Dalam dunia kimia, konsep asam dan basa merupakan dua pilar penting yang membantu kita memahami sifat dan interaksi zat-zat kimia dalam berbagai situasi. Pada kehidupan sehari-hari, ada banyak zat yang bisa kita temui. Setiap zat tersebut bisa bersifat asam atau basa.
Asam adalah zat kimia yang cenderung melepaskan ion hidrogen (H+) saat dilarutkan dalam air. Sifat khas asam termasuk rasa asam, kemampuan untuk merusak logam, dan memisahkan warna biru dari kertas lakmus menjadi merah. Beberapa contoh asam meliputi asam klorida (HCl) dalam lambung kita, serta asam sitrat dalam berbagai buah. Asam dibagi menjadi 2 jenis yaitu :Â
A. Asam lemah : asam yang mengalami ionisasi sebagai dimair. memiliki derajat ionisasi 0 < a < 1. larutan dengan pH di bawah tujuh dan di atas tiga. Tidak seperti asam lemah, asam kuat tidak terionisasi secara sempurna dalam air.
contoh :
1. Asam oksalat (HO2C2O2H)
2. Asam sulfat (H2SO4)
3. Asam askorbat (H2C6H6O6)
4. Asam fosfat (H3PO4)
5. Asam fluoride (HF)
6. Asam karbonat (H2CO3)
7. Asam borat (H3BO3)
8. Asam metanoat (HCO2H)
9. Asam benzoat (C6H5COOH)
10. Hidrogen peroksida (H2O2)
11. Asam asetat (CH3COOH)
12. Asam hipoklorit (HClO)
13. Asam format (HCOOH)
14. Asam sianida (HCN)
B. Asam kuat : mengalami ionisasi sempurna dalam air. memiliki derajat ionisasi (a) = 1. larutan dengan pH rendah yang terionisasi secara sempurna dalam air. Asam kuat memiliki pH di bawah tiga, hingga kadar keasamannya sangat tinggi.
contoh :Â
1. Asam klorida (HCl)
2. Asam nitrat (HNO3)
3. Asam sulfat (H2SO4)
4. Asam klorat (HClO3)
5. Asam perklorat (HClO4)
6. Asam bromida (HBr)
7. Asam hidrogen iodida (HI)
Basa, di sisi lain, adalah zat yang cenderung menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam larutan air. Basa sering kali memiliki rasa pahit, merasa licin saat disentuh, dan dapat mengubah warna kertas lakmus dari merah menjadi biru. Contoh basa termasuk natrium hidroksida (NaOH) dan amonia (NH3).
A. Basa lemah : mengalami ionisasisebagian dalam air. memiliki derajat ionisasi 0 < a < 1. larutan basa yang tidak terionisasi secara sempurna di dalam air. Basa lemah memiliki pH sekitar delapan hingga 11.
contoh :
1. Amonia (NH3)
2. Amonium hidroksida (NH4OH)
3. Besi (II) hidroksida (Fe(OH)2)
4. Tembaga (II) hidroksida (Cu(OH)2)
5. Etilamin hidroksida (C2H5NH3OH)
6. Metilamin hidroksida (CH3NH3OH)
7. Natrium bikarbonat (NaHCO3)
8. Timbal (II) hidroksida (Pb(OH)2)
9. Seng hidroksida (Zn(OH)2)
B. Basa kuat : mengalami ionisasi sempurna dalam air. memiliki derajat ionisasi (a) = 1. Ketika larut dalam air, setiap molekul basa kuat akan melepaskan ion hidroksida (OH-). Basa kuat memiliki pH yang tinggi, biasanya lebih besar dari 11.
contoh :
1. Natrium hidroksida (NaOH)
2. Litium hidroksida (LiOH)
3. Kalium hidroksida (KOH)
4. Kalsium hidroksida (Ca(OH2))
5. Barium hidroksida (Ba(OH2))
6. Rubidium hidroksida (RbOH)
7. Sesium hidroksida (CsOH)
8. Stronsium hidroksida (CsOH)
Untuk mengetahui sifat zat, apakah asam atau basa membutuhkan alat bernama indikator asam basa?
Ada beragam jenis indikator asam basa yang biasanya digunakan di laboratorium kimia, diantaranya adalah lakmus, indikator universal, larutan indikator ( seperti fenolftalein, metil merah, brom timol biru), dan indikator alam.Indikator alam merupakan jenis indikator 1-10 yang dibuat dari tumbuhan, baik dari bagian daun, bunga, buah, dan batang. Berbagai jenis tumbuhan yang telah dimanfaatkan menjadi indikator alam diantaranya adalah bunga sepatu, bougenvil, kunyit, rosella, dan kubis ungu. Salah satu jenis tumbuhan yang berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi indikator asam basa adalah karamunting.
Untuk mengukur seberapa asam atau basa suatu larutan, kita menggunakan skala pH. Skala ini berkisar dari 0 hingga 14, di mana 7 adalah titik netral. Angka pH kurang dari 7 menunjukkan sifat asam, semakin rendah angka pH, semakin kuat sifat asamnya. Sebaliknya, angka pH lebih dari 7 menunjukkan sifat basa, semakin tinggi angka pH, semakin kuat sifat basanya. Nilai pH di 7 menunjukkan netral. Â
Larutan uji berguna untuk membuktikan perubahan warna dari indikator bahan alam. Larutan uji ini dibuat dari dua larutan yaitu HCl dan NaOH. Larutan dengan pH 1 – 6 dibuat dari larutan HCl, pH 7 dari air aqua, dan pH 8 – 14 dibuat dari larutan NaOH.Â
Tanaman tanaman tertentu dapat dijadikan alami sebab kandungan zat warna nya dapat bereaksi dengan asam atau basa sehingga tanaman dapat berubah warna, Contoh nya  : bawang merah,bawang putih,dan kunyit ( bahan ini dapat dijadikan indikator alami sebab kandungan antasianin yang berasal dari pigmen warna merah - ungu pada suatu tanaman dapat bereaksi dengan asam basa dan merubah warna (kandungan zat warna pada tanaman sensitif terhadap pH). Sementara itu ada beberapa tanaman yang tidak dapat dijadikan indikator alami karena tanaman tidak bereakis dengan asam atau basa dan tidak dapat merubah warna, Contoh nya : jeruk,pepaya,dan lengkuas.
Tujuan: Menetukan bahan alam yang dapat digunakan sebagai indikator asam basaÂ
Alat : Wadah,sendok,dan parutan ( atau bisa menggunakan lumpang dan alu)
Bahan : Air sabun (NH4OH), Cuka (CH3COOH),dan indikator alami lainnya (bawang merah,bawang putih, kunyit,lengkuas,pepaya,dan jeruk
teori yang digunakan TEORI BRONSTED-LOWRY >>Â
 asam : zat yang bertindak seperti pemberi proton / donor H+
basa : zat yang bertindak seperti penerima proton / akseptor H+
Langkah kerja :
1. Siapkan Alat dan BahanÂ
2. Cuci barsih bahan yang digunakanÂ
3. Tumbuk bahan menggunakan lumpang dan alu ( karena tidak ada jadi saya parut saja menggunakan parutan)
4. Masukkan hasil tumbukkan ke dalam wadahÂ
5. Tambahkan air pada bahan yang masih dalam lumping dan alu lalu masukkan ke dalam wadah di 3 tempat yang berbeda (pertama : bahan alami, kedua : bahan yang telah diekstrak , ketiga : bahan yang telah di ekstrak untuk ditambahkan asam, ke empat : bahan yang telah di ekstrak untuk ditambahkan basa)
6. Beri label pada setiap percobaan
7. Tambahkan 3 tetes HCL (atau cuka (CH3COOH)) pada plat 3Â
8. Tambahkan 3 tete NaOH (atau air sabun ( NH4OH)) pada plat 4
9. Amati perubahan warna yang terjadi
10. Ulangi langkah yang sama untuk bahan yang lainnya
HASIL PENGAMATAN :
1.  Bawang merah : (warna asli : ungu muda)
(setetelah diekstrak : ungu muda , dan diekstrak kembali dengan >> (asam :ungu) dan (basa : tidak berwarna))
(termasuk indikator asam basa)
Kulit bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu limbah rumah tangga maupun limbah perindustrian yang jarang dimanfaatkan. Selain itu kulit bawang merah memiliki pigmen warna merah yang berasal dari antosianin. Pigmen tersebut dapat mengalami perubahan warna pada perubahan keasamannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ekstrak kulit bawang merah dapat digunakan sebagai indikator asam-basa berdasarkan pigmen warna yang dimiliki kulit bawang merah dan untuk mengetahui waktu maserasi optimal serta konsentrasi optimal dari ekstrak kulit bawang merah sebagai indikator asam-basa
2. Bawang putih : (warna asli : putih)
(setetelah diekstrak : putih , dan diekstrak kembali dengan >> (asam : kuning muda) dan (basa : kuning tua))
(termasuk indikator asam basa)
Kandungan kimia bawang putih yaitu minyak atsiri, flavonoid dan saponin.Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa dekomposisi, mempunyai rasa getir, beraroma wangi sesuai dengan aroma tumbuhan penghasilnya.Flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon.Kegunaan flavonoid adalah sebagai antimikroba, antivirus, antijamur. Flavonoid juga dapat digunakan sebagai inhibitor kuat pernafasan, untuk melindungi mukosa lambung dan anti oksidannya dapat digunakan untuk mengobati gangguan fungsi hati.Â
Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah dan beberapa saponin bekerja sebagai antimikroba. Allisin merupakan senyawa khas yang memberikan bau khas pada bawang putih serta memiliki aktivitas antibakteri. Allisin berbentuk cairan dan bersifat mengiritasi kulit, bila direbus atau disuling akan mengalami dekomposisi.Allisin merupakan senyawa yang tidak stabil akan adanya pengaruh panas, oksigen dan lingkungan yang basa. Pada keadaan tersebut, allisin akan berubah menjadi senyawa polisulfida, dialildisulfida (yang menimbulkan bau tidak enak)
3. Kunyit : (warna asli : kuning)Â
(setetelah diekstrak : kuning , dan diekstrak kembali dengan >> (asam : merah) dan (basa : orange muda))
(termasuk indikator asam basa)
Zat warna kurkumin menurut adalah kristal berwarna kuning orange, tidak larut dalam ether, larut dalam minyak, dalam alkali berwarna merah kecoklatan, sedangkan dalam asam berwarna kuning muda. Kurkumin memberikan perubahan warna yang jelas dan cepat yaitu kurang dari 5 detik sehingga dimungkinkan sebagai indikator. Komponen utama dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri.
4. Lengkuas : (warna asli : tidak berwarna)
(setetelah diekstrak : tidak berwarna , Â dan diekstrak kembali dengan >> (asam : tidak berwarna) dan (basa : tidak berwarna))
(tidak termasuk indikator asam basa)
 Lengkuas merah mengandung senyawa fenol yang dapat berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengekstraksi senyawa fenol dan mengidentifikasinya dengan Gas Chromatography dan Mass Spectrometry (GCMS), dengan melalui beberapa tahapan yaitu ekstraksi sampel, uji senyawa fenolik, dan identifikasi senyawa fenolik dengan GCMS.Eugenol yang terkandung dalam rimpang lengkuas diketahui mempunyai efek sebagai antijamur, salah satunya jamur Malassezia furfur sebagai penyebab panu pada kulit. masyarakat biasanya dengan cara ditumbuk dan ditempelkan pada daerah kulit yang mengalami panu. Oleh kerena itu, untuk membuat lengkuas menjadi lebih praktis dalam penggunaannya, peneliti membuat sediaan gel dari ekstrak rimpang lengkuas.
5. Pepaya : (warna asli : merah)
(setetelah diekstrak : merah , dan diekstrak kembali dengan >> (asam : merah) dan (basa : merah))
Tanaman pepaya merupakan tanaman yang memiliki manfaat dalam pengobatan yang sangat beragam karena kandungan aktif seperti flavonoid, alkaloid, karotenoid, enzim paparin, dan lain-lainnya. Buah pepaya mengandung nutrisi antioksidan seperti flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar flavonoid total dari ekstrak buah pepaya yang dikeringkan secara berbeda.
6. Jeruk : Â (warna asli : orange)
(setetelah diekstrak : orange , dan diekstrak kembali dengan >> (asam : orange) dan (basa : orange))
(tidak termasuk indikator asam basa)
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Asam sitrat biasa digunakan untuk bahan pengawet alami yang baik dan dapat juga dipakai untuk mengatur tingkat keasaman pada makanan dan minuman ringan. Asam sitrat dapat diekstraksi dari buah-buahan.
KESIMPULAN :Â
>> Â Tanaman - tanaman dapat dijadikan indikator alami sebab kandungan zat warna nya dapat bereaksi dengan asam atau basa sehingga tanaman berubah warna. Sementara tanaman tanaman lain tidak dapat dijadikan indikator alamiÂ
>> Â Catatan : karena tanaman tidak bereaksi dengan asam atau basa dan tidak berubah warna tidak dapat menjadi indikator alamiÂ
dikator ini kurang daripada pH meter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H