Mohon tunggu...
Adam Raihan
Adam Raihan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Agribisnis Angkatan 2020 Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovatif! Mahasiswa KKN Tim II UNDIP Mengembangkan Pemasaran UMKM Jamu Tradisional Desa Gedong

12 Agustus 2023   00:44 Diperbarui: 12 Agustus 2023   02:17 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi/Penyerahan poster kepada kepala Dusun Jatinom, Desa Gedong

Pada hari Jumat, 29 Juli 2023 di Dusun Jatinom, Desa Gedong, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri telah melaksanakan pencerdasan mengenai Pengembangan Pemasaran UMKM Jamu Tradisional Jatinom dalam Upaya Peningkatan Taraf Ekonomi Masyarakat dan Pelestarian Agribisnis oleh mahasiswa/I KKN Tim II Universitas Diponegoro. Kegiatan tersebut menghadirkan para penjual dan pengusaha jamu tradisional di Dusun Jatinom. Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan inovasi strategi pemasaran jamu tradisional di era digital dan perkembangan teknologi saat ini untuk meningkatkan taraf ekonomi dan pelestarian agribisnis di Desa Gedong.

Jamu tradisional di Desa Gedong, khususnya Dusun Jatinom masih memiliki peminat yang cukup tinggi. Para penjual jamu tradisional ini masing-masing telah memiliki pelanggan tetap setiap harinya. Persaingan antar penjual jamu tradisional berlangsung sehat, karena masing-masing berkeliling ke dusun dan daerah yang berbeda-beda. Para penjual jamu tradisional tersebut beberapa memakai sepeda motor saat berkeliling menjual jamu, namun juga masih terdapat yang berjalan kaki atau biasa disebut dengan ‘jamu gendong.’ 

Mereka juga masih mengolah jamu secara tradisional, dimulai dari penanaman rempah-rempah hingga proses pengolahannya. Para penjual tersebut sebagian besar menanam rempah-rempah secara mandiri di lahan mereka. Proses pengolahan juga berlangsung secara tradisional dengan menggunakan tenaga manusia.

Pemasaran jamu tradisional yang mereka produksi berlangsung dari mulut ke mulut dan sudah terjadi berpuluh-puluh tahun. Mereka mengatakan apabila pemasaran yang dilakukan belum cukup mengikuti perkembangan digital saat ini. Mereka masih memercayai pemasaran dari mulut ke mulut dan mengandalkan pelanggan yang telah berlangsung lama sudah cukup untuk mengembangkan usahanya dibandingkan dengan mengikuti aus teknologi dan digitalisasi. “Perkembangan digital terkadang sulit diikuti, karena semua serba pakai HP atau laptop. Jadi kalau orang tua seperti kita ini ya nggak terlalu paham” ujar Emi (salah satu penjual jamu tradisional).

Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa/i KKN Tim II Universitas Diponegoro di Desa Gedong 2023 melakukan inovasi strategi pemasaran untuk meningkatkan branding dan penjualan jamu tradisional tersebut. Tujuan dari branding ini adalah untuk lebih memperluas produk jamu tradisional Dusun Jatinom agar lebih banyak dikenal oleh masyarakat luas dan tidak hanya terbatas di Desa Gedong. Inovasi ini dilakukan dengan cara pengenalan dan pembuatan label produk jamu tradisional sebagai identitas produk. 

Label sebagai identitas produk berguna untuk memperkenalkan produk yang berisi informasi mengenai produk tersebut. Seperti nama produk, jenis atau macam produk, khasiat, manfaat, nomor HP untuk mempermudah pemesanan. Hal-hal tersebut penting untuk dicantumkan agar dapat menarik para pelanggan dan dapat dengan singkat serta jelas dalam memperkenalkan produk.

Dokumentasi pribadi/penyampaian materi kepada para pedagang jamu tradisional Dusun Jatinom, Desa Gedong.
Dokumentasi pribadi/penyampaian materi kepada para pedagang jamu tradisional Dusun Jatinom, Desa Gedong.

Adanya pengembangan produk UMKM pada Jamu Tradisional Dusun Jatinom, Desa Gedong menjadi salah satu upaya mahasiswa KKN TIM II Undip untuk melestarikan sektor agribisnis di Desa Gedong. Jamu tradisional yang dihasilkan melalui penanaman langsung empon-empon di Dusun Jatinom, menjadi salah satu faktor yang dapat mengembangkan pelestarian agribisnis, karena dengan pengembangan produk UMKM jamu tradisional di Dusun Jatinom melalui berbagai bentuk inovasi yang diberikan, dapat memberikan lapangan kerja bagi para petani empon-empon, dan peningkatan kualitas empon-empon yang ditanam karena adanya pengembangan yang diberikan. 

Oleh karena itu, pengembangan UMKM jamu tradisonal di Desa Gedong khususnya Dusun Jatinom menjadi bagian penting dari budaya Indonesia dari sektor agribisnis yang memiliki nilai historis di Desa Gedong, melalui kerjasama antara komunitas pedagang jamu tradisional lokal dan perangkat desa di Dusun Jatinom.

Selama proses pencerdasan dan diskusi, para penjual jamu setuju bahwa penggunaan label dengan identitas produk secara singkat dan jelas dapat memperluas pengenalan produk mereka. Para penjual jamu tradisional Dusun Jatinom belum ada yang menggunakan label sebagai identitas produk mereka. Mereka mengaku bahwa pembuatan label yang tidak mudah menjadi kendalanya. Selain itu, mereka juga mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan label dengan penjualan jamu mereka. 

Saran yang dapat diberikan adalah untuk tahap awal mereka para penjual jamu ini dapat bersama-sama membuat label agar mendapat harga cetak yang lebih murah, sehingga mereka dapat meminimumkan pengeluaran untuk label.

Selain pembuatan label, untuk meningkatkan penjualan dan peningkatan taraf ekonomi serta pelestarian agribisnis, para penjual jamu perlu memperhatikan kemasan yang digunakan. Di Dusun Jatinom masih banyak ditemukan penjual jamu tradisional menggunakan botol bekas air mineral untuk kemasan atau wadah jamu yang mereka jual. Hal ini tentu kurang tepat dilakukan dengan alasan kebersihan. Solusi dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan botol-botol baru yang harganya terjangkau dan dapat ditemukan di toko-toko online. Pembelian botol-botol baru tersebut akan lebih terjangkau apabila membeli dalam jumlah besar.

Inovasi strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk meningkatkan penjualan sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian mereka. Semakin luas produk mereka dikenal, maka akan semakin berpotensi menambah penjualan mereka sehingga akan meningkatkan taraf perekonomiannya. Peningkatan taraf ekonomi ini akan mendorong kesejahteraan para pedagang jamu tradisional. Selain itu, dengan adanya inovasi strategi pemasaran yang akan meluaskan produk jamu tradisional tersebut, maka dapat melestarikan agribisnis pertanian rempah-rempah. 

Adanya peningkatan penjualan tersebut akan meningkatkan permintaan bahan baku rempah-rempah, sehingga dapat melestarikan dan mengembangkan produksi serta penanaman rempah-rempah di Desa Gedong.

Pencerdasan dan inovasi strategi pemasaran yang telah disampaikan kepada para penjual jamu tradisional Jatinom diharapkan dapat membuka dan menambah pengetahuan serta peningkatan taraf ekonomi dan pelestarian agribisnis di Desa Gedong melalui inovasi yang diberikan. Perkembangan teknologi saat ini tidak dapat dihindari pada sektor UMKM, sehingga para pelaku UMKM harus membuat inovasi strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan jamu tradisional dan pelestarian agribisnis rempah-rempah.

Penulis : 

Adam Raihandani Febrian (Agribisnis, 2020), Pramudya Sari Bella Wijaya (Ekonomi, 2020)

Dokumentasi pribadi/Penyerahan poster kepada kepala Dusun Jatinom, Desa Gedong
Dokumentasi pribadi/Penyerahan poster kepada kepala Dusun Jatinom, Desa Gedong

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun