2. **Kecepatan Perubahan Teknologi**
  - Kemajuan teknologi yang cepat membuat organisasi harus selalu siap berubah dan beradaptasi secara dinamis tanpa meninggalkan esensialitas karakter kepemimpinan berdasarkan kebajikan[1].
3. **Diversita Sosial Budaya**
  - Masyarakat modern sangat divers dan multikultural, sehingga pimpinan harus bisa menghargai dan mengintegrasikan beragam sudut pandang dan tradisi dalam proses pengambilan keputusan[1].
Kesimpulan Final
Mengadopsi gaya kepemimpinan Aristotle bukanlah sekadar nostalgia klasik akan filosofi Yunani kuno; namun sebuah framework sistematis yang masih relevan hingga hari ini. Melalui analisis mendalam tentang konsep kebajikan, prinsip golden mean, dan pentingnya phronesis, kita telah menyelami kedalaman intelektual yang dimiliki oleh salah satu filsuf besar dunia. Implikasi kontemporer seperti pengembangan budaya organisasi berbasis nilai, pendekatan holistik dalam pengembangan kepemimpinan, keseimbangan antara efisiensi dan etika, serta fokus pada keberlanjutan jangka panjang menjadikan teoritis-teoritis Aristoteles tetap aktual dalam era modern yang semakin kompleks. Oleh karena itu, makalah ini berharap dapat memberikan kontribusi berarti dalam pengembangan teori dan praktik kepemimpinan kontemporer yang lebih berkelanjutan dan etis.
---
Terima kasih sudah membaca diskursus kami tentang gaya kepemimpinan Aristoteles. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda dalam memahami bagaimana pemikiran klasik dapat dipraktikkan dalam konteks modern.
Daftar Pustaka
1. Aristotle. (n.d.). *Politics*. Dalam *The Complete Works of Aristotle* (Vol. 1). Edited by Jonathan Barnes. Princeton University Press.
2. Aristotle. (n.d.). *Nicomachean Ethics*. Dalam *The Complete Works of Aristotle* (Vol. 2). Edited by Jonathan Barnes. Princeton University Press.