Mohon tunggu...
A Damanhuri
A Damanhuri Mohon Tunggu... Jurnalis - Gemar bersosial dan penikmat kopi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Mengucapkan sebuah kata sejati, adalah mengubah dunia. Dalam kata ditemukan dua dimensi: Refleksi dan Tindakan". (Paulo Freire)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadikan Masjid sebagai Jantung Kehidupan Masyarakat

11 Maret 2020   22:33 Diperbarui: 11 Maret 2020   22:45 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara terminologis masjid diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan shalat. Masjid sering disebut Baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah. 

Pada waktu hijrah dari Makkah ke Madinah ditemani shahabat beliau, Abu Bakar, Rasulullah SAW melewati daerah Quba. Di sana beliau mendirikan masjid pertama sejak masa kenabiannya, yaitu Masjid Quba (QS 9:108, At Taubah).

Setelah di Madinah, Rasulullah juga mendirikan masjid, tempat umat Islam melaksanakan shalat berjamaah dan melaksanakan aktivitas sosial lainnya. Pada perkembangannya disebut dengan Masjid Nabawi. Fungsi masjid paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjamaah.  

Ajaran Rasulullah SAW tentang shalat berjamaah merupakan perintah yang benar-benar ditekankan kepada kaum muslimin. Sebenarnya, inti dari memakmurkan masjid adalah menegakkan shalat berjamaah, yang merupakan salah satu syiar Islam terbesar. Sementara yang lain adalah pengembangannya. 

Shalat berjamaah merupakan indikator utama keberhasilan kita dalam memakmurkan masjid. Jadi keberhasilan dan kekurang-berhasilan kita dalam memakmurkan masjid dapat diukur dengan seberapa jauh antusias umat dalam menegakkan shalat berjamaah.

Meskipun fungsi utamanya sebagai tempat menegakkan shalat, namun masjid bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan shalat saja. Di masa Rasulullah SAW, selain dipergunakan untuk shalat, berdzikir dan beritikaf, masjid bisa dipergunakan untuk kepentingan sosial. Misalnya, sebagai tempat belajar dan mengajarkan kebaikan (menuntut ilmu), dan lain sebagainya.

Dalam perjalanan sejarahnya, masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hampir dapat dikatakan, dimana ada komunitas muslim di situ ada masjid. 

Memang umat Islam tidak bisa terlepas dari masjid. Apalagi di Sumatera Barat yang sangat kental dengan falsafah Adat Basandi Syara' Syara' Basandi Kitabullah, yang juga telah mencanangkan program (back to surau) kembali ke masjid. 

Karena Masjid di samping menjadi tempat beribadah, masjid juga telah menjadi sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat dawah bagi orang-orang Minang sejak dulunya.

Banyak masjid didirikan umat Islam, baik itu masjid umum, masjid sekolah sebagai penunjang kegiatan ekstra dalam rangka pembentukan karakter siswa, masjid kampus, masjid di komplek perkantoran maupun yang lainnya. 

Masjid didirikan untuk memenuhi hajat umat, terkhusus masjid yang ada di komplek perkantoran bagi pegawai di lingkungan kantor masjid menjadi kebutuhan spiritual mereka, guna mendekatkan diri kepada penciptanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun