Mohon tunggu...
Adam Aksara
Adam Aksara Mohon Tunggu... Arsitek - Penulis, kontraktor, praktisi Natural Way of Living ( NWL)

Berbagi itu indah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apa itu Dosa? Dosa adalah...

27 Januari 2022   13:20 Diperbarui: 27 Januari 2022   13:21 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan sendiri hendak mengatakan jika Dia sumber kasih tidak pernah marah ataupun memiliki emosi negatif. Dia berada di tempat tersebut untuk membersihkan racun atau dosa yang sudah di miliki oleh manusia, menyelamatkan mereka dari maut. Tetapi manusia memlilih untuk berlari bersembunyi.

Pada awalnya manusia hanya memiliki sifat dasar, baik, sabar, pengasih, lemah lembut, damai sejahtera dan segala yang baik. Karena memang demikianlah mereka diciptakan. Saat mereka memakan buah jahat itu, mereka mulai memiliki emosi negatif yang selama ini tidak pernah mereka kenali sebelumnya, kemarahan, kesombongan, ketakutan, sakit hati dan segala yang buruk. Dan mereka mengikuti emosi tersebut memilih mengikutinya. Itulah isi dari dosa dan buah jahat tersebut, emosi negatif.

Di taman indah tempat mereka berada, Mereka menendang binatang-binatang tidak bersalah karena kemarahan mereka. Mereka menebang pohon dan memakan daging binatang-binatang karena keserakahan dan menguasai seluruh wilayah itu dengan kesombongannya. Yang akhirnya tempat indah bernama taman firdaus itu hancur berantakan. Tidak memiliki apapun lagi selain tanah gersang.

Karena seluruh tempat telah hancur, Tuhan yang tetap mengasihi dan menyayangi manusia memindahkan mereka semua ke tempat bernama bumi. Tempat baru mereka. Lalu Tuhan berkata, "Di dalam diri manusia ada racun maut yang bernama dosa, yang telah turun temurun. Biarkanlah Aku membersihkan dosa itu, terimalah keselamatan dariku. Agar setiap orang yang diselamatkan tidak akan binasa tetapi beroleh hidup kekal."

Tuhan menyadari tidak ada manusia yang mampu menyelamatkan sesama manusia sehingga Dia dengan bagian dirinya yang lain, yang lebih kecil, menjelma menjadi manusia untuk membantu mengajari mereka akan Tuhan dan kasih. Mengajari mereka akan jalan menuju keselamatan.

Tuhan menjelma menjadi beberapa wujud selama beberapa kali, seperti Vamana, Amitabha budha, Krisna, dan Yesus. Manusia takut akan Tuhan, marah pada Tuhan bahkan melukai dan membunuh Tuhan.

Mereka lalu mencoba untuk memisah misahkan Tuhan dalam berbagai kelompok dan golongan untuk membenarkan diri mereka sendiri. Menutup kesalamatan dari sesama mereka. Sedangkan Tuhan ibaratnya sebagai seorang orang tua yang hendak menyelamatkan anaknya yang sedang terluka, memiliki racun mematikan. Tidak masalah siapa yang benar atau salah, tidak peduli Tuhan hendak di sembah atau tidak, yang penting, anak tersebut selamat dahulu. Tidak peduli obat penyembuhnya di ambil dari tangan siapa, yang penting anaknya bersedia menelan obat tersebut dan menjadi sehat.

Jika suatu saat nanti langit terbuka dan Tuhan turun bersama para malaikat, mereka akan menyelamatkan orang yang bersalah dan berdosa terlebih dahulu supaya mereka selamat. Dan setelah para pendosa selamat, mereka yang diselamatkan mungkin akan berkata kepada Tuhan, "Kamu bukan Tuhan, aku tidak akan menyembah-Mu."

Tuhan tidak akan peduli dan tetap akan menyelamatkannya, mungkin akan sambil berkata, "Iya, Iya, mau ngak disayangi? Mau ngak diselamatkan?"

Ibarat sang anak yang marah pada orang tuanya tetapi sang ayah tetap saja memberikan uang jajan setiap harinya. Sang anak mungkin sok penting, sok hebat bisa mengatakan, "Aku tidak sayang bapak!" "aku benci bapak," Mungkin juga ngomong ke kawan-kawannya, 'Bapakku jahat." Tetapi tetap saja bapaknya memberikan uang jajan, menjemputnya pulang sekolah, memberikan makan enak, memberikan segala yang terbaik pada anak-Nya dengan tersenyum manis. Bahkan membujuk-bujuk anaknya. Anaknya mungkin akan berwajah masam saja.

Bukan berarti Tuhan perlu di sembah, atau sang ayah perlu di sayang sama anaknya supaya bisa hidup, penting kali lah rasanya. Hanya karena anaknya tidak tahu diri saja, sok hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun