lidahku terasa pahit berkata-kata
jemariku bingung apakah ini qwerty atau dvorak
ungkapan meracau aneh sering terlontar
terucap atau tertulis
semua sama saja
kupikir diam mungkin yang terbaik bagiku
tapi otakku sibuk memikirkan hal-hal remeh
aku bergunjing sendiri
tentang desas-desus hal-hal gelap
yang tak kumengerti
pernah terucap serentetan kalimat
tapi bagai gigitan ular berbisa
meracuni diriku sendiri
beberapa kali kucoba menuliskan kata-kata
namun seperti ribuan jarum menembus kulitku
melukai segenap tubuhku
kupikir aku ini serba salah
tak bisa memaknai segala sesuatu
dengan baik dan benar
lalu aku jadi salah tingkah
segala perkiraan dan dugaan selalu meleset
kemudian aku pun terdiam
di lain waktu mengatakan dan menuliskan
apa-apa yang terlintas di kepala
yang berdenyut-denyut di dada
dan semuanya hanya kesimpangsiuran
aku pikir puisi atau pun prosa
tak lagi mampu mewakili aku
tamat riwayatku bermain kata-kata
tapi kini aku mengerti
sebenarnya aku tengah menanti
penantian yang tak bisa kupahami macam apa
karena penantian tak mungkin ditafsirkan
kecuali kegelisahan dan keresahan
bks 24042015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H