Mohon tunggu...
Michael Aditya
Michael Aditya Mohon Tunggu... Insinyur - Healer, Hypnotherapist, Neo NLP Practitioner, IT People

Start my career from motorcycle repair person, PPIC person in manufacturing, IT Practitioner, IT Enthusiast, Hypnotherapist and very interested in Self-Healing and Pure Consciousness.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Identitas Diri

3 Maret 2020   17:50 Diperbarui: 3 Maret 2020   18:06 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Identifikasi Diri | dokpri

03-03-2020

Ketika saya ditanya oleh salah seorang petugas penerbangan mengenai identitas diri saya, pastilah hal pertama yang saya keluarkan adalah KTP (Kartu Tanda Penduduk), ini sudah menjadi sebuah pakem di dalam sebuah sistem administratif, di mana ketika kita di tanya "Tolong Identitasnya..." inilah yang pertama kita lakukan.

KTP = Anda?

Namun ketika anda ditanya untuk mengidentifikasikan diri anda, maka anda akan mulai dengan kata "Hmmmmm....." mengapa anda tidak bisa mengucapkan secepat anda mengeluarkan KTP anda? Jangan khawatir, saya kadang juga masih seperti itu. 

Mengapa kita agaknya sulit ketika diminta untuk mengidentifikasikan diri kita sendiri? Ketika kita ditanya "Tolong deskripsikan diri anda?" Segera kita berpikir "Apa ya?" mengapa?

Ada beberapa alasan mengapa seperti itu:

  • Karena kita tidak ingin menjawab sembarangan karena tidak ingin orang tersebut salah menilai siapa kita, "takutnya nanti kita salah bicara dan orang lain tidak suka dengan apa yang kita ucapkan".
  • Bisa jadi kita sendiri tidak tahu siapa kita ini sendiri itu siapa? Saya ini siapa? Pertanyaan yang belum terjawab, bahkan di usia yang sebagian orang menganggap sudah di usia dewasa.
  • Ada kalanya karena kita tidak ingin terbuka kepada orang yang sedang menanyakan hal itu kepada kita, kalau dipaksa untuk menjawab, bisa-bisa yang keluar adalah sebuah rekayasa, bukan diri kita yang sebenarnya yang ingin kita deskripsikan kepada orang tersebut.
  • Alasan lainnya, bisa saja karena kita tidak suka orang lain mengorek informasi mengenai pribadi kita dan banyak alasan lainnya yang bisa menjadi alasan kita tidak bisa menjawab secepat kita mengeluarkan KTP kita.

Sebuah Pengalaman Pribadi

Saya pernah berada pada tahap pencarian jati diri saya, pada saat saya lahir, Bapak saya sudah menyiapkan nama untuk saya, yaitu Michael Aditya Hendrawan. Di akte kelahiran dan di KTP saya sampai saat ini masih tertulis nama yang sama sejak saya lahir. Jadi di sekolah pun saya juga menggunakan nama itu, ketika saya SD juga menggunakan nama itu tidak menjadi masalah.

Problemnya ketika SMP kelas 1 saya seringnya dikenali sebagai "Aditya" bukan "Michael" nya karena bagi sebagian orang terutama yang asing dengan kata itu bagaimana membacanya, pasti akan kesulitan dan seringnya salah menyebutkannya menjadi "Michelle" lha emang saya cewek? Kemudian "Micel" emangnya "Mie sama Pecel", sampai akhirnya wali kelas saya memutuskan untuk memanggil saya dengan nama "Aditya" nama tengah saya.

Naik ke kelas 2 SMP, saya satu kelas dengan kakak kelas saya yang tidak naik kelas, namanya sama dengan saya "Aditya", "wah bisa bahaya ini" kata saya dalam hati. Bisa-bisa nanti dia yang mbolos, saya yang dicari guru BP. 

Dengan keadaan seperti itu maka saya memutuskan untuk menggunakan nama "Michael" untuk membedakan saya dengan dia yang namanya sama dengan saya. Karena kelas 2 itu di "Shuffle" dengan siswa kelas lainnya maka beberapa anak yang baru mengenal saya ya tahunya saya itu "Michael" bukan "Aditya" dan beberapa teman saya yang satu kelas di kelas satu SMP sering bingung, siapa ini "Michael", begitu dipanggil saya yang berdiri, baru mereka tahu "Ooooo".

Hal ini masih saya ulangi terus sampai SMA di mana ada beberapa teman yang memiliki nama sama dengan saya maka saya menggunakan nama saya yang lainnya. Bahkan jika masuk di sebuah komunitas baru dan saya ingin dikenal sebagai sosok baru maka saya sering menggunakan "Nama-nama" saya lainnya.

Mengganti Nama = Mengganti Peruntungan?

Saya tidak menggunakan term "Nasib" karena nanti akan panjang residunya, maka saya gunakan term Peruntungan. 

Apakah bisa mengubah nama akan mengubah "peruntungan", ya kalau di budaya jawa, anak yang lahir ke dunia dan kemudian sering sakit atau sering tertimpa "kesialan" sudah barang pasti penyebabnya adalah "keberatan nama" atau "namanya nggak cocok", macam-macam lah. Karena pada dasarnya nama lahir kita ini adalah label pertama yang kita terima ketika dilahirkan ke dunia ini. Identifikasi pertama kita yang kita terima.

Nama yang diberikan orang tua sudah mengandung doa dan harapan kelak si anak ini akan menjadi seperti apa atau akan bagaimana. Oleh karena itu penggantian nama itu adalah salah satu upaya memberikan label baru, identifikasi baru terhadap diri kita, dengan harapan yang baru, tentunya harus di ikuti dengan syukuran kalau orang jawa selalu lakukan, syukuran atas doa dan harapan baru yang disematkan bersamaan dengan identitas yang baru.

Apakah Mengganti Tanda Tangan = Mengganti Nama = Mengganti Peruntungan?

Ini murni jawaban pribadi saya, semua itu tergantung "Niat"-nya dan tergantung kepada pribadi masing-masing, jika seseorang mengganti tanda tangan dengan di-NIAT-kan untuk mengganti "dirinya" yang lama dengan yang baru dan benar-benar "laku"nya juga di-NIAT-kan untuk berubah, maka dengan Ijin dan Kuasa Tuhan maka "Peruntungan" juga akan berubah.

Jadi apakah dengan mengubah tanda tangan atau mengubah nama akan mengubah "peruntungan", jawaban saya tentu saja tidak serta-merta berubah.... ada kata pepatah modern yang mengatakan "tidak semudah itu Ferguso", karena ada beberapa hal yang harus diubah, karena tidak salah nama atau tanda tangan anda, sehingga anda memiliki "peruntungan" sedemikian rupa.

Masih ada warisan Leluhur, masih ada luka batin jiwa-jiwa kita yang dulu, masih ada hutang kebaikan yang kurang dilakukan....masih banyak lainnya lagi.

Jadi kalau saya tanya kembali "Coba identifikasikan diri anda siapa?" apakah anda sudah bisa menjawabnya secepat anda mengeluarkan KTP anda?

Identifikasi Diri | dokpri
Identifikasi Diri | dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun