Mohon tunggu...
Adam Nur Fadhilah
Adam Nur Fadhilah Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Saya Adam Nur Fadhilah berasal dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan prodi Jurnastik yang hobi dalam fotografi yang sedang api apinya dalam membuat artikel seputar kehidupan masyarakat, Fauna, dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecemasan dalam Beretorika

15 Mei 2024   04:28 Diperbarui: 15 Mei 2024   04:59 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Kecemasan beretorika ditandai oleh ketidakpercayaan diri, ketakutan akan kesalahan, dan ketidaknyamanan di atas mimbar. Hal ini terjadi sebagai respons terhadap sesuatu yang dianggap mengancam, meskipun ancaman tersebut belum tentu nyata, seperti perasaan negatif, ketidakmampuan berkomunikasi, ketakutan akan kegagalan, dan kekhawatiran akan penilaian rendah dari pendengar.Kecemasan ini dapat dialami oleh siapa saja, termasuk individu dengan kemampuan tinggi, karena saat tampil di ruang publik, mereka merasa kompetensinya sedang diuji. Salah satu cara untuk mengatasi kecemasan ini adalah melalui relaksasi, yang dipercaya mampu mengurangi ketegangan.

Ketegangan beretorika juga dapat muncul ketika berhadapan dengan senior atau orang yang memiliki kemampuan beretorika di atas rata-rata. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri, karena percaya diri merupakan kunci sukses dalam beretorika di hadapan khalayak.

Ketakutan beretorika sering muncul sebagai respons terhadap situasi yang tak terduga, seperti pemadaman listrik yang mengakibatkan ketidakmampuan membaca konsep ceramah. Cara mengatasi kondisi ini adalah dengan improvisasi, kepercayaan diri, dan ketidakpantangan terhadap kesalahan.

Kekhawatiran beretorika bisa timbul ketika seorang pembicara memiliki gaya bicara yang mirip dengan pembicara lain. Dalam situasi ini, pembicara harus menjadi diri sendiri, percaya diri, dan tidak takut salah. Seorang penceramah sebaiknya menguasai berbagai gaya bicara orator ulung.

sumber gambar: Lineartespillot
sumber gambar: Lineartespillot
Kecemasan beretorika yang disebabkan oleh pengalaman pribadi atau kegagalan orang lain di bawah tekanan publik dapat diatasi dengan mencari akar masalah, membuat persiapan lebih matang, dan tampil dengan penuh percaya diri bahwa pengalaman buruk tersebut tidak akan menimpanya.

Namun, penyebab utama kecemasan beretorika sebenarnya adalah kurangnya kemampuan dan pengalaman, yang kemudian menjadi masalah psikologis. Untuk mengatasi hal ini, latihan yang intensif, mempelajari gaya bicara orator handal, dan menghilangkan rasa takut akan kesalahan saat tampil sangat diperlukan.

Selain itu, seorang figur publik juga dapat mengalami kecemasan beretorika ketika harus berbicara di hadapan khalayak karena kesalahan mereka dapat tersebar luas dan viral. Untuk merangkum, cara mengatasi kecemasan beretorika meliputi relaksasi, berpikir positif, tidak takut salah, percaya diri, latihan, persiapan, konsentrasi, dan upaya untuk keluar dari tekanan publik. Penting untuk menyadari bahwa kecemasan beretorika adalah kondisi natural-psikologis yang dapat dialami oleh siapa saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun