Mohon tunggu...
Adam Kurniadi Lukman
Adam Kurniadi Lukman Mohon Tunggu... lainnya -

Mencoba menyuarakan PENDAPAT dan OPINI melalui tulisan. An ordinary guy who like to see any phenomenon and always try to analyze through multi-perspective way.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Iseng-iseng di Hari Kesehatan Mental Sedunia 2014

10 Oktober 2014   14:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:37 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14128977421636775906

Oke, mungkin tujuannya adalah ingin mengembangkan tingkat pendidikan di Indonesia. Tapi bukan seperti itu caranya. Tuntutan akademis seperti itu akan membuat anak-anak harus bekerja dengan lebih keras, yang tidak sesuai dengan kondisi dan tugas perkembangan pada usia mereka. Bagaimanapun tugas perkembangan anak pada usia tersebut adalah bermain, belajar bersosialisasi, dan belajar hal-hal yang mendasar. Ketika yang diterapkan adalah kurikulum seperti ini, tentu kesejahteraan anak akan menurun. Hal seperti inilah yang secara jangka panjang akan mempengaruhi kesehatan mental dari para penerus bangsa ini.

Tanggapan, Saran, dan Ajakan

Dari dua fenomena "besar" yang telah dibahas di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat Indonesia secara umum belum peduli terhadap masalah kesehatan mental. Apa yang dibahas di atas baru dua fenomena besar, sedangkan pada kenyataannya masih banyak fenomena lain terkait dengan kesehatan mental, yang mungkin lebih "kecil", tapi terjadi di kehidupan sehari-hari. Fenomena-fenomena yang muncul sebagai akibat dari kurangnya pemahaman, atau kesalahpahaman masyarakat atas konsep dari kesehatan mental beserta urgensinya. Kurangnya pemahaman beserta kesalahpahaman inilah yang pada akhirnya membuat masyarakat lebih mempedulikan stigma yang muncul dari sekitarnya, daripada membuka pikiran dan mencari pemahaman yang lebih jauh mengenai kesehatan mental. Tidak heran apabila Indonesia masih disebut sebagai negara yang "tertinggal" dari negara lainnya.

Untuk kalian yang masih belum memiliki pemahaman mendalam mengenai kesehatan mental. Ayo buka mata dan pikiran kalian! Banyak hal yang terjadi di sekitar kita yang berkaitan dengan kesehatan mental, langsung tidak langsung, jangka panjang maupun jangka pendek. Cari informasi yang lebih memadai agar pemahaman kalian mengenai kesehatan mental dapat lebih mendalam, sehingga kalian tidak akan mudah "dibodohi" oleh stigma-stigma dan "mitos-mitos" terkait dengan kesehatan mental yang sudah tersebar luas.

Untuk para psikolog, psikiater, sarjana psikologi, mahasiswa psikologi, serta kalian yang sudah memiliki pemahaman dan pemaknaan lebih mengenai kesehatan mental. Tetap berjuang untuk memberikan "paradigma baru" bagi mereka yang masih belum mengerti dan masih memegang "paradigma lama" tentang kesehatan mental, dengan cara apapun.

Untuk pemerintah. Bapak-bapak dan ibu-ibu yang terhormat, monggo lho, mulai pikirin rakyat lah. Atau jangan-jangan kalian juga masih belum menganggap masalah kesehatan mental itu penting? Dua fenomena yang saya bahas di atas bisa jadi awal lho. Penyebaran informasi dan fasilitas kesehatan mental bisa mulai dikembangkan supaya mencapai daerah-daerah di luar pulau Jawa. Buat masalah kurikulum, bisa kok dimulai dari baca-baca teori dari Erik Erikson tentang tahap dan tugas perkembangan. Paling tidak supaya tingkat pendidikan Indonesia bisa ditingkatkan melalui cara yang lebih sesuai dan lebih tepat gitu lho. Kasihan anak-anak jaman sekarang kalau hak bermain mereka jadi terampas akibat kurikulum yang menuntut mereka untuk belajar lebih dari yang seharusnya.

Akhir kata, Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia! Mari buka mata dan buka pikiran atas apa yang terjadi di sekitar kita! Hargai sesama, hargai perbedaan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun