Dalam membuat konten video tiktok sebenarnya bisa berdampak positif seperti untuk membangun rasa kepercayaan diri seseorang atau bisa sebagai sarana pengembangan passion seseorang. Namun bila hal ini tidak bisa dikontrol pada jalur yang seharusnya hal ini bisa menimbulkan hal negatif juga pada remaja tersebut contohnya adalah lupa akan waktu serta timbulnya sifat narsisme yang berlebihan. Dalam hal ini orang tua atau orang terdekat remaja tersebut berperan sebagai kontrol dari remaja tersebut agar tidak lewat dari jalurnya.Â
Di kesempatan yang sama tim kami juga berhasil mewawancarai orang tua dari remaja tersebut yang mengatakan kalau perubahan yang terjadi kepada anaknya setelah tahu anaknya menggunakan aplikasi tiktok adalah menjadi lebih percaya diri serta terlihat passionate. Tidak hanya itu beliau juga menambahkan kalau anaknya jadi lebih sering dan tidak malu-malu kalau dijadikan objek foto serta menjadi lupa waktu kalau sedang membuat konten.Â
"yang paling terasa sih Fakhira jadi lebih percaya diri dan keliatan passionate gitu"
"kalau sekarang ibu merasanya Fakhira jadi ga malu-malu untuk dijadikan objek foto sama kadang kalo udah ngerjain video-videonya jadi suka lupa waktu" ujar orang tua remaja tersebut.Â
Melihat hal ini aplikasi tiktok seperti menjadi pisau bermata dua dalam membentuk kepribadian seorang remaja. Apabila kegiatan ini bisa diarahkan serta dikontrol bukan tidak mungkin aplikasi tiktok ini bisa menjadi wadah pengembangan diri bagi remaja. Tapi jika hal tersebut tidak dapat dikontrol dengan baik maka itu akan berdampak buruk bagi kepribadian remaja pengguna aplikasi tiktok.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H