[caption id="attachment_190126" align="alignnone" width="600" caption="culik aku (pungkygo.blogspot.com)"][/caption]
Pusing dan pusing... itulah sebuah kata yang selalu menghimpit kepala dan dada Doni. Kepusingan yang bisa membuat kepalanya pecah dan kadang membuatnya menjenggut rambutnya sendiri dipojokkan sekat meja kerjanya yang agak menjorok ke dalam ruangan dan sedikit terpisah dengan rekan kerjanya yang lain. Kepusingan yang sudah hampir 3 bulan ia rasakan karena harus mencari pinjaman sana-sini untuk biaya ibunya berobat.
Doni... lelaki muda berumur 28 tahun asal kota bunga Malang, masih jomblo, bekerja di sebuah perusahaan advertising di Jakarta. Sebelumnya dalam kehidupannya ia tak pernah sepusing sekarang. Aarrggghhhh mati aku lama-lama... Kalau gak mati karena pusing aku pasti mati karena utang... demikian Doni bergumam sambil menjenggut rambutnya sendiri.
Puas menjenggut rambutnya Doni beranjak ke dapur kantor untuk membuat segelas kopi. Hari sudah lewat senja namun ia masih di kantor, sambil menikmati kopinya ia terus  berselancar di dunia maya mencari solusi sampai tiba-tiba kopi menyembur dari mulutnya... ahhhh edan! siapa yang pasang iklan gila ini??? "500 juta jika berhasil menculik anak gadis ini... pelan-pelan Doni membacanya dan membacanya hingga sampailah pada foto anak gadis dimaksud... melotot seketika Doni  melihat foto di iklan itu... ini kan foto anak bossku yang juga bekerja sebagai public relation di kantor ini... Doni bergumam.
Entah setan apa yang membuat doni mencetak iklan itu... setelah itu ia segera mematikan komputer kerjanya dan segera beranjak menuju rumah. Sampai dirumah Doni segera masuk ke kamar. Doni memang sudah memiliki rumah walaupun belum lunas di daerah yang agak terpencil di perbatasan Tangerang selatan dan Jakarta Selatan.
Di kamarnya Doni terus menerus membaca iklan yang menggoda itu. Dan akhirnya ia berteriak kembali Aarrggghhhhh Gila aku bisa gila. Aku harus bisa mendapatkan uang. Aku harus menculik Anak Bossku. Maafkan aku Tuhan, Maafkan aku Bu... semua demi engkau Bu.
Pagi menjelang... Doni segera mandi. Tanpa sarapan ataupun minum kopi Ia segera memacu motornya... wahhh ternyata bukan ke kantor tujuan Doni. Doni menuju sebuah rental mobil. Dan ia pun minta kepada salah seorang staff rental mobil itu bahwa ia menitipkan motornya dan besok baru di ambil.
Dikantor... Doni semakin gelisah jam demi jam... dan pandangan matanya senantiasa tertuju kepada puteri bossnya yang berada diruang terpisah dan terlihat jelas karena berupa ruang kaca. Doni menunggu saat yang tepat untuk bisa bertatap muka dengan puteri bossnya tersebut. Dan saat keadaan sepi, Doni beranjak menuju ruangan putri bossnya. Tok...tok...tok... Masuk (terdengar suara lembut dari dalam). Doni pun masuk dan berbicara... maaf Bu sepertinya sore ini Ibu jika tidak keberatan bisa ikut saya sebentar bu? Iya ada apa Don? Tanya puteri bossnya yang ternyata bernama Carla. Begini Bu... ada klien yang ingin menyerahkan iklan seluruh produknya kepada kita untuk dikelola dan nilai yang ditawarkan sangat besar Bu dan orangnya minta bertemu sore ini juga... jika ibu tidak keberatan.... Mmmhhh Bu Carla melirik jam tangannya dan berkata... oke kita temui klien ini... by the way kamu yang bawa kendaraan ya Don? Iya Bu Siap (wahhh ternyata dia tahu namaku... gumam Doni dalam hati)
Segera mereka berdua berangkat dengan mobil sewaan Doni... Kemana kita Don?? tanya Bu Carla... Sudah Ibu Tenang Saja Bu. Nanti saya beritahu Bu. Doni memacu mobil sewaannya ke arah rumahnya. Sesampainya di rumahnya, Doni mengajak Bu Carla masuk. Mari Bu sebentar lagi klien kita akan datang ke sini. Begitu Bu Carla masuk dan duduk di sofa. Doni segera mengunci pintu. Kaget Bu Carla akan bangkit berdiri namun Doni segera memegang tangan Bu Carla. Dan berkata... Ibu Lebih Baik diam jangan berteriak... Ibu Saya Culik Bu. Kaget sekali Bu Carla dan sedikit mengamuk namun tenaga Doni lebih kuat mencengkram tangan Bu Carla. Segera Doni mengikat tangan Bu Carla dengan dasinya sendiri dan menyumpal mulut Bu Carla dengan kaus Doni. Setelah terikat Doni memasukkan Bu Carla ke kamar belakang yang jarang di pakai oleh Doni untuk tidur. Â Selesai menyalakan Kipas baling-baling dan menyalakan lampu Doni pun mengunci pintu kamar itu.
Doni segera menuju kamarnya dan membuka lembaran cetakan iklan yang kemarin ia baca. Segera ia ambil handphonenya dan menelpon dengan maksud bernegosiasi dengan pemasang iklan. Tak mendapat respon, Doni mencoba sekali lagi dan terdengar suara berat seorang wanita di telinga Doni. Tak menghiraukan siapa orang tersebut Doni segera mengutarakan maksudnya bahwa Ia telah berhasil menculik orang yang dimaksud si pemasang Iklan. Mengatur janji untuk bertemu dan mengambil uang serta menyerahkan Bu Carla kepada orang itu. Setelah itu Doni tertidur karena lelah tanpa ingat bahwa Bu Carla terikat di dalam kamar belakang. Negosiasi Doni rupanya sukses melalui telpon.
Bangun pagi Doni segera membeli sarapan dan membuat teh hangat. Tak lupa ia pun membelikan Bu Carla sarapan. Doni melepas ikatannya dan dengan sedikit mengancam Doni berkata... Makan Bu... Ibu tidak usah kuatir... tak lama pun Ibu pasti saya bebaskan. Bu Carla hanya terdiam sambil menatap penuh rasa benci terhadap Doni. Tak sanggup beradu mata, Doni pun segera menutup pintu, menguncinya dan beranjak pergi.
Sorenya Doni pulang dengan motornya yang sudah diambilnya... Ia tampak pucat dan segera masuk ke dalam. Ternyata si pemasang iklan telah menipunya. Ternyata sipemasang iklan adalah seorang wanita yang cemburu karena Bu Carla dekat dan suka kepada suami wanita itu. AAARRRGGGHHHHHH Kacau hidupku. Aku jadi penculik sekaligus ditipu. Yah penculikan telah terjadi dan baik Doni maupun Bu Carla pasti sedang dalam pencarian. Buronan... yah itulah status Doni sekarang.
Doni pun berjalan lunglai menuju kamar mandi... membersihkan badan dan otaknya yang kacau. Selesai mandi, Doni menuju kamar belakang... mengetuk perlahan, membuka kunci dan masuk. Doni segera melepas ikatan tangan Bu Carla. Terdiam Doni duduk berhadapan bersimpuh di depan Bu Carla yang juga duduk bersimpuh. Plaakkk... sebuah tamparan mendarat di pipi Doni. Doni tetap tak bergeming... hingga akhirnya Bu Carla mengamuk menghujani wajah dan badan Doni dengan tamparan dan pukulan . Doni tetap diam sampai akhirnya Bu Carla pun menangis... Mengapa kamu melakukan ini pada saya Don??? Doni terdiam... lalu berkata... Ibu mengapa menggoda suami orang Bu? Bu Carla pun terdiam seolah pertanyaan Doni ibarat tamparan keras di wajahnya.
Paginya Bu Carla tampak duduk di sofa ruang tengah rumah Doni... Doni baru saja terbangun dan mendapatkan Bu Carla tengah duduk namun masih mengenakan baju yang sama... sambil mengambil kaus dan celana pendek Doni berkata... Ibu Jangan kemana-mana... saya mengerti Ibu dan tolong Ibu juga mengerti saya Bu, Saya mohon karena sekarang pasti saya di cari polisi Bu dengan hilangnya Ibu dan Juga saya yang sudah tidak masuk kantor berbarengan dengan hilangnya Ibu. Mengenai pakaian nanti saya belikan termasuk dalaman Ibu nanti saya minta tolong teman wanita saya untuk membelikan. Kebetulan saya masih ada sedikit tabungan untuk itu. Mungkin polisi akan sedikit sulit mencari kita karena di kantor saya menggunakan alamat kampung saya di Malang.
Demikianlah selama hampir 3 bulan Bu Carla pun tinggal di rumah Doni tanpa pernah keluar. Doni sendiri akhirnya terpaksa berdagang keliling demi kehidupan sementara mereka berdua. Cerita demi cerita pun mengalir dari mulut mereka berdua yang akhirnya mendekatkan mereka berdua dan mengakrabkan mereka berdua. Benih-benih kasih sayang pun terjadi di antara mereka berdua. Hingga 6 Bulan berlalu... di hari minggu pagi... Beberapa orang polisi berpakaian preman masuk ke rumah Doni dan menangkap Doni. Carla berteriak-teriak saat Doni melawan dan menerima pukulan dan tendangan dari beberapa orang polisi. Carla memohon agar Doni jangan ditangkap. Namun polisi tak menghiraukan teriakan Carla. Carla sendiri segera di antarkan oleh polisi lainnya ke rumah orang tuanya.
Dalam Persidangan kasus penculikan oleh Doni, Doni pun di vonis hukuman 6 Tahun penjara.... Carla memang tak menuntut Doni... namun orang tua Carla tetap tak mau mencabut tuntutan penculikan tersebut. Selesai persidangan Carla berlari kecil ke arah Doni yang mendapat kawalah petugas Kejaksaan dan memohon ijin untuk berbicara sebentar... diijinkan... Carla membisikkan sesuatu ke telinga Doni... Jika Bebas Nanti Cari aku Don... Ada Anakmu di dalam perutku Don... Aku Sayang Kamu Don... Kamu bukan orang jahat. Keadaan yang memaksamu jadi begini. Aku Akan menunggumu Don sampai kau bebas nanti. Setelah berkata begitu... Doni segera di bawa menuju ke lembaga pemasyarakatan. Carla hanya terpaku dan meneteskan airmatanya tanpa melepaskan tatapannya sampai Doni menghilang di bawa oleh kendaraan petugas kejaksaan.
Enam Tahun Kemudian.....
Seorang wanita cantik berjalan kaki dengan seorang anak gadis berumur 5 tahun lebih. Anak yang cantik seperti ibunya.... tiba-tiba wanita itu menoleh mendengar suara yang begitu di kenalnya.... Doniiiiii.... Wanita itu berlari menuju pria yang ternyata Doni. Doni pun menghampiri dan segera memeluk wanita itu erat-erat. Carla... ya Carla yang pernah di culik Doni. Mereka berpelukan melepaskan rasa rindunya. Mereka berdua kemudian duduk di bangku taman sambil memandang anak gadis yang bernama Dora. Carla... membisikkan sesuatu ke telinga Doni.... Don... CULIK AKU SEKALI LAGI DON!!!
~Adam_Heins~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H