Jaga Mata dan Hati dengan Budaya Sensor Mandiri

Siapa sih yang tidak terekspos dari arus informasi digital yang membanjiri dunia dari berbagai macam sudut. Berbagai macam influensi diterima dalam berbagai macam bentuk media, dari tulisan, foto di sosial media hingga video singkat bahkan film sekalipun. Penting bagi para penerima informasi terutama para anak dan pemuda untuk dapat kritis dan dapat memilah informasi yang diperoleh dari beragam media yang akan dicerna. Oleh karena itu pada Kamis (26/10) dengan adanya inisiatif dari Blogger Balikpapan dan LSF (Lembaga Sensor Film) mengadakan talkshow singkat tentang Budaya Sensor Mandiri di SMA Negeri 5 Balikpapan.

Kegiatan ini langsung mendatangkan 3 orang narasumber utama. Narasumber LSF yang bernama Bapak Nasrullah langsung didatangkan dari Jakarta agar acara ini bisa dilaksanakan. Acara ini pun turut mengundang para ahli Blogger dari Balikpapan seperti Bapak Bambang Herlandy dan Ibu Rossana Simanjuntak. Ketiga narasumber ahli ini membawakan narasi bagaimana pentingnya untuk memilah milah informasi dan bagaimana caranya membuat blog sebagai media penyebaran Informasi.

dokpri

Bapak Nasrullah yang baru datang pertama kali untuk mengadakan acara di Balikpapan, mengatakan bahwa minat yang muncul cukup tinggi saat acara. Beliau menyampaikan materi dengan penuh semangat meskipun harus bertahan dengan suhu Balikpapan yang cukup panas dan tidak kenal ampun. Beliau sangat menyayangkan jika anak anak muda tidak dapat memilah tontonan sesuai dengan umur mereka, karena hal tersebut dapat merusak otak mereka dalam jangka panjang. 

Beliau juga menjelaskan fungsi LSF dan tanggungan hokum bagi para pelanggar aturan dalam pembuatan film. Pesan beliau sebelum menutup sesi adalah MMT (Milah Milih Tontonan), dan melakukan monitor tontonan dengan lebih cerdas sesuai aturan.

dokpri

dokpri

dokpri

Pengambilan nilai nilai dari sosial media dengan kritis ditekankan lebih dalam lagi oleh pak Bambang Herlandy selaku Narasumber kedua. Dalam pemaparannya, statistika pengguna internet sangatlah tinggi dan Indonesia berkontribusi cukup besar dan aktif dalam sosial media. Disinilah letak tindakan kritis yang beliau sebut "Thinking before Posting" berperan sangat besar untuk menyaring informasi yang sifatnya buruk dan hoax.

Beliau menekankan bahwa sosial media sekarang adalah seperti kartu identitas kedua yang dimiliki dan harus digunakan dengan bertanggung jawab karena akan berpengaruh di masa depan. Beliau mencontohkan bahwa pencari kerja sekarang bisa dilihat kompetensinya dari postingan postingan yang berada di sejarah atau jejak sosial media mereka,

Terakhir, Ibu rossana memberikan pelatihan langsung bagaimana membuat blog dan pemeliharaannya. Beliau mengenalkan blogger sebagai sebuah profesi dan prospek karir yang menguntungkan dengan ketekunan. Beliau mengatakan bahwa dengan strategi dan belajar teknis siapapun bisa menjadi seorang blogger yang sukses, dan bisa mendapatkan berbagai macam kesempatan langka yang tidak terbuka bagi profesi lain.

Saya sendiri juga berlaku sebagai panita dan koordinator lapangan dalam acara ini. Saya bersyukur bisa menjadi seorang moderator dan berkesempatan untuk berada lebih dekat dengan para narasumber kali ini. Rasanya senang sekali bisa bermain dengan anak anak SMA dan guru guru SMA 5 dalam berbagai macam games, serta bisa belajar banyak langsung dari ahlinya.

Acara ini penuh dengan hadiah hadiah dan games yang menyenangkan sehingga para peserta kegiatan dapat menjalani dengan penuh antusias dan semangat. Kegiatan yang penuh kesan ini merupakan kegiatan pertama LSF di Balikpapan, dan merupakan kesempatan yang sangat langka. Bagi kalian yang belum sempat untuk mengikuti kegiatan ini masih ada lomba blognya kok dan kalian bisa follow IG Blogger Balikpapan dan nantikan info event selanjutnya.

#BudayaSensorMandiri #BloggerGoestoSchool #ProspekBlogger #BijakBermedsos