Mohon tunggu...
Acis Sinurat
Acis Sinurat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

☀ pagi siang sore malam | carilah yang paling kata, biar sama seperti kataku .

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu Berpintu

27 Oktober 2013   13:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:58 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Rindu telah menarikku masuk ke dalam dimensi imajinasi. Berandai-andai membunuh sepi.Tampaknya kau telah lelah berteriak dalam jarak. Otakku kini penuh dengan kata “seandainya”, “kalau” dan “jika”, seolah sedang menetang titah raja kehidupan. Semoga ada ampun untukku. Aku hanya mencoba mencari hiburan.

Rindu adalah ruang yang panjang, dan kita ada di masing-masing ujungnya. Terpisah tapi tak benar-benar terpisah. Masih berada dalam satu ruang yang sama, cinta.

Rindu itu tak bersekat, tak berpintu, juga tak berjendela. Tapi bukan berarti itu akan menjadi lebih mudah. Mau lewat mana?

Aku selalu membayangkan, rindu kita berpintu. Dengan kamu mengetuknya, aku akan tahu seberapa besar kamu merindu. Dan yang pasti, akan ada jalan untuk kembali pulang.

Jika rindu berpintu, seberapa sering kamu akan mengetuknya untukku?

Jika rinduku berpintu, aku akan menutupnya rapat. Bukan tak ingin kamu langsung membukanya, hanya saja aku tak mau orang lain yang melakukannya.

Jika rindu berpintu, pastikan yang kamu ketuk adalah pintu yang benar.

Jika rindu berpintu, mungkinkah aku akan mudah lapar? Karena berlarian berkali-kali membuakakannya untukmu butuh energi besar.

Jika rindu berpintu, mungkin juga setelah itu tidak ada lagi rindu. Hanya bertemu dan bertemu.


Jika rindu berpintu, mau apa kau?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun