Mohon tunggu...
Putri Widya Oktarini
Putri Widya Oktarini Mohon Tunggu... Editor - Gemar menulis dan berbagi informasi

Gemar menulis dan berbagi informasi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengenal Crypto Winter dan Bedanya dengan Altcoin Season

30 November 2021   20:41 Diperbarui: 21 Juni 2022   14:14 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsplash.com/Executium

Salah satu pendiri dan mantan CEO dari crypto exchange BTCC, Bobby Lee, menjelaskan bahwa aset kripto Bitcoin cenderung memiliki sebuah siklus empat tahun dengan lonjakan besar di tahun 2013,2017, dan fenomena crypto winter selanjutnya diperkirakan akan terjadi pada tahun ini.  

Lee juga menjelaskan bahwa Bitcoin kemungkinan akan mencapai nilai 300 ribu dolar AS atau setara Rp4,2 miliar (asumsi kurs Rp14.323) di akhir tahun ini. Kendati begitu, Apabila mengikuti skema siklus empat tahunan. Maka, setelah lonjakan besar terjadi diperkirakan nilai Bitcoin akan kembali jatuh. 

Namun terlepas dari perkiraan para ahli, mari kita kenali terlebih dahulu apa itu crypto winter agar investor atau trader baru dapat waspada akan kehadirannya. 

Apa Itu Crypto Winter?

Dikutip dari Zipmex, platform jual beli aset kripto, crypto winter adalah fenomena yang terjadi ketika sebuah nilai aset kripto anjlok secara drastis di bawah nilai tren bullish normal. 

Crypto winter terakhir terjadi pada tahun 2018, yang mengakibatkan nilai salah satu aset terkemuka Bitcoin jatuh drastis. Harga Bitcoin mengalami kehancuran lebih dari 70 persen. Faktanya, nilainya tidak akan turun hanya dalam waktu satu hari. Tetapi, ini juga mengakibatkan harga Bitcoin stagnan dan akan cenderung terus menurun. 

Kondisi yang tidak menentu ini, terjadi hingga bulan April 2019. Berdasarkan CNBC Indonesia, crypto winter bisa terjadi apabila nilai sebuah aset seperti Bitcoin mengalami penurunan hingga level 20 ribu dolar AS.  

Beda Altcoin Season dan Crypto Winter

Bagi yang belum tahu beda antara keduanya, crypto winter kerap tertukar dengan fenomena Altcoin season. Walaupun sama-sama sebuah fenomena terhadap kondisi harga aset di pasar, namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Crypto winter adalah sebuah kondisi aset termasuk Bitcoin mengalami penurunan secara drastis di bawah nilai bullish umumnya. Normalnya, ketika fenomena ini terjadi di pasar kripto, maka secara keseluruhan harga aset akan runtuh dan sulit untuk pulih dalam jangka waktu yang panjang. 

Sementara itu, Altcoin season adalah kondisi kripto yang sebagian besar harga mengalami lonjakan kecuali Bitcoin. Singkatnya, Altcoin season adalah ketikan 75 persen dari 50 Altcoin berhasil mengungguli kapitalisasi pasar Bitcoin selama 90 hari terakhir.

Bagaimana, kini sudah tahu kan perbedaan Altcoin Season dan Crypto Winter? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun