Mohon tunggu...
Adi Firmansyah
Adi Firmansyah Mohon Tunggu... Lainnya - frelance dan konten kreator

saya seorang freelance dengan keseharian menjadi konten kreator di youtube dan beberapa artikel di website.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Era Digital dan Masa Depan Uang Tunai

8 September 2024   05:00 Diperbarui: 8 September 2024   05:07 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://www.pexels.com/id-id/foto/pemasaran-pria-laki-laki-lelaki-7567550/

Masa Depan Uang Tunai: Apakah Era Tanpa Uang Kertas Sudah Dekat?

Perkembangan teknologi dalam beberapa dekade terakhir telah membawa perubahan signifikan pada cara kita bertransaksi dan memandang uang. Di tengah maraknya inovasi dalam dunia pembayaran digital, dari kartu kredit hingga dompet digital seperti PayPal, Apple Pay, dan Alipay, muncul pertanyaan yang semakin relevan: apakah kita mendekati era di mana uang tunai -- uang fisik dalam bentuk kertas dan logam -- akan sepenuhnya menghilang?

Kecenderungan menuju masyarakat tanpa uang tunai (cashless society) telah menjadi subjek perdebatan sengit di antara para ekonom, pemerintah, dan masyarakat umum. Negara-negara seperti Swedia dan China telah mengambil langkah besar dalam mengurangi penggunaan uang tunai, sementara di banyak negara lainnya, terutama di negara-negara berkembang, uang tunai masih menjadi andalan utama dalam transaksi sehari-hari. Meski perubahan ini tampak tidak terelakkan, ada berbagai faktor yang mempengaruhi transisi ini, termasuk implikasi ekonomi, sosial, dan politik yang kompleks.

Kemajuan Teknologi dan Pengurangan Penggunaan Uang Tunai

Penggunaan uang tunai telah menurun tajam di banyak bagian dunia, terutama di negara-negara maju. Di Swedia, salah satu negara paling progresif dalam hal digitalisasi ekonomi, transaksi dengan uang tunai hanya menyumbang 1-2% dari total transaksi ekonomi. Banyak toko, restoran, dan bahkan transportasi umum telah berhenti menerima pembayaran tunai sama sekali, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko pencurian.

Perkembangan teknologi keuangan (fintech) telah memainkan peran penting dalam mempercepat pergeseran ini. Aplikasi pembayaran digital, kartu kredit, kartu debit, dan sistem pembayaran daring telah membuat transaksi lebih cepat, aman, dan mudah dibandingkan dengan uang tunai. Selain itu, pembayaran digital menawarkan fleksibilitas dan kenyamanan yang sulit ditandingi oleh uang tunai, terutama dalam ekonomi yang semakin didorong oleh e-commerce dan layanan berbasis teknologi.

Dalam konteks global, beberapa negara, seperti China, telah mendorong penggunaan dompet digital secara besar-besaran. Alipay dan WeChat Pay telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat China, di mana lebih dari 80% transaksi ritel dilakukan secara digital. Bank-bank sentral di berbagai negara juga mulai mempertimbangkan pengembangan mata uang digital bank sentral (CBDC), yang akan menjadi bentuk digital dari uang fiat tradisional, yang diatur dan dikendalikan oleh pemerintah.

Namun, meski perkembangan teknologi ini terus mendorong dunia ke arah masyarakat tanpa uang tunai, pertanyaan tentang apakah ini akan menjadi realitas global masih belum terjawab sepenuhnya. Ada berbagai tantangan yang harus diatasi sebelum masyarakat tanpa uang tunai dapat terwujud secara luas.

Keuntungan Masyarakat Tanpa Uang Tunai

Beralih ke masyarakat tanpa uang tunai menawarkan sejumlah keuntungan yang menarik. Salah satu keuntungan utama adalah peningkatan efisiensi dalam transaksi. Tanpa uang tunai, transaksi menjadi lebih cepat dan mudah, baik untuk konsumen maupun pedagang. Tidak perlu repot menghitung uang, memberikan kembalian, atau membawa uang tunai yang banyak. Pembayaran elektronik juga mengurangi risiko pencurian dan kehilangan uang, karena tidak ada bentuk fisik yang perlu diamankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun