Greta Gerwig, sosok terkenal dalam dunia sinema yang terkenal karena pendekatannya yang feminis dalam pembuatan film, yang jelas ditunjukkan dalam proyek-proyek arahannya seperti "Lady Bird" (2017) dan "Little Women" (2019). Dan Karya terbarunya, "Barbie" (2023), melanjutkan tradisi ini, menawarkan penggambaran tentang wanita yang berlapis dan bernuansa lain yang sejalan dengan kepekaan feminis Gerwig.
Feminisme dalam film, meskipun merupakan konsep yang luas dan berbagai aspek, secara kasar dapat didefinisikan sebagai advokasi dan representasi hak-hak wanita dan kesetaraan dalam ranah sinema. Ini bisa ditunjukkan melalui berbagai praktek: mulai dari mempertegas tokoh wanita yang menentang norma gender tradisional, hingga menggunakan film sebagai medium untuk mengkritik struktur patriarkal. Gerwig, melalui karya-karyanya, telah memberikan kontribusi signifikan dalam diskursus ini, menampilkan narasi yang berpusat pada karakter-karakter wanita yang kuat dan kompleks, serta membahas isu-isu seperti otonomi, pertumbuhan pribadi, dan perjuangan melawan harapan masyarakat.
Pengaruh perspektif feminis Gerwig tampak jelas di seluruh filmografinya. Â "Barbie" (2023), film terbaru Gerwig, menguatkan pendekatan pembuatan film feminisnya. Film ini mengubah boneka ikonik ini, yang sering dikritik karena mempromosikan standar kecantikan yang tidak tercapai, menjadi sosok pemberdayaan yang menerima individualitas dan cinta diri. "Barbie" Gerwig menantang konvensi dan mengubah sosok yang tampaknya dangkal menjadi simbol pemberdayaan feminis.
Melalui film-filmnya, Gerwig tidak hanya menghibur tetapi juga memaksa penonton untuk memikirkan kembali dan menantang pandangan-pandangan yang telah diterima tentang peran gender. Dengan menawarkan narasi yang berlapis dan bernuansa yang berfokus pada pengalaman perempuan, dia membentuk kembali pemahaman kita tentang feminisme dalam sinema.
Seiring Greta Gerwig melanjutkan perjalanannya dalam pembuatan film, lensa feminisnya menjanjikan untuk membawa representasi wanita yang lebih otentik, berlapis, dan kuat dalam sinema. Film-filmnya telah dan tidak diragukan lagi akan terus menjadi sumber inspirasi bagi pembuat film dan penonton dalam menerima dan mempromosikan feminisme dalam film.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H