Pemanasan global merupakan salah satu permasalahan yang tak pernah absen dari kehidupan kita selama ini. Pemanasan global tidak hanya berdampak pada manusia saja, namun juga berdampak bagi kehidupan ekosistem laut, salah satunya adalah terumbu karang.
Semakin maraknya pembakaran bahan bakar fosil, dan juga penggundulan hutan menyebabkan terbentuknya gas rumah kaca, yang menyebabkan semakin panasnya suhu permukaan air laut. Sejak 1880, akumulasi karbon dioksida dan gas pengumpul panas lainnya telah meningkatkan suhu atmosfer, memanaskan bumi sekitar 0,9 ° C, dan diperkirakan akan memanaskan bumi hingga 2–4 ° C pada tahun 2100, yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia.
Suhu permukaan air laut yang tinggi ditambah dengan radiasi matahari yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya pemutihan karang dalam skala besar. Karena suhu permukaan laut yang terus memanas di bawah perubahan iklim, frekuensi dan tingkat keparahan peristiwa pemutihan karang skala besar diperkirakan akan meningkat, yang mengarah pada keperihatinan tentang masa depan terumbu karang.
Pemutihan karang merupakan respon umum dari terumbu karang yang sedang stress. Kita tidak perlu khawatir jika yang mengalami coral bleaching hanya sepetak kecil karang. Namun yang menjadi perhatian jika peristiwa pemutihan massal terjadi sejauh puluhan atau bahkan ribuan kilometer, yang tentunya dapat mempengaruhi seluruh ekosistem biota laut dan juga komunitas manusia yang bergantung pada kehidupan terumbu karang.
Apa sih dampak dari terjadinya coral bleaching?Â
Tentunya kita semua tahu bahwa terumbu karang menjadi pusat dari berbagai macam biota laut disekitarnya, baik sebagai sumber makanan, sebagai sumber keanekaragaman hayati, dan juga sebagai pelindung ekosistem yang ada di sekitarnya. Dari hal tersebut maka dampak ekologis dari pemutihan karang yaitu:Â
- Karang yang memutih cenderung memperlambat pertumbuhan, mengurangi kapasitas reproduksi, meningkatkan kerentanan terhadap penyakit dan meningkatkan kematian
- Karena spesies karang yang lebih rentan terbunuh oleh peristiwa pemutihan, maka kmposisi komunitas karang akan berubah.
- Perubahan komunitas karang juga mempengaruhi spesies yang bergantung padanya, seperti ikan dan invertebrata, yang mengandalkan karang hidup untuk makanan, tempat berlindung atau habitat untuk perekrutan. Ketika karang mati akibat pemutihan karang, kelimpahan dan komposisi populasi ikan terumbu karang dapat berubah.
- Ketika karang mati akibat pemutihan, keanekaragaman genetik dan spesies dapat menurun.
Selain dampak ekologis yang terjadi akibat pemutihan karang, komunitas manusia yang hidupnya bergantung pada terumbu karang dan perikanan disekitarnya tentunya juga terkena dampak dari coral bleaching. Berikut adalah dampak sosial ekonomi dari coral bleaching:Â
- Terumbu karang yang rusak akibat pemutihan akan dengan cepat kehilangan banyak karakteristik yang memberikan daya tarik estetika bagi wisata terumbu karang. Hilangnya pendapatan dari berkurangnya aktivitas pariwisata dapat mengancam mata pencaharian masyarakat lokal.
- Terumbu karang yang terdegradasi akibat dari pemutihan karang tidak dapat memberikan jasa ekosistem yang diandalkan oleh komunitas manusia setempat. Misalnya, terumbu karang yang rusak memiliki produktivitas yang rendah dan mungkin tidak dapat mempertahankan laju pertumbuhan yang diperlukan untuk memastikan bahwa terumbu karang dapat terus memberikan layanan perlindungan pantai dari erosi dan abrasi.
- Peristiwa pemutihan karang yang menyebabkan kematian karang dalam skala besar dapat menyebabkan perubahan besar pada komunitas ikan di sekitarnya. Hal ini dapat mengurangi hasil tangkapan nelayan yang menyasar spesies ikan karang, yang pada akhirnya berdampak pada ketersediaan pangan dan kegiatan ekonomi yang terkait.
- Nilai-nilai budaya dari berbagai macam komunitas pulau tropis (seperti situs keagamaan dan pemanfaatan tradisional sumber daya laut) bergantung pada ekosistem terumbu karang yang sehat dan mungkin terpengaruh oleh pemutihan karang.
- Terumbu karang merupakan sumber penting senyawa obat. Terumbu karang yang rusak dan mati tidak mungkin berfungsi sebagai sumber obat yang penting (seperti obat untuk pengobatan penyakit jantung, kanker dan penyakit lainnya).
Terumbu karang yang terkena pemutihan, nasib hidupnya ditentukan oleh tiga atribut ekologis utama:
- Resistensi, artinya sejauh mana karang dapat menahan tingkat stress yang lebih besar tanpa mengalami pemutihan.
- Toleransi, artinya kemampuan karang untuk bertahan hidup ketika mengalami pemutihan.
- Pemulihan, artinya kemampuan suatu komunitas karang untuk diisi kembali ketika suatu komunitas tersebut mengalami jumlah kematian karang yang signifikan.
Dan untuk terumbu karang yang selamat dan tidak mengalami pemutihan karang, karakteristik yang dapat membantu kembalinya suatu komunitas terumbu karang yang sehat meliputi:
- Tingkat keparahan terjadinya pemutihan.
- Respon sistem kekebalan tubuh terumbu karang.
- Adaptasi metabolik