Mohon tunggu...
Adam Ibnu
Adam Ibnu Mohon Tunggu... -

Mencintai ilmu pengetahuan bernurani dan beretika tanpa pernah melupakan Hotel Intelektual Kampus di Universitas Az-Zahra. Anggota Kominitas Klinik Menulis Az-Zahra

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kejayaan yang sulit terulang.

21 Januari 2012   02:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:37 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Salam,,Selamat pagi para warga kompasiana..

Pagi yang cerah di akhir pekan. Sebatang rokok dan segelas kopi dingin menjadi menu pembuka hari ini. Perhatian ku tertuju pada suatu tanah lapang yang diatasnya menari-nari liar para anak kecil berusia belasan tahun yang sedang bermain sepakbola. Doaku hanya satu, semoga kelak mereka akan bekerja sama dalam sebuah tim atas nama Merah Putih.

Kekagumanku akan semangat dan kerja keras mereka sejenak sirna, ketika saya teringat dengan sebuah berita di televisi tentang  kondisi pesepakbolaan tanah air yang berada di titik nadir selama beberapa tahun terakhir. Kondisi federasi ( PSSI ) berbanding lurus dengan prestasi Timnas sepakbola Indonesia yang melempem di level regional maupun internasional.

Ah, malas rasanya untuk menghadirkan dan menjustifikasi siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas kondisi ini. Biarkan mereka yang ada di PSSI saling melempar bola panas dan saling tikam, toh kebenaran akan muncul dengan sendirinya tampil di barisan depan panggung sepakbola nasional. Saya justru lebih tertarik dengan sejarah sepakbola nasional, yang konon menjadi salah satu kekuatan sepakbola ASia beberapa tahun silam. Karen bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.

Mungkin tidak banyak yang tahu, bahwa Indonesia menjadi negara Asia pertama yang tampil di event sepakbola paling bergengsi sejagat bernama Piala Dunia. 74 tahun yang lalu, pada 1938 di Negeri Napoleon Prancis, Indonesia tampil di Piala Dunia menggantikan posisi Jepang yang saat itu batal tampil karena terkena imbas dari tegangnya politik Internasional. Memang kala itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda karena belum terbentuknya NKRI, tapi bila merujuk letak geografis Hindia Belanda saat itu, merupakan wilayah kepulauan NKRI saat ini.

Meskipun sampai sekarang masih terjadi pro dan kontra, tentang negara ASia pertama yang tampil di Piala Dunia. Karena Pada tahun 1966 di Inggris, Korea Utara menjadi wakil Asia yang tampil di Piala Dunia dan mencatatkan prestasi yang sangat gemilang pada awal debutnya dengan berhasil menembus babak 8 besar ( perempat final ). Tapi badan tertinggi sepakbola dunia FIFA secara resmi mencatat bahwa Indonesialah negara Asia pertama yang tampil di Piala Dunia.

Sebuah goresan prestasi yang membanggakan mengingat kondisi politik internasional pada saat itu yang rawan menyulutkan konflik pertikaian antar bangsa, termasuk Indonesia.

18 tahun berikutnya......

Olimpiade musim panas di Melbourne Australia tahun 1956, Timnas sepakbola Indonesia kembali mengharumkan  Merah Putih di pentas sepakbola internasional dengan berhasil lolos ke Olimpiade untuk yang pertama kalinya. Bahkan dalam debutnya saat itu Timnas berhasil menembus babak 8 besar sebelum dikalahkan oleh Uni Soviet lewat drama adu penalti dengan kiper legendarisnya Lev Yashin. Tapi sekali lagi Maulwi Saelan cs telah membuktikan bahwa kekuatan sepakbola Indonesia tidak bisa di anggap remeh saat itu.

Prestasi Timnas mulai menurun pada dekade 1990-an, terhitung sejak saat itu sampai detik ini prestasi terbaik Timnas sepakbola hanyalah meraih medali emas Sea Games 1991 di Manila, Filipina dan lolos ke putaran final Piala ASia empat kali berturut-turut sejak tahun 1996-2007.

Sungguh miris, dengan besarnya  SDM dan tingginya animo sepakbola di Indonesia, tetapi belum mampu membawa Timnas berbicara lebih jauh di percaturan sepakbola dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun