Mohon tunggu...
Ab Adam
Ab Adam Mohon Tunggu... profesional -

SENYUM TULUS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

(Filsafat) Menulis

1 Maret 2016   21:37 Diperbarui: 1 Maret 2016   22:00 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menulis itu Passion, menulis itu tentang nilai, menulis itu proses merangkai kata, menulis itu memiliki kaidah dalam penulisan, menulis itu tentang produk berupa tulisan dan yang lebih penting menulis itu perlu motif. Perpaduan atas dimensi-dimensi yang saling berkelindan tersebutlah yang akan menjadi titik pusat menulis. Menurutku, jikalau salah satu diantara dimensi menulis tersebut tidak mengada dalam usaha menulis maka dapat dipastikan produknya dalam bentuk tulisan akan menjadi liar, tidak bernafas dan pada akhirnya tidak menghasilkan magnitude pembaca untuk melahapnya.

Dalam dimensi passion, seseorang yang menulis berdasarkan passionnya akan melahirkan karya tulis yang penuh fokus dan penuh ketotalan dalam menulis, seseorang yang menulis dengan nilai (value), menjadikan tulisan lebih banyak bermanfaat untuk masyarakat luas dibandingkan mudaratnya, seseorang yang menulis dengan merangkai kata, maka akan terbangun silogisme dalam setiap kata demi kata, kalimat demi kalimat dan paragraf demi paragraf, seseorang yang menulis dengan mematuhi kaidah penulisan akan melahirkan karya tulis ilmiah sebagai prasyarat dalam penyelesaian studi (baik Studi S1, S2, maupun S3), seseorang yang menulis akan melahirkan produk berupa tulisan yang dalam versi Kompasiana menjadi beberapa kategori diantaranya: tulisan yang headline, tulisan yang dibaca banyak orang, tulisan yang dibaca lebih dari 1000-an kali bahkan plus penuh komentar, dan tulisan yang hanya sempat terpublish lalu kemudian tidak pernah dibaca oleh kompasianer), terakhir seseorang yang menulis dengan motif, baik motif untuk diri sendiri, untuk orang lain, kelompok ataupun untuk kepentingan-kepentingan lainnya (hasil survey kecil-kecilan penulis; dimensi ini lah yang paling banyak membuat seseorang penulis untuk berlama-lama untuk mengkutu-kutui sebuah usaha menulisnya).  

Sebagai tambahan adalah dimensi gaya menulis yang seringkali tidak bisa ditawar dalam proses penulisan karya tulis ilmiah (entah disertasi, tesis ataupun skirpsi) yang telah disediakan paket gaya menulis berdasarkan panduan penulisan akademik namun tidak berlaku bagi bagi penulis lepas dan justru yang penulis lihat, penulis lepas dengan gaya menulis yang sangat khas akan menjadi magnet untuk menarik minat baca orang lain sehingga tulisan akan terbaca hingga jutaan kali, ribuan kali, ratusan kali, puluhan kali atau hanya 1 kali (hanya penulisnya sendiri yang membaca tulisannya). 

Berbagai dimensi ini akan memperkaya atau memiskinkan tulisan yang seseorang tulis. Namun demikian, memulai menulis menjadi pengantar awal untuk memulai mengimplementasikan dimensi-dimensi tersebut dalam tulisaannya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun