Terlepas dari dampak yang mungkin timbul, Indonesia semestinya dapat belajar dari kondisi keretakan masyarakat ekonomi/politik Eropa, untuk lebih memerhatikan kepentingan bersama dalam kerjasama yang saling menguntungkan dengan negara-negara di ASEAN, terutama dengan berlangsungnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Berbeda dengan Uni Eropa, MEA bercita-cita dalam integrasi ekonomi dan keuangan tanpa serikat moneter atau integrasi politik. Justru dengan adanya kegalauan ekonomi serta politik pasca-Brexit, penguatan ekonomi regional ASEAN mendapat peluang yang lebih cerah. Ingat! Dengan lebih dari 600 juta orang, potensi pasar ASEAN lebih besar dari Uni Eropa atau Amerika Utara (ASEAN Integration and the Private Sector, ADB Vice-President Stephen Groff, Berlin 2014).
Indonesia sebagai emerging market harus dapat mengambil kesempatan dan mengejar ketinggalan. PARA Syndicate mencatat, tanpa adanya fenomena Brexit sekalipun, Indonesia masih memiliki segudang pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk menghadapi MEA yang telah berjalan (MEA Sebentar Lagi Kok Gaungnya Sepi, L. Bekti Waluyo, Scrutiny 2015) Infrastruktur dan tenaga ahli/terampil adalah aspek yang paling mendapat sorotan, karena infrastruktur yang terbangun akan meningkatkan nilai jaringan produksi baik rantai yang telah ada maupun yang baru.
Jika ASEAN dapat disebut sebagai salah satu (negara) pelaku ekonomi, itu akan menjadi yang terbesar ketujuh di dunia dengan produk domestik bruto gabungan sebesar $2,4 triliun pada 2013. Ini bisa menjadi terbesar keempat pada tahun 2050 jika tren pertumbuhan terus berlanjut. Asian Development Bank dalam publikasi Juli 2014 menggambarkan “economic size” memberikan keuntungan yang signifikan dalam mempercepat pertumbuhan dan mendorong pembangunan. Ada yang masih meragukan Indonesia yang “kaya dan besar”?
Dengan memperkenalkan reformasi struktural secara nasional serta mengambil tindakan berani dalam scope regional akan memperdalam integrasi ekonomi, dan menjadi pesaing yang layak diperhitungkan bagi negara-negara Uni Eropa, Asia, maupun Amerika. Jadi, untuk apa dipusingkan dengan keluarnya Great Britain dari European Union, jika Indonesia dengan ASEAN Economic Community-nya menjadi ‘ekonomi’ yang akan membuat Eropa dan Amerika pusing kepala? (Ad Agung - PARAsyndicate.org)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H