Mohon tunggu...
Adam Sufi Ibrahim
Adam Sufi Ibrahim Mohon Tunggu... Editor - Siswa

Instagram : @adamsufii

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Disiplin Itu Penting untuk Kehidupan

31 Agustus 2017   11:47 Diperbarui: 31 Agustus 2017   12:32 2885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiba di sekolah aku langsung duduk di tempat dudukku menurut nomor ujianku. Sebelum lonceng berbunyi aku sempatkan untuk membaca buku kembali, setelah beberapa menit pak guru menghampiriku "Lena ayo ambil kertas ini," ucap pak guru "Maaf ya Pak, kertas ini apa?" jawabku "Kertas ini berisi kunci jawaban UN mata pelajaran sekarang" jawab pak guru "Maaf ya Pak, bukannya Lena menolak atau sombong. Tapi, Lena nggak mau menerimanya Pak" jawabku "Kenapa kamu nggak mau menerimanya?" tanya pak guru "Karena, Lena sudah belajar sungguh-sungguh dari pagi sampai malam Pak, kalau Lena menerima kunci itu, percuma saja Lena belajar selama ini Pak" jawabku, pak guru termenung sejenak "Ya sudah sekarang kunci itu Pak Guru berikan saja kepada teman-teman yang lebih membutuhkan itu" ucapku "Hmmm, ya sudah Lena, Pak Guru pergi dulu ya" kata pak guru

Tak lama kemudian lonceng sekolah pun berbunyi itu merupakan tanda waktunya masuk jam ujian yang pertama "Selamat pagi anak-anak" ucap bu guru, para siswa menjawab dengan serentak "Selamat pagi bu" bu guru langsung memberi kan soal dan lembar jawaban siswa "Anak-anak, dalam UN sekarang kita memiliki 20 paket soal" para siswa pun menjawab soal itu dengan teliti tak terkecuali dengan aku, sebelum aku menjawab soal-soal aku berdo'a kepada ALLAH SWT terlebih dahulu supaya aku diberikan keringanan untuk menjawab soal-soal UN, setelah itu baru aku menjawab soal-soal itu.

Tiga jam berlalu "Teng.. teng.. teng.." bunyi lonceng sekolah yang pertanda jam ujian hari ini telah habis saatnya untuk pulang "Nah.. Anak-anak kumpulkan soal-soal dan kertas lembaran jawaban kalian, setelah itu kalian boleh pulang!" perintah bu guru. Aku pun pulang ke rumah setelah sampai di rumah aku langsung menuju kamar "Huffft rasanya lelah sekali" kataku, tanpa mengganti seragam aku pun tidur siang.Setelah beberapa jam aku pun bangun "Hahh.. ya ampun aku tidur, tanpa mengganti seragam sekolahku" ucapku sambil tergesa-gesa aku pun mengganti seragamku.

Tiga hari telah berlalu "Yess... akhirnya selesai juga UN, tapi bagaimana ya? jika aku tidak lulus" dengan wajah bahagia sedikit cemas, "Haa.. apa-apaan sih, kok mikirnya kayak gitu. Hmm, sabar Lena kamu pasti LULUS kok!" ucap kata hatiku. Setelah beberapa hari, besoknya merupakan puncaknya yaitu pengumuman hasil LULUS atau TIDAK LULUS malamnya mataku susah untuk dipejamkan "Huuh.. kok jadi deg-degan gini sih!" ucapaku. Jam telah menunujukkan pukul 09.00 WIB aku tidak bisa tidur sampai jam 10.00, tak lama kemudian aku pun tertidur.

Paginya "Kring... kring.." bunyi jam wekkerku, aku pun terkejut dan langsung bangun, "Aduhh... aku telat nih!" ucapku sambil berlari menuju kamar mandi, setelah mandi aku memakai seragam sekolahku, jam telah menunjukkan 06.32 WIB aku pun tergesa-gesa olehnya, aku pun pergi ke ruangan makan untuk sarapan setelah sarapan aku mencium kedua tangan orangtuaku.

Ayah dan ibuku pun memberi nasehat sebelum aku pergi kesekolah "Lena... Kalau sudah tiba di sekolah kamu jangan takabur ya, walaupun perasaanmu mengatakan bahwa kamu pasti LULUS dan apabila kamu tidak lulus jangan bersedih dan berkecil hati karena kegagalan merupakan kunci dari kesusesan dikemudian hari, Ayah mengerti perasaan kamu misalkan kamu tidak lulus pasti ada tergores di hati kamu kepedihan yang sangat sakit namun itu harus kamu terima dengan lapang dada, mungkin itu merupakan suratan takdirmu dan jangan menyerah untuk mencapai kenginan-keinginan kamu ya!" nasehat ayah, "Baik, Yah!" jawabku.

Langkah demi langkah kulalui, "Bismillahhirahmani'rahim" Kataku, aku pun masuk ke dalam mobil dan berangkat ke sekolah, setiba di sekolah semua teman-temanku berbaris di Mading (Majalah Dinding) untuk menunggu pengumuman ditempelkan "Lena... Kamu pasti LULUS soalnya kamu akhir-akhir ini pintar lho!" kata temanku, aku hanya membalasnya dengan senyuman dan aku pun teringat pada pesan ayah kalau aku tidak boleh takabur.

Setelah satu jam, pengumuman itu pun ditempelkan dimading "Yesss" teriak histeris siswa-siswi yang LULUS, ada yang menangis, ada yang pingsan, dan ada juga yang tertawa sambil menangis. Aku pun langsung melihat namaku di pengumuman itu ternyata oh ternyata aku pun LULUS "Yeah..." teriakku, "Ya.. Allah terimakasih.. Ya Allah, tanpamu aku tidak bisa LULUS" kataku.

Aku pun pulang untuk memberitakannya kepada ibu dan ayah, setelah tiba di rumah "Ibu.. Ibu aku pulang Bu!" teriakku memanggil ibu "Iya.. ada apa?" jawab Ibu. Ibu pun menghampiriku "Kenapa?" tanya Ibu "Aku LULUS Bu.. Aku LULUS" kataku "Wah.. bagus deh" jawab ibu dengan senyuman yang manis, nanti kamu kasih tau ayah ya!" perintah ibu, "Baik Bu" jawabku.

Malam pun tiba "Lena.. Lena ayo turun nak! kita makan" teriak Ibu, "Iya.. Bu" jawabku dan aku pun turun untuk makan malam, setelah makan ayah bertanya kepadaku "Lena kamu sudah lihat pengumuman LULUS atau TIDAK LULUS?" aku pun menjawabnya "Sudah Yah", "Apakah... kamu LULUS" tanya ayah lagi "LULUS kok Yah" jawabku dengan hati yang riang "Hmm.. bagus deh setelah keluarnya Ijazah kamu langsung mendaftar kuliah perguruan tinggi ya!" perintah ayah, "Baik Yah" jawabku "Karena kamu LULUS Ayah aku memberi hadiah kepadamu" kata ayah "Wow.. apa itu Yah" jawabku dengan hati yang sangat riang.

"Kak.. bawa kesini hadiahnya" perintah ayah. Kakak pun mengambil hadiah itu dan memberikannya kepada ayah "Nah.. ini hadiahnya Lena" kata ayah, aku pun mengambil hadiah itu dan membukanya "Apaan sih hadiahnya aku kan jadi penasaran?" jawabku sambil membuka hadiah itu, ternyata hadiahnya itu adalah sebuah kertas kecil yang berisikan tentang Pergi Liburan "Wah.. beneran Yah tapi kemana Yah?" tanyaku "Kemana ya? kalau menurut Ayah lebih baik kita pergi ke museum tempat peninggalan Sejarah Indonesia" jawab ayah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun