Mohon tunggu...
Adam Joyo Pranoto
Adam Joyo Pranoto Mohon Tunggu... Bankir - Penulis, Pembicara, Praktisi Keuangan

www.adamjoyopranoto.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Kebiasaan Pemenang (Anti BEJ Blame, Excuse, Justify)

1 Februari 2019   09:07 Diperbarui: 2 Juli 2021   12:18 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pernah dengar istilah BEJ? yang pasti bukan Bursa Efek Jakarta. BEJ adalah singkatan dari Blame (menyalahkan), Excuse (beralasan), Justify (pembenaran). 

Untuk mudah mengingat boleh ingat dengan dengan BEJ (dalam dunia pasar mdal sebagai nama lembaga bursa) atau dengan JEB (dalam dunia tinju sebagai pukulan). 

Baca juga: Bisikan Hitam dan Putih, Anda Sendiri yang Tentukan Pemenangnya

Membangun kebiasaan pemenang dengan resep sukses yang bisa kita lakukan adalah lupakan BEJ (Blame, Excuse, Justify). Mari kita ulas bersama-sama.

Blame artinya Menyalahkan. Sangat mudah untuk menyalahkan. Contohnya menyalahkan kondisi ekonomi, menyalahkan keadaan politik, menyalahkan cuaca yang extrim, menyalahkan bisnis yang tidak menentu, menyalahkan atasan atau bawahan, menyalahkan orang lain. 

Bila kita menyalahkan maka yang terjadi adalah kita sebetulnya sedang menutupi potensi diri kita. Jadi berhentilah menyalahkan orang lain.

Excuse artinya Beralasan. Akan banyak alasan yang bisa dibuat utnuk tidak berhasil. Contohnya beralasan usia (masih muda/ sudah terlalu tua), tidak punya bakat bisnis bisanya cuma jadi pegawai kerja ikut orang lain, beralasan pendidikan (saya cuma lulusan SD, sekolah saya tidak sama jurusannya dengan pekerjaan), beralasan tidak ada yang dukung. Dan segudang alasan-alasan lain.

Baca juga: Kita adalah Apa yang Kita Pikirkan, Sebuah Kisah tentang Pemenang dan Pecundang

Justify adalah Pembenaran. Hal ini sering digunakan seseorang untuk sesungguhnya menutupi ketidak mampuannya atau tidak mau koreksi diri, tidak mau berubah dan tidak mau berbenah diri.

Suatu contoh: ada orang kaya yang berhasil, apa yang dikatakan? jelas saja orang kaya berhasil karena dia punya modal, orang tuanya kaya, harta warisannya banyak, saudaranya punya banyak bisnis sehingga orang kaya lebih mudah berhasil. 

Baca juga: Menjadi Pemenang dengan Definisi Kesuksesan yang Sederhana

Lalu, ada orang miskin berhasil, apa yang dikatakan? tentu saja orang miskin berhasil karena dia tidak mampu sehingga daya juangnya tinggi, semangat untuk merubah nasibnya sangat besar, motivasinya kuat sekali bila tidak dia akan terus berjuang. 

Lalu bagaimana dengan Anda yang berkomentar? saya orang biasa-biasa saja. Dan akan terus mencari-cari pembenaran untuk tidak berhasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun