Mohon tunggu...
Adam Satria
Adam Satria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya, mencoba menulis artikel populer atau opini, dengan ranah agama, humaniora, sosial budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemahaman Beragamnya Tata Cara Shalat

23 Mei 2023   12:24 Diperbarui: 23 Mei 2023   12:34 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi/ilustrasi saat shalat berjamaah

Beragamnya Pemahaman Tata Cara Sholat sehingga dapat Ditinjau dari Beberapa Aspek (Fiqh, Psikologi dan Sosiologi)

Daerah Pasuruan ialah tempat tugas MAFATHIR (Mahasiswa Fastabiqul Khoirot In Ramadhan) kami. Daerah Pasuruan, yang lebih tepatnya di desa Kejapanan -- Arjosari Kecamatan Gempol yang kami tempati ini, menurut salah satu tokoh masyarakat, pemikiran masyarakatnya berada di tengah-tengah dua aliran, yakni aliran pemikiran masyarakat pedesaan dan aliran pemikiran masyarakat perkotaan, jadi jika dikatakan kuno juga tidak, tapi jika diajak maju sulit dan bahkan tidak mau.

            Salah satu fenomena tata cara beribadah yang beragam pun di saksikan oleh penulis. Kala itu saat pelaksanaan ibadah sholat tarawih secara berjamaah, tepatnya saat bangun dari rukuk menuju dan saat I'tidal. Sang Imam mengucapkan Sami 'a Allahu liman Hamidah secara jahr, kemudian makmum menjawab Robbana Walakalhamd secara jahr juga.

            Dari pengalaman penulis, hanya mengetahui, sang Imam mengucapkan Sami 'a Allahu liman Hamidah secara jahr, kemudian makmum menjawab Robbana Walakalhamd secara sir. Nah, tata cara beribadah yang ragam ini, masih terdengar baru di telinga penulis, maka dari itu, di tulisan ini penulis mencoba meneliti dan mengamati akan beragamnya tata cara beribadah dikalangan umat Islam.

            Sedikit kami beri kutipan yaitu,

  • Orang-orang yang menganjurkan makmum hanya mengucapkan Robbana lakal hamd, Berikut haditsnya. "Imam adalah untuk diikuti, jangan berbeda dengan imam. Jika imam rukuk maka rukuklah. Jika imam mengucapkan sami'a Allahu liman hamidah, maka kalian ucapkan Rabbana lakal hamd." (HR Bukhari).
  • Orang-orang yang menganjurkan membaca keduanya, termasuk ulama madzhab Syafiiyah, berikut tulisan dalam kitab Dzikr At-Tasyni' fi Mas'alati Tasmi' yang di tulis oleh Al-Hafiz As Suyuthi. "Juga dianjurkan membaca keduanya sami'a Allahu liman hamidah dan Rabbana lakal hamd, bagi Imam, Makmum dan orang yang sholat sendiri.".
  • Sementara itu, dalil yang disampaikan ulama Syafiiyah adalah hadits sebagai berikut, "Dari Hudzaifah bahwa saat Nabi SAW mengangkat kepala (dari rukuk) Nabi membaca: "sami'a Allahu liman hamidah Rabbana lakal hamd." (HR Muslim).

Dalam meneliti dan mengamati keberagaman tata cara sholat yang di praktekkan oleh umat Islam, penulis juga sempat menanyakan perihal tersebut kepada Ketua LAZISMU Kudus melalui media sosialnya. Beliau (ketua LAZISMU Kudus), mengirim sebuah screenshots berisikan dalil. Kemudian dari pemahaman beliau, disampaikan bahwa "memang begitu, tidak disebutkan bacaan makmum jahr atau sir, hanya jika imam melafadkan sami'a Allah huliman hamidah, makmum berkata robbana walakalhamd, tanpa menyebut bacaan jahr atau sir. Dan jika ingin dasar alasan pasti mengapa bacaan i'tidal makmum di jahr kan, tanya langsung kepada mereka yang mempraktekkan." Ujarnya.

Tidak berhenti disitu, penulis juga menanyakan perihal tersebut kepada salah satu mahasiswa aktif LIPIA Jakarta, melalui laman media sosialnya, beliau mengirim voice notes yang berdurasikan kurang lebih 5 menit, dan inti yang disampaikan beliau ialah berdasarkan dalil atau hadits para 4 (empat) imam madzhab, memang tidak disebutkan secara jelas mengenai bacaan robbana walakalhamd oleh makmum dibaca jahr atau sir.

Penulis juga tidak hanya meninjau dari aspek fiqh ibadah, namun juga meninjau dari aspek sosiologi dan psikologi. Keberagaman tata cara sholat yang di praktekkan oleh umat Islam khususnya di desa Kejapanan -- Arjosari ini, secara tidak langsung menimbulkan efek dan pesan yang sangat tinggi dari aspek atau sisi sosiologi.

Saat sang imam bangun dari rukuk menuju I'tidal mengucapkan sami'a Allah huliman hamidah secara jahr, kemudian makmum menjawab dengan mengatakan robbana walakalhamd secara jahr dan bersama-sama maka timbul lah efek semangat pada sisi psikologinya. Perkataan dan ritme yang khas dari makmum akan menghasilkan dua hal yang mendorong solidaritas. Media untuk memunculkan pesan serta memecahkan kebekuan suasana.

Bacaan dan ritme khas yang dilafadkan oleh makmum juga penting diperhatikan. Kata demi kata dalam lafad I'tidal makmum adalah bisa sebagai bentuk atau media komunikasi. Sehingga bisa menjadi pesan pada para pendengar dengan kata-kata yang mudah di ingat, terlebih lagi pada anak-anak yang baru belajar tata cara dan bacaan shalat, agar mereka mudah menghafalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun