Mohon tunggu...
Adam Sufi Ibrahim
Adam Sufi Ibrahim Mohon Tunggu... Editor - Siswa

Instagram : @adamsufii

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Uang Memang Bisa Membawa Kebahagiaan

2 Mei 2018   08:20 Diperbarui: 2 Mei 2018   11:00 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebanyakan dari kita tentu tidak asing lagi dengan pepatah "Kebahagiaan tidak bisa diukur dengan uang" ya, istilah ini tidak ada salahnya. Karena kebahagiaan seseorang tidak diukur dari seberapa banyak uangnya tapi yang pertama adalah Apakah jumlah uangnya tersebut sudah cukup hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang penting seperti makan sehari-hari, pendidikan, kesehatan dan sekedar hiburan atau rekreasi ?

Jika jumlah uang saja tidak mencukupi untuk hal ini jelas kita tidak sejahtera dan berarti tidak bahagia. maka disinilah batas minimal banyaknya uang kita. Jika tidak maka pepatah kuno tersebut menjadi tidak berarti karena tanpa uang Jelas kita tidak bisa membeli nasi, membayar sekolah, berobat jika sakit dan lain-lain pada zaman yang menuntut penggunaan uang sebagai alat untuk menukar sesuatu ini.

Yang kedua adalah seberapa optimal atau untuk apa uang tersebut kita pakai ?

kita bisa lihat figure di masyarakat sekitar yang mana ada si miliarder ada yang hanya satuan juta penghasilannya. tapi ternyata yang lebih sedikit pendapatannya malah lebih bahagia daripada yang melimpah tersebut. Mengapa? di sini dapat diketahui bahwa penyebabnya terletak pada untuk apa uang tersebut digunakan.

Uang yang tidak banyak tapi digunakan untuk hal yang membawa manfaat penuh makna tentunya membawa kebahagiaan bagi userrnya dan sebaliknya, walau uang banyak dan berlimpah ruah tapi kalau tidak optimal penggunaannya seperti hanya untuk dihambur-hamburkan buat kesenangan sementara jelas tidak ada kebahagiaan di situ.

Perlu bagi kita untuk menyadari juga bahwa semakin banyak uang yang kita peroleh maka semakin besar pula tanggung jawab hidup kita. Apabila tanggung jawab tersebut terlalu berat maka akan memudarkan kebahagiaan itu sendiri. Entahlah karena  sibuknya urusan perusahaan atau kurangnya interaksi sosial seperti berkumpul atau bersantai bersama keluarga, tak sempat nongkrong bersenda gurau dengan teman seperti ngopi di warung, atau juga karena dihantui oleh hukum jika uang yang kita miliki bermasalah dengan kejujuran.

Sedangkan bagi mereka yang menggunaan uang dengan optimal, biarpun tidak terlalu banyak namun mereka masih hidup sebagai manusia yang merasakan momen kebersamaan ketidakkakuan hidup juga canda dan uang yang menghasilkan manfaat penuh maka bahagialah manusia yang demikian.

Janganlah perbudak diri Kita sebagai manusia yang bermartabat dan beradab ini kepada uang.

Uang memanglah kebutuhan namun bukanlah segala-galanya. Apa Kita sebagai manusia dengan waktu hidup yang sementara ini tega tega nya membunuh darah sesama manusia (mempercepat kematiannya padahal semua manusia termasuk kita juga mati), menipu, korupsi, bermusuhan atau bahkan menghancurkan diri sendiri seperti kesibukan dari pagi hingga pagi?

Tidak! Dan janganlah lupa ada hak dari sebagian harta kita untuk para anak yang sudah tinggal orang tuanya pada usia dini (yatim) ,mereka yang sudah berusaha namun masih susah (miskin) dan juga segala yang membutuhkannya.

Kalau uang bisa membawa kebahagiaan Kenapa tidak? Namun bukanlah kebahagiaan itu adalah uang. Uang adalah hidup namun Hidup bukanlah uang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun