Mohon tunggu...
Adam Afrixal Sinuraya
Adam Afrixal Sinuraya Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Penulis Biasa

Seorang pelajar seumur hidup. Saya ingin berbagi pemikiran dan pengalaman saya lewat berbagai hal. di kompasiana saya ingin belajar menulis lebih lanjut. https://www.adamafrixal.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Refleksi "The God Sees the Truth but Waits" oleh Leo Tolstoy

2 September 2021   06:33 Diperbarui: 2 September 2021   06:36 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin dalam belajar literatur bahasa Inggris saya membaca cerita pendek Rusia dari Leo tolstoy yang berjudul "gods sees the truth but waits" yang artinya Tuhan mengetahui kebenaran tapi menunggu.
Cerita ini mengisahkan seorang laki-laki yang dipenjara secara tidak adil karena kesalahan orang lain dan menemukan kepercayaannya di dalam penjara.

Ringkas Cerita
Bayangkan ketika kamu menderita karena apa yang dilakukan oleh orang lain bagaimana perasaanmu mungkin kamu akan merasa hancur atau merasa ingin balas dendam? Pada cerita ini sang tokoh utama Ivan Dimitri Aksionov, berserah diri kepada Tuhan dalam menghadapi cobaan hidup.

Cerita dimulai dari kota Vladimir di mana Aksionov yang bekerja sebagai pedagang tinggal bersama istri dan anaknya. Aksionov ingin pergi ke sebuah pameran namun istrinya mendapatkan mimpi yang buruk di mana dia melihat aksionov pulang dalam keadaan memiliki rambut putih yang diartikan oleh istrinya sebagai firasat atau pertanda buruk.
Walaupun istrinya sudah menghalangi aksionov untuk berangkat namun aksionov tidak mengindahkan peringatan istrinya dan tetap berangkat. Dalam perjalanan dia bertemu temannya sesama pedagang dan menghabiskan waktu malam bersama dengannya di sebuah penginapan. Keesokan paginya aksionov pergi pagi-pagi untuk menyelesaikan perjalanan karena dia tidak terbiasa bangun siang.
Dalam perjuangannya aksionov ditangkap oleh tentara yang menuduh dia membunuh pedagang yang tinggal di penginapan bersamanya semalam. Aksiologi dicurigai sebagai tersangka karena keluar pagi-pagi dari penginapan dan di dalam tasnya ditemukan pisau penuh darah.
Orang-orang dari kota asalnya Vladmir bersaksi bahwa sila kedua orang yang baik tapi dia pernah suka minum, bahkan istrinya mulai mencurigai aksionov. Ketika istrinya sebagai orang terdekat pun tidak mempercayainya dia hilang harapan dan berhenti memohon banding. Dia menyerahkan hidupnya dalam penjara dan menjadi lebih dekat dengan Tuhan.
Aksionov pada akhirnya diputuskan bersalah dan dipenjara di siberia sepanjang 26 tahun walaupun dia tidak melakukan kejahatan itu.
Setelah lama di penjara aksionov menjadi tokoh panutan di dalam penjara. Suatu ketika ada seseorang dari kota Vladimir yang juga masuk penjara, dia bernama Makar Semyonich. Setelah ngobrol dan berkenalan aksionov mulai mencurigai Maka sebagai orang yang membunuh pedagang di Penginapan. Aksionov tentu merasa marah dan dia secara tidak sengaja melihat makar dan menggali lubang untuk kabur. Makar mengancam akan membunuh aksionov jika dia memberitahu orang lain. Ketika penjaga menemukan lubang tersebut aksionov ditanya namun merespon bahwa bukan posisinya untuk memberitahu siapa yang menggali lubang. Melihat integritas Aksionov, Makar memohon maaf pada aksionov dan berniat mengakui kesalahannya agar aksionov bisa dibebaskan. Tapi Aksionov sudah ikhlas karena kalaupun dia kembali ke kampung halamannya istrinya sudah tiada dan anak-anaknya mungkin tidak akan mengingat siapa dirinya. Ketika Aksionov sudah merasa ikhlas dia merasa lega di hatinya. Dia siap untuk pulang kepada Tuhan. Ketika Makar mengakui kesalahannya kepada para penjaga dan pemerintah, Aksionov sudah meninggal di dalam penjara.

