Mohon tunggu...
Rabiyatul Adawiyah
Rabiyatul Adawiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Mahasiswa Yang Gemar Rebahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sholawatan Bukan Dangdutan

9 Desember 2023   18:00 Diperbarui: 9 Desember 2023   18:06 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zaman sekarang anak muda yang gemar dan hadir dalam sholawat mungkin banyak, apalagi dengan adanya para vocalis vocalis hadrah yang wajahnya tampan dan rupawan disertai suaranya yang khas seperti gus Azmi, mas Danu dan cak Fandy  yang dapat memporak porandakan hati ciwi-ciwi masa kini. Akan tetapi anak muda yang memiliki niat ngalap barokah atau bertabarruk kepada Nabi Muhammad SAW mungkin masih sekitar 10%. Mengapa? Karena mereka tidak memahami makna sholawat yang sebenarnya, mereka berangkat sholawat dengan niatan ajang pamer di medsos, foto selfi-selfi agar terlihat sholehah tak lupa di posting mulai dari story WhatsApp, Facebook, Instaggram juga Tik Tok.

Akhir-akhir ini juga banyak beredar video sholawat yang tidak beradab, mulai dari hadrah yang mengaransemen layaknya dangdut di tambah dengan lampu sorot warna warni layaknya lampu diskotik. Sempat aku menonton video Habib Syekh marah-marah pada salah satu hadrah yang membawakan lagu "Ya Nafsuti" di remix, beliau berkata apabila ada yang membawakan lagu tersebut dengan versi koplo maka akan di coret dari Ahbabul Mustofa. Aku juga merasa tidak habis pikir mengenai hal tersebut, bisa-bisanya sholawatan di samakan dengan dangdutan. Haduhhh terkadang dunia banyak bercanda nya.

Adapula kasus jama'ah yang keterlaluan berjoget dalam majelis, mulai dari kepala diputar-putar, goyangan tangan disertai badan yang berlebihan bahkan mereka berjoget layaknya lihat konser Via Vallen. Mereka ini niat sholawatan apa dangdutan, pikirku. Padahal dengan kita ikutan membaca sholawat saja sudah cukup, atau hanya sebatas badan mengayun-ngayun seperti padi terkena angin akibat terlalu menghayati sholawat tersebut saja sudah cukup. Aku merasa bahwa kesucian sholawat sudah dikotori oleh jama'ah yang mengaku cinta sholawat dengan tingkah mereka yang berjoget layaknya lagu dangdut yang ia dengar, bukan sholawat lagi.

 Apakah kecintaan itu dapat diungkapkan lewat jogetanmu? Apakah pantas kamu mendapat syafaat nabi kelak melalui goyanganmu? Dan apakah Nabi Muhammad sudi untuk hadir dalam majelis yang kotor dengan tingkah lakumu itu?. Kiranya itu semua adalah pertanyaan-pertanyaan yang terpendam dalam isi kepalaku. Padahal secara terang-terangan para habib melarang untuk joget dalam sholawatan, seperti Habib Syeikh.

Selain perihal joget, ada juga mengenai para syekher mania yang membawa bendera besar untuk dikibarkan saat sholawat, tidak salah jikalau mereka membawa bendera, yang menjadi permasalahan adalah ketika mereka maju ke depan dengan membawa bendera nya. Akibat dari perbuatan mereka adalah para jama'ah yang berada di belakang merasa terganggu dan terhalang oleh para pembawa bendera tersebut. Apalagi saat mahallul qiyam biasanya jama'ah akan berbondong bondong maju ke depan panggung, begitu juga para pembawa bendera yang terkadang menerobos masuk dalam lingkup jama'ah putri.

Sholawatan seharusnya membuat hati kita adem, tenang , tentram dan damai. Akan tetapi jika sholawatan dengan model seperti yang saya tulis di atas maka akan menjadi sholawat yang penuh akan ketakutan, ketakutan terhadap apa? Terhadap para tingkah laku jama'ah yang hadir.

Sholawat merupakan suatu bentuk kecintaan dan kerinduan kita terhadap Nabi Muhammad, Menurut dawuh Gus Iqdam, yakni seorang gus viral dari Sabilut Taubah bahwa orang yang ahli bersholawat adalah dekengan pusat. Dapat kita artikan bahwa barang siapa yang suka membaca sholawat maka insyaallah segala sesuatu nya akan dipermudah oleh Allah, baik urusan pendidikan, hutang piutang, bahkan dalam hal percintaan pun akan menjadi gampang. Dalam hadits shohih riwayat Muslim no. 408 diterangkan bahwa Allah bersholawat kepada mereka yang bersholawat kepada nabi Muhammad SAW.

Pembacaan sholawat sendiri masih menjadi perdebatan antara ulama' ada yang mengatakan bahwa sholawat itu bid'ah bahkan ada yang mengatakan bahwa sholawat itu wajib. Akan tetapi dengan adanya studi kritik hadist yang mana beberapa hadist dikumpulkan dan dikaji mulai dari periwayat, sanad juga matan. Dengan menggunakan metode perbandingan. Dan dapat diputuskan bahwa sholawat memang perintah langsung dari Allah SWT, agar kita semua selamat dunia dan akhirat.

Oleh karena itu saya berharap acara sholawatan tetap dilestarikan dan dikembangkan oleh umat islam, juga semoga para remaja remaja sholawat memahami makna sholawat yang sebenarnya, dan semoga tidak ada lagi kasus dangdutan dalam sholawat. Semoga kita semua menjadi orang yang ahli sholawat, yang cinta dan rindu akan nabi Muhammad SAW. Dan semoga kelak kita mendapat syafaat nya di hari kiamat. Amiinn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun