Latar Belakang
Pendidikan memiliki makna penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia sebagaimana salah satu tujuan negara Indonesia yang tercantum pada Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat sekaligus tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Tentunya dengan kualitas pendidikan yang baik, kita dapat menjamin taraf hidup yang lebih baik di masa depan kelak. Pendidikan dan keterampilan memiliki peranan penting dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia yang ahli di bidangnya.Â
Dengan rendahnya pendidikan didalam suatu masyarakat, akan menghasilkan kualitas sumberdaya manusia yang buruk dan akan berujung pada masalah kemiskinan. Rendahnya pendidikan ini merupakan hal yang nyata terjadi di Indonesia khususnya di provinsi Banten. Provinsi Banten begitu lekat dengan ketertinggalan. Korupsi, politik dinasti, kemiskinan, pengangguran, sekolah, dan infrastruktur rusak sangat identic dengan kondisi di wilayah ini.Â
Dari sekian banyak masalah, pendidikan menjadi hal yang sering dipermasalahkan oleh banyak media maupun publik. Dilansir dari (Detik.com) Kepala Bappeda Banten Hudaya Latuconsina mengatakan masalah pendidikanlah yang kemudian jadi penyumbang lambatnya pembangunan di kawasan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi rendah akibat faktor rata-rata lama sekolah warga yang sebentar.Â
Jika kita lihat lihat dari data yang disediakan (Banten.bps.go.id), hanya Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang yang menyentuh angka 10,69 hingga 11,81 untuk rata-rata lama sekolah. Di kabupaten dan kota di sisa wilayah banten tidak ada yang menyentuh angka 10 (Banten.Bps.go.id, 2020).
Maka dari itu perlu adanya solusi yang diarahkan untuk menggerakan rendahnya pendidikan melalui proses pemberdayaan. Di dalam pemberdayaan masyarakat ini, lebih difokuskan pada bidang pendidikan dan ekonomi. Pendekatan melalui pendidikan ini pada praktiknya di masyarakat banyak mengambil peran untuk pemberdayaan masyarakat.Â
Pada hakikatnya sasaran pendidikan masyarakat adalah mereka yang kurang beruntung karena belum memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan potensi diri yang dimiliki. Perkembangan pembangunan ekonomi yang kurang merata di setiap wilayah Indonesia, mengakibatkan kurang tersebarnya pula akses informasi bagi golongan masyarakat menengah ke bawah.Â
Guna memudahkan masyarakat mendapatkan akses sumber belajar khususnya bagi yang minim fasilitas, Rumah Kreatif Banten berusaha menyediakan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat hingga ke tingkat desa.
 Sebagai tindak lanjut, Akhyadi selaku pendiri Rumah kreatif Banten bekerjasama dengan Karang Taruna Pipitan, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Dinas Sosial Kota Serang, Mahasiswa yang menjalankan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Serang Raya (Unsera), Yayasan Baitul Maal (YBM) Bank Rakyat Indonesia (BRI). Untuk mempelopori dan mendirikin Rumah Kreatif Banten guna pengembangan kualitas sumber daya manusia tersebut dan pendidikan terhadap remaja dan anak-anak sekitar.
Rumah Kreatif Banten awalnya merupakan taman baca yang fasilitasnya hanya lahan kosong sekaligus tempat pembuangan sampah (TPS) sementara lalu dikembangkan dari Rumah Baca menjadi Rumah Kreatif Banten di Kelurahan Pipitan dengan tujuan membantu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kecerdasan dan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat di Kecamatan Walantaka, khususnya di lingkungan Kelurahan Pipitan.Dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Rumah Kreatif Banten berupaya melaksanakan program yaitu, Taman Kreatif Pipitan (TKP) dengan sasaran pendidikan terhadap anak-anak dan pemberdayaan terhadap remaja.
Solusi berupa Program :
Program Taman Kreatif Pipitan (TKP) TKP merupakan program pertama pemberdayaan di sektor pendidikan yang ada di Rumah Kreatif Banten sejak tahun 2013 yang disahkan pada tahun 2014 sampai saat ini. Berbicara tentang pendidikan secara umum, maka yang dimaksud adalah sekolah atau pendidikan formal. Pendidikan bukan hanya ada di sekolah atau hanya berbentuk pendidikan formal. A
da bentuk pendidikan lain yang tidak kurang peranannya, yaitu pendidikan nonformal atau pendidikan di luar sekolah, seperti Rumah Kreatif Banten sebagai lembaga sosial yang melaksanakan pemberdayaan di sektor pendidikan. Pemberdayaan di sektor pendidikan diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, program TKP lebih diperuntukkan bagi anak-anak dan remaja di usia sekolah. Tidak hanya itu, Rumah Kreatif Banten juga melakukan pemberdayaan pada remaja yang putus sekolah, mulai dari tingkat Sekolah Menengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas. Program TKP melakukan pengembangan kapasitas dan potensi anak-anak dan remaja melalui pembinaan, arahan, dan pelatihan sebagai tahap proses belajar. Hal ini untuk meningkatkan keterampilan mereka.Â
Dalam arti lain, tahap proses belajar merupakan bina masyarakat di sektor pendidikan untuk meningkatkan kemampuan individu. Upaya pemberdayaan ini juga sebagai solusi untuk mengatasi pengangguran di masa mendatang. Tidak hanya untuk mengatasi permasalahan sosial, program TKP juga sebagai wadah untuk menumbuhkembangkan minat, bakat dan potensi anak-anak dan remaja yang ada di Kelurahan Pipitan.
Terdapat beberapa program pendidikan di dalam TKP ini, diantaranya adalah :
Taman Baca TKP
Taman baca TKP merupakan kegiatan awal sejak tanun 2013, di mana Rumah Kreatif Banten berupaya membangkitkan dan meningkatkan kembali minat baca masyarakat Kelurahan Pipitan.73 Taman baca TKP mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, seperti diadakannya kegiatan calistung, mewarnai, dan keterampilan pada anak. Calistung (membaca, menulis dan menghitung) merupakan kegiatan pemberdayaan yang ada di taman baca TKP.Â
Calistung merupakan suatu metode atau cara dasar untuk mengenalkan huruf dan angka pada anak yang dilakukan oleh Rumah Kreatif Banten. Kegiatan mewarnai dan menggambar ini untuk memberikan stimuli bagi anak-anak agar berkembang dengan baik melalui kegiatan mewarnai pada anak di usia dini. Sedangkan pelatihan keterampilan bagi anak-anak di usia 5-12 tahun, Rumah Kreatif Banten melakukan kegiatan bermain di taman TKP untuk melatih kemampuan bergerak yang membutuhkan koordinasi bagian tubuh-tubuh besar, seperti melakukan permainan tradisional
Pelatihan Melukis
 Pelatihan melukis merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kesenian dan keterampilan tangan. Upaya pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan remaja, selain untuk meningkatkan keterampilan remaja, hasil dari karya seni melukis ini diharapkan memiliki nilai ekonomi bagi remaja.
Pelatihan Sablon
Sama halnya dengan pelatihan melukis, pelatihan sablon merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang keterampilan untuk mengembangkan potensi masayarakat. Sasarannya ditujukan kepada remaja yang putus sekolah di usia 15-22 tahun. Dengan adanya pelatihan ini masyarakat mampu dan mandiri dan bisa memiliki penghasilan dari keahlian tersebut.
Keterampilan Limbah Sampah
 Memanfaatkan sampah barang bekas bisa mendapatkan dua keuntungan yaitu keuntungan dari segi komersil dan bagi kehidupan kita sehari-hari. adapun hasil dari kegiatan ini berupa, celengan, vas bunga, wadah pensil, bingkai foto, dan barang yang menilai ekonomis lainnya.
Analisis penulis :
Menurut pendapat saya pribadi, program ini sangat cocok untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di provinsi Banten khusunya di Kota Serang, terkait dengan permasalahan rendahnya tingkat pendidikan. Karena program ini menjangkau masyarakat kalangan bawah yang tidak mendapatkan hak atas pendidikannya. Keberadaan Rumah Kreatif Banten ini juga memberikan banyak manfaat untuk kehidupan warga sekitarnya. Adapun manfaat-manfaatnya sebagai berikut, mereka juga tidak hanya mendapat pendidikan dasar secara umum tetapi juga memberdayakan softskill dan menciptakan keterampilan yang kreatif untuk bekal mereka nanti di dunia kerja.
Dalam kegiatan Rumah Kreatif banten pada program TKP misalnya, anak-anak telah memanfaatkan taman baca untuk belajar serta menambah wawasan dari sikap membaca. Selain itu juga remaja dapat memanfaatkan hasil dari pelatihan menggambar, sablon dan kerajinan limbah sampah guna menambah pengetahuan pada anak-anak dan remaja. Adanya pemberdayaan yang dilakukan Rumah Kreatif Banten juga membuat anak-anak, reamaja, perempuan dan pengunjung membuka ruang kreativitas untuk memanfaatkan limbah sampah seperti kertas, kayu, dan lain-lain dengan berbagai ide-ide yang dimiliki mereka setelah diberikan pelatihan keterampilan.
Selain manfaat pendidikan, terdapat juga manfaat ekonomi yang didapatkan dari keberadaan Rumah Kreatif Banten dalam memberdayakan remaja dan kaum perempuan.Â
Pemberdayaan anak-anak dan remaja melalui kegiatan TKP dapat memberikan pengaruh dalam peningkatan ekonomi. Hasil dari kegiatan melukis, menggambar, menyablon, keterampilan barang bekas dari kelaras (pelepah pisang) dan klobot (kulit jagung kering) dijadikan mata pencaharian bagi remaja dengan menjual hasil dari kegiatan tersebut.Dari beragam manfaat tersebut telah menunjukan bahwa program ini telah mencapai tujuan dari pemberdayaan itu sendiri. Yaitu memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidak berdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil).Â
Program ini pun sejalan dengan pendekatan partisipatif yaitu menempatkan masyarakat sebagai titik-pusat pelaksanaan pemberdayaan. Dimana tujuan dari pemeberdayaannya adalah demi kepentingan masyarakat itu sendiri. Selain itu ini juga sesuai dengan pendekatan pemberdayaan yang berkelanjutan, karena masyarakat dapat terjamin keberlanjutannya dimana masyarakat tidak boleh menciptakan ketergantungan, tetapi harus mampu menyiapkan sendiri manfaat yang telah diperoleh agar pada suatu saat mereka akan mampu secara mandiri untuk melanjutkan softskill yang telah diberikan.
PENUTUP :
Pendidikan dan keterampilan memiliki peranan penting dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia yang ahli di bidangnya. Dengan rendahnya pendidikan didalam suatu masyarakat, akan menghasilkan kualitas sumberdaya manusia yang buruk dan akan berujung pada masalah kemiskinan. Angka rata-rata lama sekolah yang rendah menjadikan Provinsi Banten memiliki IPM dan kualitas sumber daya manusia yang rendah pula.Â
Hal tersebut terjadi karena banyaknya angka putus sekolah dan juga pengangguran lulusan SMA/SMK. Maka dari itu perlu adanya solusi alternatif atas permasalahan ini, yaitu Rumah Kreatif Banten. Program ini menyediakan pendidikan dan pemberdayaan terhadap anak-anak dan remaja yang putus sekolah dan yang ingin belajar keterampilan khusus.Â
Dengan demikian mereka yang tidak mendapat pendidikan formal masih dapat mendapatkannya di ranah nonformal. Selain pendidikan dasar yang dapat diajarkan, Rumah Kreatif Banten juga mengajarkan softskill terkait dengan pengelolaan limbah menjadi kerajinan, dan pelatihan sablon guna menjadi bekal keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA :
Banten.bps.go.id. 2020. Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (Tahun), 2018-2020. (Diakses pada 22 desember 2021)
Cahyudin, A. (2019). Peran Rumah Kreatif Banten dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Pipitan Kecamatan Walantaka Kota Serang (Doctoral dissertation, UIN SMH BANTEN).
Rifa'I Bahtiar. 2017. Banten dan Potret Pendidikan yang Tak Mencerahkan. Detik.com. https://www.detik.com/edu/sekolah/d-3791665/banten-dan-potret-pendidikan-yang-tak-mencerahkan. (diakses pada 22 desember 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H