Refleksi
Bagaimana menurutmu kisah ini? Pelajaran moral yang bisa diterima adalah bahwa Tuhan hadir dengan cara yang misterius. Pada kisah ini dibutuhkan 26 tahun hingga kebenaran dapat terungkap. Cerita ini penuh dengan tema rasa bersalah, memaafkan, ikhlas, konflik, dan kebebasan.

Jujur saya merasa bahwa cerita ini menunjukkan adanya ketidakadilan dalam hidup. Aksionov harus menderita selama 26 tahun karena kejahatan orang lain. Dilihat dari segi spiritual saya dapat mengerti bahwa cerita ini mengisahkan pentingnya rasa ikhlas dan bersabar. Namun kalau secara logika, di satu sisi Tuhan mengetahui kebenaran di mana Aksionov bukanlah seorang pembunuh, dan Makar adalah pembunuh sebenarnya. mengapa Tuhan membiarkan aksionov menderita selama 26 tahun dan membiarkan makar bebas?Bukankah Tuhan Maha Adil? Hal ini juga mungkin bisa refleksikan di Indonesia kenapa penjahat, tidak dihukum secara pantas sedangkan korban diminta untuk bersabar?

Moralitas kita diuji pada hal ini, dengan kekuatan Iman aksionov lampu bertahan atas segala macam ujian dan pada akhirnya ikhlas. Sedangkan makar merasa bersalah bahkan meminta ampun kepada aksionov atas kesalahannya. Setelah 26 tahun jadi orang baik dan teladan di penjara, rasa benci muncul ketika tau bahwa Makar adalah alasan dia masuk penjara. Ketika aksionov merasa ikhlas dia merasa bebas atas segala beban hidup dan akhirnya meninggal pergi ke sisi-Nya.

Di satu sisi, kita perlu memahami bahwa ketidakadilan di dunia ini itu ada. Namun untuk kehadiran Tuhan dalam hidup itu bermacam-macam dan balasan atas kebaikan atau kejahatan itu tidak selalu nampak di mata. Bahasan akan tindakan jahat ataupun tindakan baik yang kita lakukan selama hidup mungkin akan kita terima nanti setelah kita meninggal.

Aku secara pribadi pengen banget Aksionov menikmati kehidupan bebas setelah menderita selama 26 tahun dan Makar mendapat ganjaran atas perbuatannya. Namun, seperti yang dikatakan teman saya bahwa berkah itu bentuknya beda beda. Aksionov menjadi sosok yang suci dan ikhlas yang layak berada di sisi Tuhan, sedangkan makar akan dimakan rasa bersalah dalam sisa hidupnya.

Layaknya ketika memetik bunga, kita akan memetik yang bunga yang Indah. Oleh karena itu, Aksionov dipanggil ketika dia sudah mencapai bentuk terbaik penuh keikhlasan, setelah melewati ujian sepanjang 26 tahun.

26 tahun dipenjara adalah proses yang diperlukan Aksionov untuk menjadi sosok terbaiknya. Aku percaya siapapun orang yang melakukan tindakan baik akan mendapatkan hal baik dalam hidupnya. Dan kebaikan itu mungkin datang dalam bentuk yang tidak diduga duga.

Mungkin hal yang bisa jadi refleksi kita masing-masing dan kita mungkin memiliki jawaban masing masing. aku nggak akan  berdebat apakah kematian adalah sebuah bentuk penyelamatan yang lagi sama orang, namun aku setuju bahwa rasa ikhlas dan bersabar adalah bentuk iman yang harus kita pertahankan untuk bertahan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun