Mohon tunggu...
Adam Pratama
Adam Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Amorfati Fatum Brutum

To Infinity and Beyond

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemanusiaan Sebagai Pondasi Dalam Menjalani Kehidupan

26 Januari 2023   14:42 Diperbarui: 26 Januari 2023   14:48 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern seperti saat ini, banyak hal yang mengakibatkan hilangnya sisi kemanusiaan dalam ber kehidupan berbangsa dan bernegara. Cukup banyak kasus di Indonesia, kasus ini mengidentifikasikan bahwa Nilai Humanisme dalam masyarakat Indonesia sudah mulai berkurang. Kenapa? Dikarenakan ada beberapa kasus yang membuat kita sangat miris melihat situasi dan kondisi Negara ini. Kita sama-sama mengetahui, Indonesia adalah negara multikultural yang dimana Negara Indonesia adalah Negara yang memiliki beragam budaya, agama, suku, ras, bahasa dll.

Berkurangnya rasa kemanusiaan menjadi fenomena yang selalu ada di setiap massa. Hal mendasar yang perlu kita ketahui adalah saat ini dunia telah memasuki abad ke-21, begitu banyak sekali perubahan dari gaya hidup, berpakaian dll. Namun, hal yang perlu disoroti adalah krisis kemanusiaan masih saja melanda manusia. 

Mereka menikmati dan mengeksploitasi kepuasan dirinya sendiri tanpa ada memiliki rasa bersalah dan bertanggung jawab atas perlakuan yang telah manusia itu perbuat.

Nilai humanisme seharusnya mampu diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sudah seharusnya kita memahami secara mendalam apa yang dimaksud dengan humanisme, secara etimologi humanisme berasa dari bahasa latin klasik, yakni humus, yang berarti tanah atau bumi. 

Dari istilah tersebut maka muncul kata homo yang berarti manusia atau makhluk bumi dan humanis yang menunjukkan sifat membumi. Humanisme juga berasal dari kata humanistis yang kemudiaan menjadi humanisme yang menunjukkan istilah aliran atau paham.

Dalam kehidupan di alam semesta ini masih ada beberapa hal yang menyebabkan kita mengalami krisis kemanusiaan, beberapa hal tersebut diantaranya adalah:

  1. Individualistis atau mementingkan dirinya sendiri merupakan salah satu produk buruk era modern. Era modern yang dinakhodai oleh sistem industrialisasi lambat laun menciptakan individu yang hanya fokus terhadap kepentingan dirinya sendiri, tanpa mendistribusikan pikiran dan aktivitasnya untuk mengakses dan membantu orang lain. Sehingga menimbulkan abrasi sosial yang amat parah, yaitu dengan mengkerdilkan semangat kebersamaan, gotong royong, dan saling tolong-menolong dalam bermasyarakat.
  2. Materialistis. Dampak dari era modern dengan sistem ekonomi liberalis-kapitalis nya yang telah bergeliat dengan rentang sekian lama. Kini Sebagian besar manusia di bumi terjebak dalam suatu krisis moral yang parah dan sulit diatasi, yaitu materialisme (pandangan terlalu cinta terhadap harta duniawi). Akibatnya, kini untuk memperoleh materi, orang tidak jarang mengabaikan penghormatan atas martabat. Sejumlah besar individu tidak merasa malu dan berdosa dengan menghalalkan segala cara untuk memperoleh harta demi sebuah kehidupan yang mewah. Karena itu, kini perilaku seperti manipulasi dalam bisnis berkelas modern, korupsi dalam menjalankan jabatan, dan lain-lain, menjadi perilaku dan peristiwa sehari-hari yang amat biasa.
  3. Hedonistis. Kini terjadi perubahan kebutuhan obyek hidup masyarakat. Masyarakat tidak lagi berorientasi hanya pada obyek yang berfungsi dan bersifat pemenuhan kebutuhan pokok, tapi berorientasi pada obyek yang berfungsi dan bersifat pemenuhan kebutuhan kemewahan dan mencari kenikmatan jasmaniah, inilah yang kemudian disebut hedonistis. Manusia amat sangat mengutamakan pola hidup nikmat diatas konsumtif (kemewahan). Masyarakat menganggap dirinya sebuah sisi depan dari kenikmatan, ibarat sebuah proyek kenikmatan dan kepuasan yang mengekspresikan rasa Bahagia, penuh cinta, terpuji, menawan hati, dan dinamis seraya menjadi prinsip maksimalisasi eksistensi melalui penggunaan secara insentif dengan mengeksploitasi secara sistematis semua potensi kenikmatan.Kasus ini bisa kita garis bawahi, bahwasanya era modern telah menciptakan krisis kemanusiaan atau penyakit psikis yang akut, yakni kehampaan spiritual (spiritual emptiness). Krisis kemanusiaan tersebut adalah individualistis, materialistis, hedonistis, dll.

Maka dari itu, kita sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang peka akan permasalahan ini, kita harus mampu membangkitkan kembali jiwa kemanusiaan kepada masyarakat Indonesia. Dimulai dari langkah kecil, kita memberikan empati kepada sesama dan tidak lupa pula untuk saling mengingatkan dan membantu terhadap permasalahan yang ada. 

Hal ini yang harus dipupuk, agar kita tidak tergerus oleh arus modernisasi yang membuat jiwa individualitas kita lebih tinggi dibanding jiwa sosial kita. Kita harus sama-sama menyamakan persepsi, bahwasanya kodrat manusia merupakan makhluk sosial, sudah sewajarnya kita mengimplementasikan apa yang sudah dikodratkan kepada kita.

DAFTAR PUSTAKA

Afzalur Rahman, Economic Doctrine of Islam, Penerj. Nastangin Soerojo, 1995, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun