Mohon tunggu...
A Damanhuri
A Damanhuri Mohon Tunggu... Jurnalis - Gemar bersosial dan penikmat kopi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Mengucapkan sebuah kata sejati, adalah mengubah dunia. Dalam kata ditemukan dua dimensi: Refleksi dan Tindakan". (Paulo Freire)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengajar Tugas Mulia, Guru Hebat karena Banyak Murid

7 Januari 2020   18:16 Diperbarui: 8 Januari 2020   18:55 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mendirikan dan melanjutkan pesantren di kampung ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan," kata Ahmad Yusuf suatu ketika. Banyak rintangan dan tantangan yang dihadapi dengan lapang dada oleh Ahmad Yusuf. 

Dulu, katanya, untuk memakai pengeras suara saja dalam surau saat azan ditentang oleh masyarakat banyak. Apalagi pakai pengeras suara saat latihan pidato para santri.

Berkali-kali Ahmad Yusuf mendatangi setiap individu, tokoh masyarakat, meminta pendapatnya untuk memajukan pesantren yang dimulainya sejak 1991 M itu. "Hari ini, usulan kita diterimanya, besok langsung berubah. Tetapi saya tak pernah putus asa. Saya datangi terus ke lapau-lapau dan ke rumahnya masing-masing. Lain di hadapan kita, lain pula di belakang kita. Itulah bagian suka duka yang saya hadapi dalam membangun pesantren ini," ujarnya.

Satu hal yang dipegang Ahmad Yusuf bersama Zainuddin, yakni tahan akan cobaan. Dan saat ini, barangkali ujian terbesar dalam pengembangan Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua telah dilaluinya dengan segala dinamika. Santri kian bertambah. Nama Lubuak Pua semakin dikenal banyak orang. 

Tempat yang dulunya angker, ditakuti setiap orang yang menjadikan lokasi itu tempat mandi pagi dan petang karena terletak di pinggir Sungai Batang Mangoi, kini sudah jadi tujuan. 

Dari berbagai daerah di Sumbar para santri berdatangan. Lubuk Pandan tak pernah sepi dari pelaksanaan shalat jamaah, begitu juga Lubuak Pua. Setiap waktu shalat masuk, suara azan selalu menyebar ke tengah masyarakat sekelilingnya dari sambungan pengeras suara.

Tangan dingin Ahmad Yusuf dan Zainuddin membawa keberkahan tersendiri. Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua berkembang dengan pesatnya. Perkembangan zaman, pesantren itu pun telah memiliki badan hukum tersendiri; Yayasan Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum namanya. 2019 atas bantuan Kemnaker RI bediri sebuah gedung Workshop Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas. Kemudian hadir pula bantuan dari Kementerian Kesehatan RI, pengadaan dapur sehat dan 10 unit stafel. Bantuan Kementerian Kesehatan RI ini berlanjut, dengan adanya pembentukan Kader Kesehatan Pesantren (K2P) Madrasatul 'Ulum.

K2P diharapkan mampu mengorganisir para santri untuk bisa menerapkan hidup bersih dan sehat di lingkungan pesantren. "Bantuan ini tentunya penunjang kemajuan santri. Melahirkan santri mandiri bila tidak lagi menjadi santri. Tentunya, dengan tidak menghilangkan asal pengajiannya. Otak boleh maju, tetapi iman dan aqidah tak boleh lari dari yang sudah diajarkan," sebut Ahmad Yusuf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun