendeta Buhaira terdapat situs yang dipercaya sebagai tempat Rasulullah Saw menambatkan untanya. Situs itu masih terawat dengan baik. 

Di sinilah Rasulullah Saw menambatkan untanya (foto : Ade Nur Sa'adah)

Teater Bosra Yang Mengagumkan

Selain jejak Rasulullah Saw, di Bosra juga terdapat gedung teater yang dibangun bangsa Romawi. Tempat ini merupakan gedung teater terbesar yang dibangun bangsa Romawi pada masa kejayaannya di abad ke-2 Masehi.

Teater Bosra berbentuk setengah lingkaran yang berdiameter lebih dari 100 meter dengan kapasitas 15 ribu penonton. Terdapat tiga tingkat untuk penonton dimana tingkat pertama terdiri atas 14 tribun, tingkat kedua 18 tribun dan tingkat ketiga 5 tribun. Pada setiap tingkatnya dibatasi oleh dinding batu.

Pada backstagenya terdapat ruang rias dan kamar khusus untuk para pengisi acaranya. Yang paling mengagumkan dari gedung teater ini adalah sistem akustiknya yang luar biasa. Penonton bisa mendengar suara para aktris dan aktor meski dalam radius ratusan meter. Awesome!

Gedung teater Bosra (foto: Ade Nur Sa'adah)

Tribun penonton di teater Bosra (foto: Ade Nur Sa'adah)

Pada masa kejayaannya, tataan kota Bosra berbentuk lingkaran namun kota ini sempat porak poranda akibat gempa bumi yang terjadi pada abad 11 Masehi. Kota ini juga sempat dihancurkan bangsa Mongol pada tahun 1261 Masehi dan kembali hancur diterpa gempa bumi pada abad 14 Masehi. Kini, kota yang penuh sejarah ini menjadi tinggal catatan sejarah akibat kebiadaban ISIS.

Backstage gedung teater Bosra (foto : Ade Nur Sa'adah)

penduduk asli kota Bosra (foto : Ade Nur Sa'adah)

Deretan kafe di Bosra (foto : Ade Nur Sa'adah)

Saya di depan tembok Bosra

*Keterangan Gambar Utama: Kota Tua Bosra (foto : Ade Nur Sa'adah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun