Tampak seorang pegawai duduk lesu di sebuah meja yang di atasnya terletak buku daftar pengunjung, tak ubahnya meja penerimaan pasien di Puskesmas. Sama sekali tidak mengesankan modern seperti yang diberitakan media online itu. Rak penitipan barang dan tas juga kosong yang menandakan bahwa tidak ada pengunjung yang datang, selain kami berdua dan tiga orang anak sekolah tadi.
Suasana ruangan yang luas tapi kosong itu sama sekali tidak merepsentasikan sebagai sebuah perpustakaan yang diresmikan oleh seorang walikota. Pegawai yang bertugas di bagian perpustakaan ini selain tidak memiliki inisiatif juga tidak memiliki passion di bidang kepustakaan. Mereka hanya duduk santai sambil bermain gadget dan tidak ada satupun yang tergerak merapikan buku-buku yang berantakan. Dari sekali pandang saja, saya bisa menaksir kalau jumlah buku tersebut tidak ada separuhnya dari jumlah koleksi buku di perpustakaan sekolah anak saya, bahkan di taman bacaan kami yang sederhana.
[caption id="attachment_419028" align="aligncenter" width="560" caption="Rak buku yang kebanyakan kosong semakin membuat geregetan (dokumen pribadi)"]
![1432174027643195094](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1432174027643195094.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
[caption id="attachment_419031" align="aligncenter" width="554" caption="Buku-buku yang tidak ditata bikin geregetan (dok.pribadi)"]
![14321742581476616675](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14321742581476616675.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
Sempat terpikir, apakah Bapak Walikota yang meresmikan perpustakaan ini pernah meluangkan waktunya untuk mampir dan membaca di perpustakaan yang hanya berjarak beberapa langkah saja dari kantornya ini ? Apakah dia berpikir, bahwa tugasnya hanya sekadar meresmikan saja, selebihnya sudah bukan urusannya lagi?
[caption id="attachment_419032" align="aligncenter" width="496" caption="Walikota Depok saat meresmikan Perpustakaan Kota Depok "]
![1432174349847853813](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1432174349847853813.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
Terbayang, apakah senyum Pak Walikota akan sesumringah seperti foto di atas kalau dia melihat bagaimana kondisi perpustakaan itu hanya berselang 3 minggu setelah dia resmikan? Bahkan, perpustakaan yang ada di Terminal Depok dan dikelola oleh seorang mantan preman terminal itu jauh lebih baik dari perpustakaan yang pengelolaannya menggunakan dana APBD ini.
Masak kalah sih, sama mantan preman... Malu, dong ah!