Sebagai orang yang sudah hampir sepuluh tahun tinggal di Jakarta, somehow saya merasa seperti tidak mengenal wajah ibukota belakangan ini. Berbulan-bulan ikut membantu kampanye Hillary For America, membuat saya cukup jarang melihat wajah Jakarta secara langsung sampai beberapa hari setelah pilpres Amerika yang lalu. Dan ketika kembali, saya tercengang melihat wajah Jakarta yang seperti berubah drastis hanya dalam semalam, for the better of course.
Pembangunan Jakarta bukanlah sebuah hal yang mudah, mengingat kompleksitasnya sebagai ibukota negara, pusat pemerintahan, dan pusat aktivitas ekonomi (arguably di Asia Tenggara), serta sosial budaya di Indonesia. Pergantian pimpinan daerah (yang prosesnya sedang berlangsung) setiap lima tahun, membuat pembangunan di Jakarta pun bisa ikut terbengkalai. Entah itu karena persoalan politik pimpinannya, maupun persoalan kesiapan infrastruktur penunjang.
Akan tetapi perbaikan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak diambil alih oleh Pak Jokowi dan Pak Ahok pada 2012 lalu hingga di bawah kepemimpinan Pak Ahok dan Pak Djarot sekarang ini, telah mengubah wajah Jakarta secara signifikan.
Dan itu terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Yang lebih mengagumkan lagi, perbaikan pembangunan yang dilakukan tersebut tidak hanya pada infrastruktur fisik dan tata kota Jakarta saja, tetapi juga pembangunan manusia dan birokrasi pemerintahan DKI Jakarta sendiri.
Terakhir kali saya benar-benar memperhatikan area bantaran Sungai Ciliwung di kawasan Manggarai hingga Dukuh Atas, masih ada beberapa perumahan kumuh di sekitarnya, dan aliran sungainya begitu kotor, dan sering meluap jika hujan deras turun. Kini kawasan tersebut begitu bersih, rapih, dan aliran sungainya mengalir lancar dengan ketinggian yang relatif normal bahkan pada musim hujan seperti sekarang ini.
Yang terakhir yang menurut saya juga sangat impresif, adalah kawasan prostitusi Kalijodo. Kawasan ini tadinya sangat terkenal sebagai area prostitusi tertua di Jakarta. Kini tempat ini disulap oleh Pemda DKI Jakarta sebagai salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ramai dikunjungi oleh warga.
Bagaimana tidak, tempat ini kini dilengkapi dengan berbagai fasilitas publik yang bermanfaat, mulai dari lapangan futsal, area bermain skateboarding, hingga area taman yang dipenuhi pepohonan dan rumput.
Pembangunan Manusia dan Reformasi Birokrasi
Tidak hanya mempercantik wajah ibukota, pemerintah DKI Jakarta pun telah melakukan banyak perbaikan dalam hal pembangunan manusia dan reformasi birokrasi. Peningkatan akses pendidikan dan layanan kesehatan adalah beberapa hal baru yang paling mengagumkan di DKI Jakarta saat ini.
Dulu masih banyak warga yang sering mengeluh karena mahalnya biaya pendidikan dasar di Jakarta. Kini dengan keberadaan Kartu Jakarta Pintar (KJP), sudah tidak ada lagi keluhan mengenai itu sebab pendidikan dasar 12 tahun (hingga tamat SMA/SMK) kini menjadi tanggungan APBD Pemerintah DKI Jakarta.
Begitupula dengan layanan kesehatan dari Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang sangat membantu warga Jakarta khususnya bagi working-class family dan warga menengah kebawah. Layanan ini sangat membantu warga Jakarta yang mempunyai penghasilan terbatas dengan tanggungan hidup yang besar.
KJS ini bisa dimanfaatkan oleh warga ber-KTP DKI Jakarta untuk mendapatkan layanan Rawat Inap ataupun Rawat Jalan, gratis, serta layanan kesehatan lainnya. Tidak hanya berlaku di Rumah Sakit pemerintah di DKI, tetapi juga di beberapa Rumah Sakit swasta yang bekerja sama dengan Pemda DKI.
Bagaimana tidak, bahkan segala macam aktivitas yang menyangkut anggaran maupun rapat kebijakan pemerintah DKI, bisa diakses oleh publik secara langsung dan setiap saat melalui kanal youtube Pemda DKI.
Reformasi Birokrasi itu juga terlihat jelas dalam urusan administratif seperti proses pengurusan KTP. Dulu, untuk mendapatkan KTP Jakarta harus melalui proses yang sangat rumit yang bahkan melibatkan berbagai macam jenis "uang pelicin", dan saya sendiri mengalami pengalaman tersebut. Kini proses pengurusan KTP (e-KTP) Jakarta sudah sangat mudah. Dan beberapa petugas terkait yang ketahuan melakukan pungutan liar kini telah diberhentikan oleh Pemda DKI.
Pemberantasan Korupsi adalah hal yang paling identik dengan Pak Ahok sebagai pimpinan DKI Jakarta. Dan hal itu membuat beliau dan pemerintah DKI kini sangat disegani dalam urusan yang satu ini. Selama masa kepemimpinan Ahok, Pemda DKI banyak memberhentikan pegawai-pegawai yang terlibat korupsi.
Progres yang Nyata
Lantas, apakah pembangunan Jakarta sudah berjalan sempurna? Tentu saja—by any objective measure—jawabannya, TIDAK. Akan tetapi dari semua potret singkat pembangunan Jakarta yang saya paparkan di atas, kita semua bisa menyaksikan sendiri kenyataan di lapangan, bahwa progres pembangunan itu nyata adanya. Dan seperti yang sudah sempat saya sebutkan di awal, progres tersebut sangatlah signifikan, tidak hanya dari dari intensitas perubahannya yang lebih baik, tetapi juga dari segi kemanfaatannya untuk warga Jakarta.
Lastly, perjuangan belum selesai. Progres ini tentu saja masih perlu ditingkatkan. Dan sebagai bagian dari kelompok progressive, saya sangat mendukung keberlanjutan pembangunan ini. Jadi, akan sangat disayangkan jika semua kesuksesan pembangunan ini bisa berpotensi terhambat atau bahkan terhenti sama sekali, jika ada perubahan kepentingan politik pimpinan DKI Jakarta yang baru nantinya. So, to be safe, lebih baik tetap pada pimpinannya yang sudah terbukti "kerja nyata"-nya sekarang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H