Sementara, Mamak Kakan, Mak Anjang, Mak Nur, Pak Suin itu lebih banyak mengajar pagi. Pak Suin atau Suhaili Ya'kub adalah pimpinan pondok sepeninggal mendiang Buya Salim Malin Kuniang. Dia mengajarkan ilmu hadist.
Sempat kelompok itu tenar, dan terkenal sebagai kelompok yang paling rajin menghafal secara bersama. Kami memilih tinggal di belakang Surau Baru. Surau Gaek Peto namanya. Tak banyak kami di situ. Tapi kemampuan dan kerajian kami saat itu jadi rujukan oleh para guru tuo saat memberi motivasi dalam belajar dakwah.
Belajar dakwah dalam program muhadharah, itu dilakukan sekali seminggu di lingkungan Pesantren darul 'Ulum. Setiap Sabtu malam atau malam Minggu. Tiga suraunya yang selalu terpakai tempat latihan berpidato para santri tersebut. Yakni Surau Baru, Surau Tabiang dan Surau Tungga.
Masa yang paling mengasyikan dan menyenangkan lumayan terasa selama menjadi santri. Selama lima tahun lebih kurang aku di sana, banyak ilmu dan keilmuan yang aku dapatkan. Dari sana aku terlatih senang dan gemar berorganisasi. Di Padang Magek itu selalu masak bersama, dengan sistim giliran alias piket masak.
Bagi yang piket akan terasa sekali, betapa ada kerja bakti yang melahirkan rasa kepedulian terhadap sesama. Di lingkungan Surau Baru air yang ada hanya untuk mandi. Tak bisa untuk masak. Kalau air untuk masak, itu kami jemput ke Koto. Ada beberapa meter dari surau arah ke makam Buya Salim Malin Marajo.
Kini, Surau Baru telah banyak perubahannya. Lokasi yang dipakai saat ini, pondasi dasarnya sempat aku dan kawan mengerjakan secara gotong royong. Batu bangunan pondasinya kami cari di sungai yang cukup jauh. Lupa nama sungainya. Lokasinya arah ke Ombilin. Kami keluarkan batu dari dalam sungai, lalu mobil mengangkut batu itu ke pesantren.
Surau Baru dan Pesantren Darul 'Ulum Padang Magek telah memberikan banyak ilmu dan kenangan tersendiri bagi aku dan tentunya bagi kawan-kawan yang pernah mondok dulunya. Ada cerita yang mungkin tak bisa dilupakan hingga ini hari, yang tentu jadi memori, biarlah aku dan Tuhan saja yang tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H