Mohon tunggu...
Michael Aditya
Michael Aditya Mohon Tunggu... Insinyur - Healer, Hypnotherapist, Neo NLP Practitioner, IT People

Start my career from motorcycle repair person, PPIC person in manufacturing, IT Practitioner, IT Enthusiast, Hypnotherapist and very interested in Self-Healing and Pure Consciousness.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengalaman Men-Transendensi-kan Level Kesadaran

10 Maret 2020   13:50 Diperbarui: 10 Maret 2020   16:25 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

10 Maret 2020

Ya begitulah kalau diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, tidak ada yang salah, hanya saja artinya tidak seperti yang dimaksudkan. Kami (Saya dan Istri) mengikuti sebuah Mentoring "Trancending Level of Consciousness" oleh Bang Aswar dari Pure Conscioudness Indonesia. Yang dilaksanankan di Semarang selama 2 hari (7-8 Maret 2020).

Kami belajar bersama dengan peserta yang lainnya yang mengikuti Mentoring ini. Pasti anda bertanya "Apasih itu Mentoring TLoC?". Kalau ditanya saya hanya bisa menjelaskan dari pemahaman saya yang sifatnya opni, karena setiap peserta yang hadir merasakan pengalaman yang berbeda-beda.

Mentoring TLoC bagi saya adalah bagaimana kita memandang segala sesuatunya bukan lagi dari yang mengalami tetapi sebagai yang mengamati (Observer) sehingga tidak lagi terjebak dan terserap dalam ruang-waktu. Kita bisa memandang tanpa membebani sebuah masalah dengan nilai-nilai yang kita sematkan pada sebuah masalah. Kita memandangnya murni, semua kejadian adalah positif. Mampu meberikan kemaknaan bagi pengalaman kehidupan kita sebagai manusia maupun sebagai spiritual being.

Memandang kehidupan sebagai sesuatu yang kualitatif bukan lagi yang kuantitatif, nilai-nilai ditetapkan berdasarkan kualitasnya, bukan lagi kepada kuantintasnya.

Tidak peduli berapa lama anda sudah hidup dan mengalami kehidupan, siapapun masih bisa melakukan perubahan ini.

Kehidupan Orang lain juga mewakili kehidupan kita (Anda dan saya)

Ini saya rasakan ketika saya menyaksikan seorang peserta yang maju dan sedang mengalami "Mentoring" untuk mentransendensikan Level Kesadarannya. Berbagai pengalaman di LoC 20-175, di sampaikan dengan detail oleh salah seorang peserta TLoC ini, yang dilakukan Bang Aswar hanya mencatat di flip chart dan menanyakan event-event yang dialami beserta emosi yang terkandung di dalamnya. 

Sebelum kelas Mentoring ini, sebelumnya saya sudah pernah mengikuti workshopnya PCI yang dilakukan di surabaya, kurang lebih saya punya gambaran bagaimana itu mentoring TLoC, sehingga konsepnya saya sudah pernah tahu.

Tapi kali ini di dalam Mentoring TLoC ini, lebih dalam lagi, sebuah deep interview di dalam level Experiencer yang sedang di mentoring tersebut. Kadang event-event yang di ceritakan juga terjadi di kehidupan peserta-peserta yang lainnya, maka kita merasakannya juga, baik emosinya maupun experience nya, ikut empati di dalam mentoring tersebut. Kepedihan, kesedihan, kemarahan kebencian dan segala macam emosi yang terkuak di dalamnya ikut merasakan keadaan tersebut, bagi mereka yang emosi dan experience nya terwakili.

Tidak Mau Rugi

Ini positif lho, karena anda harus mendapatkan apa yang sudah anda keluarkan. Artinya saya tidak mau melewatkan kesempatan untuk di Transendensikan Level Kesadaran saya.

Kalau sebelum saya maju, ada peserta yang memiliki event yang berupa relasi dengan keluarga, dan kalau saya diberi kesempatan untuk mengungkapkan event-event yang terkait uang. Sangatlah tepat dan sudah benar adanya. Memang bukanlah sebuah kebetulan lagi. Jadi saya ceritakan di sesi mentoring itu, bagaiman pengalaman saya terkait demgan uang dan bagaimana kehidupan saya dari kecil terkait dengan "Uang" dan perangkat yang bersamaan dengan "uang".

Disitulah mulai terungkap satu-persatu bahwa uang yang saya kenal merupakan sebuah persepsi yang tidak tepat di dalam life view saya, bahwa "kehilangan uang itu wajar", "uang itu untuk dihabiskan". Dan yang paling menohok adalah hidup itu bukan sekedar suvive, kita harus bisa berkarya di dalam kehidupan ini, bukan saja sekedar "hidup" tetapi memberikan kebermaknaan di dalamnya.

Ada beberapa event yang mampu menemukan jiwa yang terluka yang sebelumnya belum bisa saya temukan selama ini. Ada jiwa saya yang masih hidup di event itu, dia menuntut saya untuk diperhatikan, dengan cara mensabotase kehidupan saya tanpa saya sadari sehingga membentuk fenomena bola salju yang semakin lama akan semakin membesar dan semuanya saling berkaitan terhadap bagaimana saya memandang kehidupan ini, sehingga saya mengalami pengulangan-pengulangan, kesalahan demi kesalahan yang saya alami saling terkait satu sama lainnya.

Dengan ditemukannya jiwa yang ini, maka saya bisa bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, sedikit-demi sedikit hambatan kehidupan saya yang masih menahan saya untuk maju akan semakin terurai benang kusutnya, semuanya yang gelap dan tak nampak bisa semakin jelas, karena cahaya yang datang mampu meniadakan kegelapan yang saya alami di masa-masa yang sudah saya lewati. 

Memahami keadaan lebih baik, memandang hal-hal yang negatif menjadi sesuatu yang positif (bukan reasoning, melainkan understanding), menerima "mereka" apa adanya, membuka tangan dengan penuh cinta, memeluk jiwa-jiwa saya yang terluka, menerima dan mengakui jiwa-jiwa jiwa saya yang tersakiti, karena "Dia yang tersakiti telah kembali...."

Hidup Bukan Hanya Sekedar "Survive"

Iya ini yang saya terima pesan ilahinya. Saya bekerja bukan hanya untuk menerima gaji saja, tapi pengalamannya juga, ilmunya juga dan relasinya juga. Untuk itu saya tidak ingin membatasi diri saya dengan apa yang sudah saya terima saja, tapi saya mencari apa yang belum bisa saya wujudkan, "menyatakan" sebuah mimpi, bukan hanya sebuah angan-angan belaka, bukan lagi sebuah afirmasi belaka. 

Lebih tinggi dari itu mewujudkan harapan kita, itulah misi ilahi kita sebagai Spiritual Being, mampu mewujudkan tugas spiritual kita dengan menggunakan pemberian Tuhan yang paling dahsyat yaitu pikiran kita, kreativitas kita.

Hiduplah dengan hebat, bertumbuhlah dari dalam diri, karena sukses bukan hanya sekedar kemauan melainkan perwujudan itu sendiri.....

Bagaimana dengan anda? Saya yakin hidup anda akan lebih hebat dari sekarang, wujudkanlah......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun