Mohon tunggu...
Adam Kurniadi Lukman
Adam Kurniadi Lukman Mohon Tunggu... lainnya -

Mencoba menyuarakan PENDAPAT dan OPINI melalui tulisan. An ordinary guy who like to see any phenomenon and always try to analyze through multi-perspective way.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan untuk RTK Channel

11 November 2014   09:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:06 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lagi-lagi agama, agama lagi, agama lagi. Masih saja agama diributkan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab. Terbukti dengan hebohnya video di youtube yang mengatakan adanya kristenisasi terselubung di Car Free Day (CFD). Oke, supaya fair, mari kita bahas fenomena ini melalui multi-perspektif yang lebih netral. Harapannya, kalian para pembaca bisa menyikapi fenomena ini dengan lebih bijak.

Penggunaan Simbol

Bagi yang belum menonton atau belum mengetahui tentang berita ini, jadi dalam video tersebut host tersebut mengatakan bahwa adanya upaya kristenisasi terselubung di CFD. Upaya tersebut dilakukan dengan pembagian kalung berlogo merpati, biskuit bertulisan "Sudah Genap", susu, pin bertuliskan "I am saved", dan bandana dengan warna merah muda. Sejak awal, host video tersebut sudah mengarahkan opini publik bahwa pembagian benda-benda tersebut merupakan usaha terselubung dari gereja tertentu untuk melakukan kristenisasi. Sementara pada saat seorang perwakilan dari komunitas tersebut diwawancara, perwakilan tersebut mengatakan bahwa ini komunitas yang bersifat netral, universal, dengan tujuan mendukung pemerintahan yang ada dan mendoakan agar Indonesia dapat terbebas dari korupsi dan berbagai macam kejelekannya. Selain itu, ada adegan anak-anak membacakan doa yang tertulis di kertas, dengan imbalan berupa susu kotak. Menjelang akhir video, tertangkap bahwa seorang ibu mengatakan "Tuhan Memberkati" kepada seorang ibu-ibu tua yang menggunakan kerudung. Pada bagian akhir video, host dari video tersebut menunjukkan semua benda yang dibagikan secara jelas, dan memberikan interpretasi versinya sendiri, dengan dua kali menggunakan google untuk mencari arti dari kata "Sudah Genap" dan arti lambang merpati.

Bagi kalian yang memang sudah sensi dari awal, tentu video ini berhasil membawa kalian ke opini publik yang memang diarahkan oleh host dari awal, yakni meyakinkan para penonton bahwa ada upaya kristenisasi terselubung di CFD, dengan menunjukkan bukti-bukti otentik yang sudah saya ceritakan di atas. Tapi pertanyaan saya kembali ke pertanyaan awal, apakah benar ini kristenisasi? Yakin ini kristenisasi? Saya mengakui, mungkin beberapa simbol yang ada umumnya ditemukan di ajaran agama Kristen/Katolik. Tapi bagaimana dengan bandana yang berisikan tulisan seperti ketangkasan, kecerdasan, dan sifat-sifat positif lainnya? Bukankah itu murni bersifat netral?

Berpikir Terbalik

Saya bukan ingin membela pihak pembuat video maupun pihak penyelenggara kampanye, saya hanya ingin mengajak pembaca untuk mencoba melihat dan berpikir terbalik mengenai fenomena ini. Pertama, bagaimana kalau ini memang usaha yang bersifat universal untuk mendoakan Indonesia, tapi mayoritas anggotanya adalah orang beragama Kristen? Wajar apabila simbol yang terpikirkan oleh mereka adalah simbol-simbol tersebut bukan? Lagipula, apabila ini memang kristenisasi, mereka tidak akan menggunakan simbol burung merpati, frasa "I am saved", dan "Sudah Genap", melainkan akan mencoba menonjolkan Yesus atau Salib sebagai simbol yang lebih konkrit. Sejak kapan simbol-simbol tersebut menunjukkan kristenisasi?

Berikutnya, untuk masalah perkataan "Tuhan Memberkati". Di dalam video, host langsung memberikan judging pada si ibu bahwa ia ingin mengajak ibu-ibu tua berjilbab tersebut untuk percaya kepada Yesus. Tahu darimana? Kembali ke paragraf sebelumnya, siapa tahu ibu yang mengajak doa tersebut kebetulan beragama kristen, sehingga yang terucap adalah kalimat tersebut. Lagipula, doa yang diberikan untuk dibaca oleh anak-anak dalam video tersebut kalimatnya sangat universal. Tidak ada penyebutan kata-kata yang mengacu pada agama kristen, bahkan ada penggunaan kata "ridho" di dalam doa tersebut. Bukankah itu sangat universal?

Pesan untuk Penyelenggara Kampanye

Saya harap, adanya berita-berita tentang kampanye yang kalian lakukan beserta tulisan ini dapat kalian refleksikan. Saya tidak tahu apakah maksud kalian memang kristenisasi terselubung, atau murni ingin mengajak masyarakat untuk mendoakan dan mendukung pemerintahan yang baru ini. Tapi saya harap (bila ini bukan kristenisasi), apabila di kesempatan berikutnya kalian ingin mengadakan kampanye seperti ini, kalian bisa melakukan kampanye tersebut dengan menggunakan simbol-simbol yang lebih universal lagi, sebab sejauh ini masih ada saja orang yang langsung mengecap kalian melakukan kristenisasi terkait dengan simbol-simbol yang kalian gunakan. Tapi bila ini memang kristenisasi, saya harap kalian mengerti bahwa agama itu bukan untuk dipolitisasi. Agama itu layaknya alat kelamin, yang semua orang miliki, tapi tidak perlu ditunjukkan dan disebarkan ke orang-orang secara "paksa".

Pesan untuk Pembuat Video dan Host

Saya harap di kesempatan berikutnya kalian bisa membuat reportase yang lebih bersifat netral dan universal, tanpa harus meracuni para penonton dengan "menggiring" opini dari awal, mengikuti asumsi yang muncul di kepala kalian. Justru dengan menjadi citizen journalists, kita harus bisa membuat berita yang lebih cerdas. Berita yang mampu membuat masyarakat memikirkan dan mengolah sendiri informasi yang kita dapatkan. Bukan menghasut, secara langsung maupun tidak langsung. Asumsi bisa digunakan, tapi sebagai media, asumsi tersebut harus tetap dikemas secara lebih netral. Mungkin maksud kalian baik, untuk  memberikan pesan pada masyarakat bahwa fenomena seperti ini masih ada, dan memberikan pesan pada penyelenggara untuk mengadakan kampanye yang lebih fair. Akan tetapi kembali ke kemasannya, kemasan yang kalian gunakan itu secara langsung tidak langsung menghasut banyak pihak.

Pesan untuk Para Pembaca dan Masyarakat

Dengan adanya tulisan ini, saya benar-benar berharap bahwa masyarakat bisa mengolah informasi yang didapatkan secara lebih mendalam, sehingga dapat menyikapi semua informasi tersebut secara lebih bijak. Apabila ini memang kristenisasi, saya harap masyarakat bisa mengerti bahwa hal seperti ini dilakukan oleh OKNUM yang tidak bertanggungjawab, dan tidak bisa digeneralisir ke orang-orang dengan agama tertentu. Tapi apabila ini bukan kristenisasi, tentu ini menjadi bukti dari analisis yang sudah saya jabarkan di atas bukan?

Akhir kata, saya tekankan kembali bahwa tulisan ini saya buat bukan untuk membela salah satu pihak, namun lebih kepada ajakan untuk dapat melihat fenomena yang terjadi di masyarakat kita secara lebih cerdas. Ini bukti bahwa masyarakat kita memang masih tertinggal. Di saat negara lain meributkan masalah politik, sosial, ekonomi, masyarakat kita masih meributkan masalah agama. Hal yang sebenarnya tidak perlu diributkan karena terkait dengan pribadi masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun