"Saya ingin anak-anak Indonesia, khususnya di kelurahan ini, berhasil mewujudkan cita-citanya karena mereka anak-anak yang cerdas. Saya sudah lama rutin menyumbangkan buku-buku ke sini. Doakan saya tetap komitmen," ujar Pak Sugeng.
Pak Sugeng sejak akhir tahun lalu, tak lama setalah Taman Baca Tembok Lor III hadir, menjadi pemasok buku bacaan rutin. Dapat disebut: Pak Sugeng jadi 'toko buku' bagi Taman Baca Tembok Lor III.
Kerja ikhlas Pak Sugeng ingin membuat anak Indonesia cerdas pun bukanlah pepesan kosong. Ia rela merogoh uang pribadi untuk membeil buku bacaan baru bakal Taman Baca Tembok Lor III.
"Jangan berhitung materi dengan ilmu pengetahuan. Jika generasi penerus kita adalah orang-orang yang hebat dan pintar, kita juga yang bangga karena awalnya berkat niat keinginan diri kita," ucap Pak Sugeng.
Biasanya sore, usai selesai bertugas, Pak Sugeng menyempatkan menyambangi Taman Baca Tembok Lor III. Ia mendonasikan buku ke situ. Ada buku baru, ada juga bekas namun masih layak dibaca.
Tidak tampak raut wajah lelah dari Pak Sugeng saat mengantarkan buku-buku ke taman baca walaupun masih berseragam Polisi. Ia bahkan tak canggung membaca bersama anak-anak maupun bergurau. Meski mungkin saja pekerjaannya seharian begitu menumpuk dan meletihkan.
Bukan sekadar jadi donatur tetap buku-buku ke Taman Bacaan Tembok Lor III, Pak Sugeng juga ternyata kerap mengajari anak-anak kecil belajar membaca. Telah ada beberapa anak-anak yang akhirnya mampu membaca sebab diajari Pak Sugeng.
Pak Sugeng menyayangi anak-anak di Taman Baca Tembok Lor III seperti buah hatinya sendiri. Tak mengeluh. Tak pernah kesal. Tak mengharap imbalan.
Tujuan utamanya adalah tercipta anak-anak di kampung menjadi manusia berguna dan mencintai buku.
Pak Sugeng adalah oase kemanusiaan bagi dunia edukasi Indonesia. Ia selalu sumringah di tengah anak-anak yang membaca buku.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H