Mohon tunggu...
Toni Aprianto
Toni Aprianto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menebak Langkah Kuda AHY

25 April 2017   16:21 Diperbarui: 26 April 2017   01:00 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Merahputih.com

Saat nonton acara Aiman di Kompas TV dengan judul langkah kuda Agus Yudhoyono, tergelitik pikiran saya untuk mencoba menebak langkah dan rencana anak muda bernama lengkap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut.

Dengan prestasi dan karir yang bagus, seorang AHY berani ambil resiko untuk terjun ke panggung politik. Langkah tersebut bagi masyarakat kecil seperti saya adalah keputusan paling beresiko dan tidak sepadan. Jika AHY bertahan, tentu peluang untuk menjadi pemimpin TNI tentu akan sangat besar. Sedangkan maju di Pilkada boleh dikatakan belum ada kepastian, dan hasilnya kita sama-sama tahu kalau AHY gugur pada putaran pertama.

Hampir sama dengan apa yang ditanyakan Aiman, saya juga penasaran menyesalkah AHY mundur dari TNI sekarang?. Jawaban yang disampaikan AHY diluar dugaan saya, dia mengatakan kalau dia tidak mundur dari institusi yang melahirkan dan menempa nya tersebut. AHY mengaku hanya tempat pengabdiannya saja berganti, dari dalam lingkungan TNI menjadi diluar lingkungan TNI.

Menarik jawabannya tersebut, karena dari jawaban itu saya mencoba menebak kalau TNI yang dimaksud AHY disini adalah jiwa prajurit bukan seragam prajurit. Dan menurut pemahaman saya, prajurit adalah putra-putri terbaik bangsa yang rela mengorbankan jiwa dan raga nya demi Negara yang dicintai. Dan untuk mengabdikan diri bagi ibu pertiwi bisa dengan status apapun, mulai dari petani, buruh, perawat, tentara hingga pejabat Negara.

Aiman menurut saya juga mencoba menjebak AHY dengan pertanyaan apakah Capres 2019 atau 2024?. Pertanyaan itu mungkin tidak mewakili saya sendiri saja, tapi juga banyak publik yang ingin tahu langkah AHY kedepan seperti apa.

AHY menurut saya cerdas menanggapi pertanyaan itu. Dia tidak secara gamblang menyampaikan apakah konsolidasi yang dia lakukan saat ini targetnya adalah Capres 2019 atau 2024. AHY kembali menegaskan memberikan yang terbaik terhadap kemajuan bangsa dan punya kontribusi positif merupakan targetnya.

Tapi dari beberapa pertanyaan pilihan yang diberikan Aiman, saya sedikit mendapatkan gambaran. Contohnya AHY lebih memilih kehormatan dibandingkan kemenangan. Dari jawaban itu saya bisa simpulkan dia tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai kemenangan, untuk hal ini saya yakin Aiman mengarahkan pertanyaan ini terkait dengan kompetisi dalam bidang politik.

Kalau bicara peluang, sebenarnya dalam kacamata saya seorang AHY bisa berkompetisi pada pentas politik nasional pada tahun 2019 mendatang. Dia punya modal kepopuleran, cerdas, berprestasi, punya kedekatan dengan partai politik dan punya basis massa yang tidak sedikit.

Dengan sisa waktu 2 tahun kedepan, sangat memungkinan untuk AHY terus menarik simpati penduduk Indonesia terutama generasi muda. Apalagi dia mempunyai keuntungan dari nama besar seorang SBY, dengan mentor sekelas SBY tentu AHY akan semakin matang dan bijak dalam dunia politik.

Jikapun AHY dinilai terlalu dini maju sebagai Capres, maka dia akan menjadi Cawapres paling potensial. Siapapun yang dia dampingi akan mendapatkan keuntungan berlipat, kalau boleh saya katakan dua orang berkualitas Capres menjadi satu kubu. Ini bakal membuka peluang menang semakin besar. Lihat saja hasil survei Indo Barometer Maret yang lalu, dari hasil tersebut jelas kalau AHY menempati posisi ketiga dibawah Petahana Jokowi dan Prabowo.

Tapi apakah AHY akan mengambil keputusan tersebut?. Mungkin hampir sama dengan Pilkada DKI, AHY juga tidak menyangka atau mengira dalam hitungan jam kehidupannya berubah. Saat dia masih berada di Australia dalam tugas sebagai prajurit, dia mendapatkan tawaran dan itu didetik-detik terakhir menjelang pendaftaran. Artinya keputusan apapun bisa terjadi disaat detik-detik penentuan.

Makanya judul yang dipilih Aiman dalam acara tersebut "Langkah Kuda seorang AHY" sangat tepat menurut saya. Karena dalam catur kuda mempunyai keistimewaan, satu-satunya bidak yang dapat melangkah melewati bidak yang lain. Kuda langkahnya sulit ditebak dan sangat diperhitungkan.

Kalau kita mengambil dari sisi tenaga, kata kuda bisa mengambarkan tenaga yang kuat, konsisten dan punya kecepatan. Entah itu alasan Aiman memilih saya juga tidak tahu, tapi menurut saya pemilihan kalimat itu cerdas. AHY sosok yang muda, energik, suka olahraga dan punya kecepatan.

Menarik kita tunggu, langkah kuda AHY dalam dunia yang baru dia geluti saat ini. Menjadi prajurit tanpa seragam dan kartu anggota demi bangsa dan Negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun