Marah bisa Dihindarkan?
Bisa saja, asalkan bukan di tahan, karena jika sebuah emosi di timbun, terutama marah, pasti akan meledak di suatu poin dimana yang empunya sudah tidak mampu membendungnya lagi.Â
Bisa jadi orang ini marah-marah dan memaki-maki pengguna jalan lain bukan karena pengguna jalan lainnya tidak tertib atau melakukan kesalahan tehadap dirinya, bisa jadi orang ini sebelum berangkat dia sudah dimarahi oleh atasannya ketika di kantor, kemudian sebelum menunju parkiran untuk naik ke kendaraannya, orang ini ditelpon oleh istrinya yang menanyakan kenapa kok nggak pulang-pulang? Kenapa kok jam 6 sore masih di kantor, ngapain saja? Dan kalau sudah menjelaskan alasannya masih juga dimarahi.Â
Akhirnya karena tidak berani marah dengan atasan dan tidak berani marah dengan istri maka ketika di perjalanan menuju pulang ke rumah, orang ini terpicu oleh tindakan orang yang secara tidak sengaja memotong jalannya dan meledaklah marahnya, dan di maki-makilah pengguna jalan lain, dengan harapan yang di maki-maki tidak kenal dan kala ternyata yang di maki-maki membalas, biasanya memiliki kecenderungan untuk kabur.
Jadi bisa di cegah dengan merasakan marah atau gejolak emosi, cukup di akui saja bahwa dirinya sedang marah "Lho saya ini sedang marah..." akui bahwa diri saya marah karena..... di isi dengan alasan anda marah.Â
Kemudian ungkapkan kepada orang yang membuat anda marah dengan cukup dengan gesture atau ungkapan yang memberikan perhatian kepada yang membuat anda marah.Â
Kalau yang anda ajak bicara bisa menerima pendapat anda, katakan anda marah padanya, apa bila itu pimpinan atau atasan anda cukup ungkapkan dengan sedikit menaikkan volume bicara anda dengan beberapa penegasan kalinat yang menjadi perhatian. Ingat lakukan ini apabila anda memang benar dan anda yakin yang anda akan lakukan benar menurut anda.
Bagaimana caranya agar saya tidak mudah MARAH?
Mudah sekali, terima apa adanya keadaan ini. Ingat menerima keadaan bukan berati membiarkan hal salah terjadi dan yang benar di salahkan. Ungkapkan kebenaran, apabila masih disalahkan juga, cukup akui saja bahwa orang yang anda hadapi memang "aslinya" seperti itu, tidak bisa anda rubah untuk memiliki pemahaman yang sama dengan anda.
Sangat manjur apabila diucapkan dalam hati "Ya memang begitulah anda" yang artinya kita membebaskan diri dari belenggu keterserapan kita terhadap ruang dan waktu yang dia ciptakan.Â
Posisikan diri anda sebagai pengamat bukan sebagai yang mengalami (ini masih PR buat saya, karena sampai tulisan ini dibuat saya masih sering menjadi yang mengalami bukan yang mengamati).