Indonesia sudah dari dulu dikenal dunia dengan beragam kekayaannya, tak jarang berbagai macam negara datang untuk menjajah kekayaan kita di berbagai daerah. Berbagai kekayaan alam dan budaya yang dimiliki secara unik di setiap daerah menyebabkan Indonesia juga memiliki kekayaan produk yang beragam pula. Saya meyakini setiap produk dari tiap daerah daerah di Indonesia memiliki ciri-ciri, rasa, atau motif yang unik dimiliki daerah tersebut.
Balikpapanpun merupakan sebuah daerah di Indonesia yang dahulu jaya dan terkenal karena sumber daya alamnya (terutama minyak dan pengelolaannya). Seiring berjalannya waktu dan bergesernya sumber energy menjadi sumber energy terbarukan, maka Balikpapan menyadari perlu adanya sumber penghasilan utama pengganti dari Minyak.
 Sekarang berbagai macam usaha atau UKM mulai lahir di Balikpapan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Berbagai macam produk dari Balikpapan sudah mulai bermunculan dari yang bentuknya karya kreatif hingga makanan.
Pintu persaingan terbuka dengan lebar lewat adanya perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak Desember 2015. tetapi kalangan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih menghadapi hambatan produksi dan distribusi.
Berbagai macam produk lokal Balikpapan ini sangat disayangkan jika hanya dapat dinikmati warga Balikpapan saja. Hal ini juga menjadi sebuah tantangan yang dimiliki setiap daerah dengan produk UKM mereka yang harus menembus pasar diluar daerahnya.Â
Distribusi menjadi salah satu tantangan terbesar yang dimiliki para pemilik usaha dan pengembangan produk. Produk produk di Kalimantan merupakan salah satu yang paling terasa efek dari kurangnya penetrasi pasar yang kurang karena masalah distribusi.
Berbagai macam produk dari daerah Kalimantan harus dikirim ke pulau pulau lain melewati berbagai macam jalur, tidak seperti jawa yang bisa kemana mana hanya dengan lewat darat. Proses distribusi yang sulit ini menyebabkan biaya distribusi dan pengiriman yang dikenakan kepada produk produk di Kalimantan cenderung lebih tinggi dari Jawa.Â
Ketika produk produk lokal tersebut mencapai retail retail modern, harga yang dipatok sudah menjadi jauh lebih mahal dan tidak kompetitif lagi dengan harga produk lokal yang ada di pasaran.
Bayangkan saja, bagaimana prospek bisnis UKM di seluruh Indonesia jika biaya distribusin tidak begitu membebani harga akhir yang harus dipatok di sebuah barang. Ketika harga barang yang dikirimkan ke Jawa harganya tidak terlalu berbeda bagaikan langit dan bumi dengan harga jual di daerah produksi.
Tak hanya masalah setelah produksi dan pemasaran barang. Produksi barang juga sangat bergantung pada kemampuan pengiriman bahan baku yang kuat. Meskipun bahan  baku bisa didapat secara lokal akan ada kalanya dalam produksi kita harus memesan sebuah bahan dari daerah lain dalam keadaan tidak terduga atau kelangkaan. Biaya pengiriman dan distribusi yang baik akan sangat mendukung kegiatan produksi dengan memperlancar aliran barang tanpa adanya hambatan dan kenaikan cost yang berlebih.
Disinilah peran penting pengirim atau perantara barang antara produsen dan konsumen. Sebagai contoh adalah JNE yang telah melayani kiriman paket dan dokumen peka waktu tujuan dalam negeri melalui lebih dari 1,500 titik layanan eksklusif dari penjemputan hingga pengantaran yang tersebar di seluruh Indonesia. Layanan ini memanfaatkan moda transportasi tercepat yang tersedia dan melayani beragam jenis layanan sesuai kebutuhan ini akan membantu berbagai macam proses industry yang terjadi.