Hai teman-teman, namaku Mutiara marlena aku anak kedua dari tiga bersaudara, umurku sekarang 17 tahun, kebiasaan burukku terjadi ketika aku masih duduk di kelas 6 SD, umurku waktu itu 11 tahun, kebiasaan burukku ialah sering datang terlambat ke sekolah, aku malas merapikan kamarku, dan aku selalu menunda-nunda mengerjakan PR dari sekolah. Oh.. iya teman-teman jangan tiru kebiasaanku yang buruk itu ya! Pasti teman-teman ingin mendengarkan lagi ceritaku yang lebih lanjut, begini ceritanya:
Waktu itu, aku duduk di kelas SMP Islam Al-Hikmah, hidupku tak begitu indah setiap hari, aku terus dimarahi oleh ibu karena hidupku yang tidak disiplin. Mulai dari kamarku yang berantakan, buku-buku di kamarku yang berserakan, dan baju-baju yang bertebaran, sampai bau kamarku tidak sedap. Aku malas untuk merapikan dan membersihkannya. Bukan hanya itu, ibuku juga sering marah karena aku selalu menunda-nunda mengerjakaan PR dari sekolah, aku paling benci dimarahi oleh bu guru karena aku sering datang terlambat. Aku tidak bisa mengubah kebiasaanku ini, walaupun ibu telah menasehatiku setiap hari dan mengajarkanku tentang kedisiplinan.
Suatu malam mataku tidak bisa dipejamkan.Aku pun tertidur pada pukul 01.00 WIB.Paginya, pada pukul 05.30 WIB jam wekerku berdering, yang bunyinya seperti ini "Kring... kring... kring" jam weker itu aku abaikan, karena aku sangat mengantuk sekali. Sesudah satu jam, ibu masuk ke dalam kamarku. dan membangunkanku "Lena... bangun... ayo bangun, sudah jam 07.00" aku menjawabnya dengan mata yang mengantuk "Aghh... ah Ibu aku masih ngatuk!" ibu memperlihatkan jam weker kepadaku.
Aku pun terkejut dibuatnya, "Astaga, kenapa Ibu tidak membangunkanku?" ibu pun menjawab "Ibu telah membangunkan kamu tetapi, kamunya yang tidak mau bangun!" aku pun berlari menuju kamar mandi, ketika di tengah perjalanan menuju kamar mandi, aku pun terpeleset karena bajuku yang bertebaran "Aduh... sakit" jeritanku, ibu terdiam sejenak, dan menggelelengkan kepalanya, ibu pun mengatakan kepadaku "Ayo cepat! Ibu tunggu di ruang makan" ibu pun keluar dari kamarku.
Setelah mandi aku mencari pakaian seragamku, aku pun mengacak-acak semua pakaianku, setelah mengacak-acak semua pakaianku akhirnya, baju seragam itu pun dapat kutemukan. Waktu terus berjalan, aku semakin cemas karena aku takut kena marah lagi oleh bu guru, aku langsung menyiapkan buku-buku untuk pelajaran hari ini, lagi-lagi bukuku hilang tidak dapat ku temukan kembali "Ya.. Tuhan kemana bukuku?" ucapanku di dalam hati, aku jadi bingung karena semua bukuku berserakan, akhirnya sudah beberapa menit akhirnya buku itu dapat ku temukan "Haa... ini dia" kataku dengan wajah yang lega, "Lena... ayo keluar Nak!. Sebentar lagi kita akan sarapan! Ayah, Kakak, dan Adikmu sudah menunggu," teriak ibu dari ruang makan "Baik Bu... tunggu sebentar ya!" jawabku.
Aku pun langsung memakai kaos kakiku dengan terburu-buru, tanpa tak kusadari terpasang olehku kaos kaki yang tidak sama. Setelah itu aku mengambil sepatuku, dan langsung memakainya. Aku pun keluar untuk sarapan, dengan terburu-buru aku hampir saja menabrak guji kesayangan ibu "Huftt... hampir saja" kataku. Aku pun tiba di ruang makan "Sekarang, menu kita nasi goreng dan roti selai ya" kata ibu, aku pun duduk "Bu aku hanya ingin roti selai saja Bu" kataku, ibu menjawabnya.
"Kok... gitu, kamu nggak mau makan nasi goreng buatan Ibu dulu?" aku menjawabnya "Terimakasih Bu tapi, Lena harus buru-buru, nanti Lena kesiangan Bu" ibu menjawab "Oh.. kalau kamu mau roti, ambil saja ya!". Aku pun mengambil roti selai, aku melihat ada selai stroberry dan saos sambal cabe, ku lihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 07.25 WIB dengan terburu-buru aku tidak sengaja mengoleskan saos sambal cabe ke rotiku. Aku pun langsung mencium tangan kedua orangtuaku, dan berpamitan "Ayah, Ibu aku berangkat dulu ya!" kataku "Pergilah... Nak! hati-hati ya di jalan" kata ayah dan ibuku
Aku pun pergi ke sekolah dengan mobil pribadiku "Ayo... Pak kita jalan!" kata ku kepada sopirku, aku pun memakan roti selaiku tadi, setelah dua gigitan aku merasa kepedasan "Aduhh... aduh.. pedas" jeritanku. Kulihat jam tanganku kembali sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB "Ayo.. lebih cepat lagi Pak!". Setiba di sekolah aku berlari dengan kencangnya, ketika tiba di pintu gerbang ku lihat pintu gerbang sudah ditutup oleh Pak satpam. Lalu, aku pun mengetok pintu gerbang itu "Pak.. tolong dibukain dong pintu gebangnya!" perintahku. Satpam itu terdiam sejenak, dan mengatakan "Maaf... Dek siswa yang datang terlambat, tidak boleh masuk!"
aku menjawabnya "Mohon Pak sekali ini saja kok, please!" satpam itu menjawab kembali "Tidak boleh! kemarin terlambat lagi, kemarinya lagi terlambat, sekarang terlambat lagi pokoknya Siswa yang terlambat tidak boleh masuk!" aku pun berdebat dengan satpam itu, setelah itu bu guru mendekati satpam itu, jantungku berdetak-detak dengan kencang, aku cemas sekali "Stop-stop ada apa ini ribut-ribut?" tanya bu guru, "Ini Buk.. Siswa ini paksa Saya untuk dibukain pintu gerbangnya" jawab satpam itu. "Apa benar, yang dikatakannya tadi Lena?" tanya bu guru lagi, dengan wajah yang cemas aku menjawabnya "Betul... Bu Guru".
"Sudah Pak, buka saja gerbang ini!" perintah bu guru kepada satpam itu "Terimakasih ya... Buk" kataku, bu guru berkata kepadaku lagi "Sekarang, kamu cepat masuk kelas!" aku menjawabnya "Baik.. Bu" lalu, aku pun berjalan menuju kelas. Setelah beberapa langkah bu guru berteriak kepadaku "Hmmm... tunggu, kalau kamu masih terlambat lagi lebih dari tiga kali, kamu akan saya skor selama satu Minggu lima hari!" aku menjawabnya "Baik.. Bu Saya tidak akan terlambat lagi"
Aku pun masuk ke dalam kelas, setiba di kelas aku ditertawakan oleh semua teman-temanku, "Haaa... haaa... haaaa" tawa teman-temanku, aku berkata di dalam hatiku "Apa ada yang salah dengan penampilanku? kenapa aku menjadi bahan tawaan?" lalu, aku berjalan menuju tempat dudukku, setiba di tempat dudukku aku pun langsung duduk. Pagi ini aku belajar pelajaran matematika, aku lupa membuat PR matematika "Astaga... aku lupa membuatnya... bagaimana ini?" ucapanku di dalam hatiku, setelah itu Bu Guru masuk ke dalam ruangan kelas ku, mukaku menjadi pucat dibuatnya "Asslammualaikum Anak-anak" kami menjawabnya "Walaikummsalam Buk".