Mengelompokan seseorang kedalam sebuah golongan sangat mudah untuk dilakukan. Sebuah sikap yang sangat tidak cocok dengan Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya. Kebiasaan untuk mengelompokan seseorang dapat berpengaruh buruk dalam jangka panjang bahkan dapat mengancam persatuan bangsa.
Setiap warga masyarakat memiliki nilai yang mereka pegang sebagai individu. Rasanya cukup memprihatinkan ketika banyak masyarakat mengelompokan orang lain pada kubu - kubu tertentu. Hanya karena pilihan politik seseorang dapat menempatkannya di dalam daftar kelompok yang dibenci. Ini merupakan sesuatu yang sangat miris mengingat banyak sekali nilai nilai sama yang dimiliki, namun banyak yang lebih terfokuskan satu titik perbedaan.
Dengan mengelompokan orang lain dan langsung berpandangan negatif terhadap seseorang, kita akan menumpulkan rasa empati yang kita miliki. Kebiasaan mengelompokan seseorang dan menjadikannya seorang "antagonis" yang bukan bagian dari "kita" ini sangat mengkhawatirkan, karena ketika ini bisa membiasakan diri untuk memusuhi orang lain dan menjadi apatis.
Dari berbagai macam kelompok yang bertentangan dan berbeda, pasti lebih banyak nilai warga dan anggotanya yang sama. Indonesia itu kaya akan perbedaan, dan rasanya hamper tidak mungkin jika dalam beberapa kelompok berbeda tidak ada anggota yang memiliki daerah asal, tempat pendidikan, atau agama yang sama. Titik kesamaan ini seharusnya menjadi sebuah kunci untuk menyatukan perbedaan bagi tiap kelompok.
Menjaga perdamaian dan toleransi meskipun memiliki perbedaan bukanlah sesuatu yang mustahil. Kehidupan dalam keberagaman merupakan sesuatu yang indah dan telah dipelihara oleh nenek moyang kita sejak dahulu kala. Jangan biarkan budaya toleransi memudar hanya karena perang politik yang sifatnya sementara hingga pemilihan. Fokuslah pada hal yang sama dan jangan biarkan sedikit perbedaan memecahkan persatuan kita. Ingatlah meski berbeda kita masih bersaudara dan satu di dalam Republik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H