Di kala sendiri,
gelap,
sunyi menggeliat--menghampiri,
terasing oleh kegelisahan yang kian tak bertepi.
Memandang hamparan ilusi dan imaji,
tercipta bias-bias harapan dari refleksi cahaya mimpi.
Sulit terlepas dari bayang-bayang di masa nanti,
dari kerinduan saat semua tak bisa terulang lagi.
Dimana kesempatan dan penyesalan datang silih berganti,
seakan tak ada keinginan yang dapat terpenuhi.
Realita menjauh, terusir angan yang melambung tinggi,
hingga tak mau kembali,
takut terjatuh mematahkan ambisi.
Tak sadar bila hampa menggoda dengan berbalut emosi,
maka terbiuslah jiwa oleh nada-nada penuh harmoni.
Menjanjikan asa ketika logika sembunyi di balik intuisi,
menyelinap,
mengendap-endap,
lalu mencuri segenggam arti.
Perlahan waktu berlari,
perlahan waktu akan menarik diri,
terlarut dalam senyap keheningan sebuah lamunan hati.
Jakarta, 3 Maret 2011