Mohon tunggu...
Adam Sufi Ibrahim
Adam Sufi Ibrahim Mohon Tunggu... Editor - Siswa

Instagram : @adamsufii

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Disiplin Itu Penting untuk Kehidupan

31 Agustus 2017   11:47 Diperbarui: 31 Agustus 2017   12:32 2885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasti aku akan berubah semua sikap tetapi, nasi telah menjadi bubur, aku akan merubah sikapku ini untuk lebih baik lagi" ucapku ibu menengokku dari balik jendela kamarku dan mendengar semua pembicaraanku tiba-tiba "Krek... krek" suara pintu. Ibu masuk ke dalam kamarku "Hmm, Nak yang penting kamu sudah bisa untuk berubah itu pun sudah cukup bagi Ibu" kata ibu, aku tersenyum kepada ibu "Oh.. iya Ibu dengar dua Minggu lagi kamu akan menghadapi UN ya? apa itu benar Lena?" tanya ibu "Betul Ibu, mankannya aku belajar nih, ya hitung-hitung untuk bekal nanti" jawabku, "Sudah.. sudah lanjutkan belajarmu Ibu tidak mau mengganggumu" kata ibu. Ibu pun keluar dengan berangsur-angsur dan menutup pintu kamarku.

Malam pun tiba, "Krek krek" kakakku membuka pintu kamarku "Lena.. ke ruang makan yuk! Ayah, Ibu, dan Adikmu sudah nunggu tuh" ajak kakakku. Aku pun keluar untuk makan malam, setelah tiba di ruang makan aku pun duduk dan menyantap hidangan makan malam yang telah dihidangkan oleh ibu dan kakakku "Lena.. Ayah mau tanya, prestasimu selama di kelas 3 ini ada peningkatan" tanya ayah "Huukt..." aku tercekik "Kenapa..?" tanya ayah "Nggak... apa-apa kok Yah" jawabku. Aku terdiam sejenak semua mata tertuju padaku keringatku mulai berjatuhan, hatiku resah dan gelisah tak menentu "Aaada kok Yah... sedikit demi sedikit" kataku "Wah.. bagus tuh yang Ayah tanya, apakah kamu ada perubahan, nyatanya ada kan?" jawab ayah, hatiku merasa lega dan tidak merasa gelisah lagi.

Satu minggu lima hari telah berlalu, seiringnya dekatnya waktu UN yang akan aku hadapi. Hari Sabtu pun tiba paginya, ibu membangunkanku "Lena.. ayo bangun Nak!" sambil menegakkan badanku "Ugghaahh... hmm Ibu, emangnya sudah jam berapa Bu?" tanyaku "Sudah jam 06.00 Lena" jawab ibu. Aku langsung bangun dari tempat tidurku dan pergi mandi setelah mandi aku memakai seragam sekolahku, jam telah menunjukkan 07.00 WIB aku sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah setelah sarapan aku langsung berangkat ke sekolah, seperti biasanya.

Aku pun telah sampai di sekolah, setelah lima menit lonceng sekolah pun berbunyi para siswa masuk ke ruangan mereka masing-masing. Kepala sekolah pun masuk ke dalam kelasku "Anak-anak yang kami sayangi hari Senin besok kalian akan menghadapi UN, nah pada hari ini kita tidak belajar tetapi, kita mempersiapkan hal-hal penting untuk UN nanti "ujar kepala sekolah

"Horeeee" sorak gembira para siswa, para siswa dan guru-guru pun mempersiapkan segala sesuatu yang dirasa perlu untuk UN nanti, aku pun langsung mengambil nomor ujianku setelah selesai itu, aku langsung pulang ke rumah.

Setiba di rumah aku langsung menukar bajuku, dan makan siang setelah itu, aku langsung belajar untuk UN nanti, malam pun tiba aku dan keluargaku makan malam di ruang makan "Lena kamu harus LULUS dengan cara belajar yang giat!" kata ayah "Baa..ik Yah Lena akan belajar lebih giat lagi, biar bagaimana pun Lena harus LULUS dan memberikan nilai yang terbaik untuk Ayah dan Ibu" jawabku dengan wajah yang bersungguh-sungguh, selesai makan aku mencuci piring dan langsung belajar kembali, malam pun berganti dengan pagi.

Hari Minggu pun tiba paginya aku sarapan setelah itu, aku belajar kembali "Rasanya cemas untuk menghadapi UN besok" kataku, ibu ku mengintip dari kejauhan "Tidak ada yang perlu di cemaskan Lena!" kata ibu sambil memegang bahuku, aku tersenyum pada ibu "Lena kamu harus pasrah Nak! Ini mungkin hal yang harus kamu tempuh untuk menjadi seorang yang sukses "nasehat ibu. Aku berpikir sejenak "Hmm, betul juga sih, apa yang dikatakan Ibu itu benar", Ibu pun tersenyum kepadaku "Ya.. sudah kamu lanjutkan lagi ya belajarnya!" kata ibu "Iya.. Ibu" jawabku. Aku belajar dengan sungguh-sungguh demi membahagiakan kedua orangtuaku.

Malam pun tiba aku membiarkan perutku kosong hanya untuk terus belajar demi UN besok "Lena... ayo turun Nak! Kita makan!!" Teriak ibuku "Iya.. Bu nanti dulu" jawabku "Kelihatannya Lena sangat sibuk sekali ya Bu. Dia belajar dengan sungguh-sungguh untuk menghadapi UN besok" ujar ayah "Hmm begitulah anak kita Yah, anak itu pantang menyerah sekali nampaknya, semua itu dia lakukan semata-mata hanya untuk kita" jawab ibu. Aku pun turun untuk makan siang, aku makan sambil membaca buku "Akktff..." jeritanku aku tercekik karena makan sambil membaca "Hati-hati dong.." kata ibu sambil menyodorkan air minum

"Belajar sih boleh tapi nggak kayak gini juga kali Lena, belajarnya diberhentikan dulu ya Lena sekarang kamu makan dulu, kalau kamu sakit nanti kamu tidak bisa ikut ujian" nasehat ibu "Iya maafkan Lena ya... Bu". Setelah makan aku langsung ke kamarku untuk kembali belajar, malam pun tiba aku terus belajar, ibu mengintipku kembali dari kejauhan "Anak itu, tak berhenti-hentinya belajar semangat belajarnya sangat tinggi, seperti karang yang tidak pernah hancur walaupun diterpa ombak yang sangat besar" kata ibu.

Aku terus belajar tak ada lelah dan letih sedikit pun, kulihat jam dinding sudah menunjukkan jam 22.00 WIB. Setelah beberapa menit aku pun tertidur di atas meja belajaku, malam berganti dengan pagi "Kring... Kring..." bunyi jam wekkerku, aku pun terkejut mendengarnya "Adu.. aduh.. bagaimana ini sudah jam 05.25 WIB" ucap ku dengan wajah yang panik aku pun langsung mandi aku shalat subuh, setelah itu aku memakai seragam sekolahku dan aku pun langsung menyiapkan peralatanku untuk ujian nanti tak lama kemudian terdengar suara teriak ibu dari ruang makan "Lena.. ayo sarapan nak!"

aku langsung ke bawah untuk sarapan setelah sarapan aku lansung mencium tangan kedua orangtuaku dan meminta do'a restu "Ayah, Ibu do'akan Lena ya supaya bisa menjawab soal-soal nanti!" ayah menjawabnya "Iya, kamu harus hati-hati menjawab soal itu" lain halnya dengan ibu, ibu hanya tersenyum kepadaku setelah itu aku langsung pergi menuju mobilku, setelah beberapa langkah ibu mengucapkan sesuatu "Lena ingatlah Aku Belajar Setiap Waktu Batu Nisan Akan Menjadi Ijazahku" aku pun membalasnya dengan senyuman yang manis dan aku pun langsung berangkat ke sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun