Hal itu ditandai dengan antusiasme warga Kota Kendari untuk terlibat dalam berbagai acara yang digelar oleh GKM. Terutama acara-acara besar seperti Gerakan 1000 Buku ataupun Gerakan 1000 Seragam Sekolah yang telah sukses dilakukan GKM dengan bantuan dan donasi tidak hanya dari masyarakat tetapi juga para pelaku usaha.
Asni tentu saja mengaku bersyukur dengan respon positif yang sudah ia terima selama ini. Ia hanya berharap apa yang mereka lakukan itu paling tidak bisa memberikan keyakinan kepada anak-anak kecil yang hidup dalam berbagai keterbatasan, bahwa akan selalu ada orang-orang yang peduli dengan mereka, yang akan memotivasi mereka untuk tumbuh dan berkembang dengan pemahaman kehidupan yang lebih baik (terdidik).
Seperti kata Soekarno, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda,niscaya akan kuguncangkan dunia”. Apa yang Asni dan anak-anak muda GKM lakukan adalah bukti bahwa ketika pemuda bisa menyatukan visi mereka, maka keberanian, kreativitas, dan optimisme mereka akan menghasilkan perubahan yang lebih baik, tidak hanya untuk daerah, tapi juga bangsa dan negara kita.
Tentu saja belum sempurna, akan tetapi mengingat banyaknya keterbatasan yang GKM hadapi sampai hari ini, apa yang Asni dan rekan-rekannya sudah lakukan selama ini memiliki nilai kesempurnaan objektif dari berbagai sudut pandang. Terutama disaat begitu banyak anak muda yang hobinya hanya bisa mengkritik pemerintah, Asni dan teman-temannya di GKM hadir memberikan solusi nyata untuk dunia pendidikan kita.
Maka sepatutnyalah kita berterimakasih dan mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Asni dan para Pejuang Pendidikan dari Indonesia Timur ini. Dan yang paling penting, kita semua harus membantu keberlangsungan organisasi ini, dan komunitas-komunitas sejenis di berbagai daerah di tanah air, dengan berbagai macam bentuk kontribusi atau donasi yang bisa kita salurkan.
Sebab seperti yang sering dikatakan oleh Asni, “perubahan dan perbaikan dunia pendidikan Indonesia bukan hanya tanggung jawab pemerintah, atau kelompok tertentu saja, tetapi tanggung jawab kita semua.” Dan kesadaran atas tanggung jawab itu bisa kita mulai dari diri kita masing-masing. Karena jika bukan kita, maka siapa lagi? Dan jika bukan sekarang, maka kapan lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H