Mohon tunggu...
Ade Nur Saadah
Ade Nur Saadah Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan Jurnalis Lifestyle

Wife & Mom

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Wajah Memilukan Perpustakaan Kota Depok

21 Mei 2015   02:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:46 2286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_366877" align="aligncenter" width="500" caption="Perpustakaan Kota Depok (depokpost.com)"][/caption]

Perpustakaan tidak hanya membutuhkan fasilitas mewah maupun sokongan dana, tapi cinta dan peduli. Perpustakaan Kota Depok, salah satu contoh perpustakaan yang tidak dikelola dengan baik.

Tiada hal yang membuat saya bahagia ketika membaca berita tentang diresmikannya Perpustakaan Umum di kota tempat saya bermukim, Depok. Sudah terbayang, bagaimana saya kelak bisa membawa kedua putri saya menghabiskan waktu di perpustakaan ini. Apalagi, lokasinya yang berada di kompleks Kantor Walikota Depok, cukup strategis untuk warga Depok sekitarnya, termasuk saya. Cukup sekali naik angkot, sudah sampai ke Perpustakaan yang terletak hanya selemparan batu dari Terminal Depok, Stasiun Depok Baru dan pusat perbelanjaan ITC Depok dan Plaza Depok.

[caption id="attachment_366878" align="aligncenter" width="560" caption="Suasana perpustakaan yang lengang tanpa pengunjung (dok. pribadi)"]

14321475972068098748
14321475972068098748
[/caption]

Dari berita yang saya baca di media online, bangunan perpustakaan yang diresmikan oleh Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail, Senin, 27 April 2015 itu terdiri dari 3 lantai, dimana lantai 1 berupa hall pameran dan ruang serbaguna. Terdapat pula ruang untuk lansia dan ruang balita. Sementara di lantai 2 terdapat ruang informasi, ruang baca umum, ruang baca anak dan layanan multimedia. Ruang perpustakaan sendiri terletak di lantai 3 bersama dengan ruang diskusi dan teater.

Rasa penasaran dengan berita yang saya baca tersebut akhirnya mengantarkan saya ke perpustakaan yang berlokasi di gedung berlantai tiga nan wah itu. Saya sengaja mengajak putri sulung saya yang sudah 5 tahun mengelola taman bacaan gratis di rumah kami. Ekspektasi kami berdua, kalaupun perpustakaan tersebut tidak selengkap Perpustakaan Diknas di kantor Kemendiknas, maupun sekeren perpustakaan Freedom Institute dan perpustakaan di kampus UI, paling tidak, nyamanlah buat kami yang ingin menambah wawasan dengan koleksi bukunya yang katanya mencapai 19.250 buku dengan 11.855 judul buku. Tapi ternyata, semua ekspektasi itu ibarat jauh panggang dari api. Ibarat langit dan bumi dengan semua perpustakaan yang pernah saya sambangi selama ini.

[caption id="attachment_419030" align="aligncenter" width="560" caption="Inilah kondisi buku-buku di Perpustakaan Depok (dok. Pribadi)"]

1432174147721392474
1432174147721392474
[/caption]

Bikin Geregetan

Sejak awal memasuki gedung berlantai 3 ini, sebenarnya perasaan saya sudah merasa tidak enak. Lobinya lengang, sementara jejeran rak kosong tertata tidak beraturan di salah satu sisi ruangan. Tampak beberapa anak berseragam putih abu-abu keluar dari lift disertai seorang PNS.

Pegawai perempuan itu pula yang mengarahkan kami menaiki lift karena perpustakaan umum terletak di lantai 3. Kami semakin semangat dan berharap bisa menemukan oase kota Depok di tempat ini.Tapi, harapan tinggallah harapan. Lantai 3 yang dimaksud itu, hanyalah sebuah ruangan yang sama sekali tidak mengesankan sebuah perpustakaan.

[caption id="attachment_419026" align="aligncenter" width="560" caption="Buku-buku yang dibiarkan berserakan dan tidak beraturan (dokumen pribadi)"]

14321739151618066271
14321739151618066271
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun