Dari hasil uji coba, Ibu Farida memilih untuk membekukan produk makanan yang dipesan dan dikemas dalam plastik vakum sebelum dikirim.
Kendala kedua yang sering dihadapi oleh DAPUR UTI adalah masalah pengiriman barang. Pemilihan ekspedisi pengantaran makanan biasanya berdasarkan lamanya pengiriman dan harga.Â
Namun, terkadang, pemilihan ekspedisi pengiriman makanan juga tergantung pada permintaan konsumen. Ada konsumen yang lebih suka menggunakan jasa ekspedisi tertentu walau harganya lebih mahal dari ekspedisi yang ditawarkan oleh DAPUR UTI.Â
Kendala lain yang tidak kalah penting untuk dipikirkan adalah ketersediaan bahan baku. Â
Sebagaimana dketahui, diberlakukannya PPKM sebagai salah satu usaha mencegah penyebaran Covid-19, memberikan dampak negatif terhadap perkembangan bisnis.Â
Banyak akses jalan yang ditutup sehingga menyebabkan terhambatnya distribusi bahan baku segar dan imbasnya, terbatasnya ketersediaan bahan baku dan harganya menjadi lebih mahal. Hal-hal ini perlu dipikirkan jalan keluarnya.
Dalam produksinya, ada dua jenis bahan baku yang dbutuhkan di DAPUR UTI, yaitu bahan baku untuk bumbu dan bahan baku utama yang berupa ikan dan daging.Â
Pada awalnya, terbatasnya jumlah dan mahalnya harga bahan baku membuat Ibu Farida kebingungan, karena beliau tidak mungkin tidak menetapkan harga yang pas dalam menjual produknya.Â
Dengan kata lain, harga produk tidak mungkin tidak stabil, karena ketidakstabilan harga suatu produk pasti akan mempengaruhi kepercayaan dan kenyamanan konsumen dalam membeli produk tersebut.Â
Dan, hal itu yang ingin dihindari oleh Ibu Farida demi menjaga keberlangsungan usaha DAPUR UTI dan kepercayaan konsumen. Lalu, apa yang harus dilakukan oleh Ibu Farida sehingga ada win-win solution untuk memecahkan masalah ini?
Menurut saya, hal terbaik yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan melakukan komunikasi yang baik dengan konsumen.Â