Mohon tunggu...
Adi Firmansyah
Adi Firmansyah Mohon Tunggu... Lainnya - frelance dan konten kreator

saya seorang freelance dengan keseharian menjadi konten kreator di youtube dan beberapa artikel di website.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Blockchain Mengguncang Fondasi Sistem Moneter Global

9 September 2024   17:00 Diperbarui: 9 September 2024   17:10 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/kaya-banyak-uang-tajir-borjuis-5980585/

Blockchain dan Revolusi dalam Sistem Moneter Internasional

Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan manusia, dan sektor keuangan global tidak terkecuali. Salah satu inovasi paling signifikan dalam ranah keuangan adalah teknologi blockchain. Dianggap sebagai fondasi di balik mata uang kripto seperti Bitcoin, blockchain memiliki potensi besar untuk mengubah secara fundamental cara kita memahami, menggunakan, dan mengelola uang. Namun, transformasi yang ditawarkannya jauh melampaui sekadar transaksi kripto. Blockchain dianggap sebagai pengubah permainan untuk sistem moneter internasional, dengan kapasitas untuk meningkatkan keamanan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam transaksi keuangan global.

Apa itu Blockchain?

Blockchain, pada dasarnya, adalah buku besar digital yang terdesentralisasi. Alih-alih disimpan di satu tempat, seperti bank atau pusat data tunggal, data pada blockchain didistribusikan di ribuan komputer yang tersebar di seluruh dunia. Setiap kali transaksi terjadi, informasi tentang transaksi tersebut dimasukkan ke dalam "blok" baru yang akan dihubungkan dengan blok sebelumnya, membentuk "rantai" informasi yang aman. Salah satu elemen utama dari blockchain adalah bahwa setiap transaksi harus diverifikasi oleh jaringan komputer ini sebelum ditambahkan ke rantai, menjadikan teknologi ini sangat aman dan transparan.

Sifat terdesentralisasi dari blockchain berarti tidak ada otoritas tunggal yang mengendalikan sistem. Tidak seperti jaringan keuangan tradisional yang sering dikelola oleh bank sentral, pemerintah, atau lembaga besar lainnya, blockchain berjalan secara mandiri. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi langsung tanpa memerlukan perantara, yang tidak hanya menghemat waktu tetapi juga mengurangi biaya transaksi.

Karena keamanan, transparansi, dan efisiensinya, blockchain diakui sebagai alat revolusioner yang berpotensi mengatasi masalah yang telah lama dihadapi oleh sistem keuangan internasional, seperti transaksi lintas batas yang lambat, biaya tinggi, dan risiko penipuan. Namun, untuk memahami sepenuhnya bagaimana blockchain dapat mengubah sistem moneter internasional, penting untuk mengeksplorasi bagaimana teknologi ini bekerja dalam konteks ekonomi global dan keuangan.

Peran Blockchain dalam Sistem Moneter Internasional

Sistem moneter internasional telah berevolusi secara signifikan sejak awal abad ke-20. Dari standar emas hingga sistem Bretton Woods, dan akhirnya ke era mata uang fiat yang saat ini kita kenal, setiap fase perkembangan telah disertai dengan tantangan dan peluang unik. Dalam konteks ini, blockchain muncul sebagai inovasi terbaru yang menantang fondasi dasar dari sistem keuangan global yang sudah mapan.

Blockchain dapat merevolusi transaksi lintas batas, yang saat ini menjadi salah satu aspek paling lambat dan mahal dari sistem keuangan global. Di bawah sistem tradisional, transfer uang internasional sering kali melibatkan berbagai pihak perantara, seperti bank koresponden, yang menyebabkan proses transfer yang lambat dan biaya yang signifikan. Dengan blockchain, transaksi lintas batas dapat diselesaikan dalam hitungan menit atau bahkan detik tanpa memerlukan pihak perantara, yang menghemat waktu dan mengurangi biaya transaksi.

Selain efisiensi dalam transaksi lintas batas, blockchain juga menawarkan peningkatan transparansi dalam proses keuangan. Pada sistem keuangan tradisional, transaksi sering kali tersembunyi di balik sistem tertutup, yang dapat membuatnya rentan terhadap penipuan dan kesalahan. Blockchain, di sisi lain, menyediakan catatan transaksi yang dapat diakses oleh siapa saja di jaringan, menciptakan tingkat akuntabilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan dalam sistem moneter internasional tetapi juga membantu meminimalkan risiko kejahatan finansial, seperti pencucian uang dan pendanaan teroris.

Bank Sentral Digital: CBDCs dan Blockchain

Salah satu perkembangan yang paling signifikan dari blockchain adalah penerapan teknologi ini dalam bentuk mata uang digital yang diterbitkan oleh bank sentral, yang dikenal sebagai Central Bank Digital Currencies (CBDCs). Banyak negara telah mulai mengeksplorasi atau bahkan menerapkan CBDCs sebagai respons terhadap munculnya mata uang kripto swasta dan meningkatnya permintaan akan solusi pembayaran digital yang lebih efisien.

CBDCs adalah mata uang digital yang dikeluarkan dan didukung oleh pemerintah, berbeda dengan mata uang kripto seperti Bitcoin yang beroperasi secara independen dari otoritas sentral. Dengan menggunakan teknologi blockchain sebagai infrastruktur, CBDCs menawarkan kecepatan, keamanan, dan transparansi dalam transaksi keuangan, sambil tetap mempertahankan kontrol pemerintah terhadap kebijakan moneter.

China, misalnya, telah menjadi salah satu negara terdepan dalam pengembangan CBDC melalui proyek e-CNY (yuan digital). Dengan menggunakan teknologi blockchain, pemerintah China telah berhasil menciptakan mata uang digital yang dapat digunakan oleh masyarakat umum untuk transaksi sehari-hari. CBDC ini juga memungkinkan bank sentral untuk melacak pergerakan uang secara real-time, yang dapat membantu dalam pengendalian inflasi, kebijakan fiskal, dan pengawasan keuangan.

Adopsi CBDCs oleh negara-negara besar dapat mengubah sistem moneter internasional secara signifikan. Pertama, CBDCs dapat membuat transaksi internasional lebih cepat dan lebih murah karena tidak perlu menggunakan jaringan perbankan tradisional yang lambat dan mahal. Kedua, CBDCs dapat memberikan stabilitas yang lebih besar bagi negara-negara berkembang yang seringkali menghadapi fluktuasi nilai mata uang mereka sendiri. Dengan mengadopsi CBDCs yang didukung oleh mata uang kuat seperti dolar atau euro, negara-negara ini dapat melindungi diri dari volatilitas pasar global.

Namun, adopsi CBDCs juga memunculkan tantangan baru, terutama terkait dengan pengaturan dan pengawasan. Sementara teknologi blockchain dapat meningkatkan transparansi, pengawasan yang terlalu ketat dari pemerintah dapat menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan kontrol berlebihan atas kehidupan finansial individu. Selain itu, ada juga risiko bahwa negara-negara yang lebih kuat secara ekonomi dapat menggunakan CBDCs untuk mempengaruhi kebijakan moneter negara-negara berkembang, menciptakan ketidakseimbangan baru dalam sistem moneter internasional.

Mata Uang Kripto dan Blockchain: Tantangan dan Peluang

Selain CBDCs, perkembangan mata uang kripto yang didukung oleh teknologi blockchain juga telah menciptakan tantangan dan peluang besar dalam sistem moneter internasional. Bitcoin, Ethereum, dan mata uang kripto lainnya telah menarik perhatian dunia sebagai alternatif terhadap uang fiat tradisional. Dengan sifatnya yang terdesentralisasi, mata uang kripto menawarkan cara baru untuk mengelola dan mentransfer nilai tanpa perlu bergantung pada bank sentral atau pemerintah.

Meskipun mata uang kripto memiliki potensi untuk mengubah sistem moneter internasional, adopsinya masih relatif rendah dibandingkan dengan uang fiat tradisional. Salah satu alasan utamanya adalah volatilitas harga yang ekstrem yang sering kali menyertai mata uang kripto. Misalnya, nilai Bitcoin bisa berfluktuasi dalam hitungan jam, yang membuatnya kurang cocok sebagai alat penyimpan nilai yang stabil.

Selain itu, kurangnya regulasi yang jelas terkait mata uang kripto telah menjadi hambatan utama bagi adopsi secara luas di pasar keuangan global. Beberapa negara telah melarang penggunaan mata uang kripto, sementara yang lain memilih untuk menerapkan regulasi yang ketat untuk mengawasi penggunaannya. Regulasi yang tidak konsisten ini menciptakan ketidakpastian yang besar bagi investor dan pelaku bisnis, yang pada akhirnya membatasi potensi mata uang kripto sebagai alternatif serius bagi uang fiat.

Namun demikian, banyak yang berpendapat bahwa teknologi blockchain yang mendasari mata uang kripto tetap memiliki potensi besar untuk digunakan dalam sistem moneter internasional. Salah satu area yang menarik adalah "smart contracts" yang memungkinkan perjanjian keuangan dijalankan secara otomatis berdasarkan kondisi tertentu. Dalam konteks perdagangan internasional, smart contracts dapat membantu menyederhanakan dan mengamankan transaksi, mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga, dan mempercepat proses penyelesaian.

Selain itu, meskipun volatilitas harga menjadi masalah bagi mata uang kripto seperti Bitcoin, munculnya stablecoins---mata uang kripto yang nilainya dipatok pada aset stabil seperti dolar AS atau emas---telah menawarkan solusi untuk masalah ini. Stablecoins dapat memberikan stabilitas yang lebih besar, sambil tetap memanfaatkan keunggulan teknologi blockchain, seperti efisiensi dan keamanan.

Masa Depan Blockchain dalam Sistem Moneter Internasional

Seiring berjalannya waktu, semakin jelas bahwa blockchain tidak hanya merupakan tren sementara, melainkan teknologi yang akan terus berperan dalam transformasi sistem moneter internasional. Namun, masa depan blockchain tidak hanya bergantung pada inovasi teknologi, tetapi juga pada bagaimana pemerintah, bank sentral, dan lembaga keuangan besar beradaptasi dengan perubahan yang dihadirkan teknologi ini.

Salah satu faktor utama yang akan menentukan keberhasilan blockchain dalam sistem moneter internasional adalah regulasi. Pemerintah di seluruh dunia masih mencoba mencari cara terbaik untuk mengatur teknologi ini tanpa menghambat inovasi. Di satu sisi, regulasi yang terlalu ketat dapat memperlambat adopsi blockchain dan menghambat potensinya untuk membawa perubahan positif dalam sistem moneter global. Di sisi lain, regulasi yang terlalu longgar dapat membuka pintu bagi penyalahgunaan, seperti pencucian uang, penipuan, dan pendanaan terorisme.

Untuk memastikan bahwa blockchain dapat berkontribusi pada stabilitas dan inklusi keuangan global, dibutuhkan pendekatan regulasi yang seimbang dan kooperatif di antara negara-negara. Selain itu, penting juga bagi lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk memainkan peran dalam menetapkan standar global yang mengatur penggunaan blockchain dan mata uang kripto dalam sistem moneter internasional.

Di masa depan, kita mungkin  akan melihat campuran antara teknologi blockchain dan sistem keuangan tradisional. Bank sentral mungkin mengadopsi elemen-elemen blockchain untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka, sementara lembaga keuangan swasta terus mencari cara untuk menggunakan teknologi ini untuk mengembangkan produk dan layanan baru. Pada akhirnya, blockchain dapat berfungsi sebagai infrastruktur yang mendukung sistem moneter internasional yang lebih inklusif, efisien, dan transparan.

Blockchain telah membawa revolusi besar dalam sistem moneter internasional dengan menawarkan cara baru untuk mentransfer, menyimpan, dan mengelola nilai. Dari efisiensi transaksi lintas batas hingga penciptaan CBDCs, teknologi ini memiliki potensi untuk merombak fondasi dasar dari sistem keuangan global. Namun, tantangan tetap ada, termasuk masalah regulasi, stabilitas harga mata uang kripto, dan ketidakpastian tentang dampaknya pada kebijakan moneter tradisional.

Pada akhirnya, masa depan blockchain dalam sistem moneter internasional akan ditentukan oleh bagaimana teknologi ini diadopsi dan diintegrasikan oleh pemerintah, bank sentral, dan lembaga keuangan global. Meskipun jalan ke depan mungkin penuh dengan tantangan, potensi blockchain untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam sistem keuangan dunia membuatnya layak untuk terus diperhatikan. Blockchain mungkin bukan solusi untuk semua masalah dalam sistem moneter internasional, tetapi pasti akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan ekonomi global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun